[Sinopsis] My Wife Is a Gangster 3 Part 2-End
Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Ki-chul menemui bos Yang. Sesampainya di sana ia melihat Chopper dan anak buahnya telah menghadap boss yang dalam keadaan luka-luka.
Bos Yang memberi Chopper sebatang rokok untuk dihisap.
"Ringkas saja. Jangan ikut campur lagi dalam bisnis kami"ujar bos Yang pada Chopper. "Ada yang bilang kalau Yeoju adalah tempat yang bagus untuk pension. Jika kutemui kau lagi di Seoul. Kita bertarung berdasarkan hokum". Lalu bos Yang menyuruh Chopper pergi, Chopper yang duduk di kursi roda di dorong oleh anak buahnya. Ki-chul memberinya penghormatan yang terakhir.
"Han Ki-chul"panggil bos Yang.
"Ya, boss!".
"Pindah ke posisimu".Ki-chul geser menyamping melewati dua orang, namun bos Yang memberinya aba-aba agar geser lagi, melihat orang yang akan dilewati bertampang seram Ki-chul kembali geser dua langkah dan lagi-lagi bos Yang menyuruhnya geser lagi, Ki-chul terus bergeser sampai melewati orang terakhir yang menjadi atasan Ki-chul. Ki-chul pun menyepil disitu namun bos Yang menyuruhnya geser kembali, jadi intinya itu Ki-chul jadi bos kedua aka bos kecil dibawah bos Yang hehehe.
Ki-chul awalnya agak sungkan dengan atasan Ki-chul namun bos besar Yang tetap menyuruhnya geser menempati posisi bos kecil :XD.
"Ada masalah?"tanya bos Yang.
"Tidak, bos"jawab mantan atasan Ki-chul. Kedua anak buah Ki-chul tersenyum dengan posisi baru bos mereka.
"Bos! Aku akan berusaha sebaik-baiknya"ucap Ki-chul pada mantan bosnya seraya memberi hormat.
"Bicaramu seperti bos saja"sahut bos Yang, Ki-chul dan mantan bosnya agak terkejut namun bos Yang menatapnya dengan tajam, mau tak mau Ki-chul harus bersikap layaknya bos hehehe.
"Teruskan kerja bagusmu"ujar Ki-chul seraya menepuk pundak mantan bosnya.
"Ya, bos"jawab bos kecil yang lain.
"Kenapa kau tidak menjawab?"tanya bos Yang pada mantan bos kecil.
"Ya,bos"jawab mantan bos kecil. Kedua anak buah Ki-chul bergeser berdiri di samping Ki-chul.
"Siapa mereka?"tanya bos Yang.
"Anak buahku, bos"jawab Ki-chul memperkenalkan kedua anak buahnya.
Sementara itu di Hong Kong, mafia Choi menyuruh pembunuh bayaran untuk membunuh Aryoung. Mafia Choi juga menyuruh anak buahnya untuk membiarkan Hwabaekryun tahu kalau dia mengirim pembunuh.
Ki-chul dan Aryoung ditemani kedua anak buahnya plus Yon Hi jalan-jalan di pertokoan, Ki-chul terlihat sibuk memilihkan syal untuk Aryoung tanpa mereka ketahui ada yang mengintai mereka. Lalu mereka melewati tempat penjual boneka.
"Kau tidak mau boneka?"tanya Yon Hi. "Hanya 1000 won".
"Tidak"jawab Aryoung, namun Yon Hi menerjemahkan lain, sepertinya yang mau boneka Yon Hi ni wkwkwk.
"Dia bilang boneka itu lucu"ujar Yon Hi pada Ki-chul dan kedua anak buahnya, Ki-chul dan kedua anak buahnya terlihat enggan namun Yon Hi memberinya isyarat agar cepat.
"Kau menunggu apa?"seru Ki-chul pada kedua anak buahnya.
Do Mi maju terlebih dulu dan menembak namun sedikit meleset dan tak mengenai bonekanya.
"Sedikit lagi. Ini karena senjatanya"gerutu Do Mi. Giliran Ki-chul yang akan menembak.
"Kau tidak bisa menembak dengan baik, bodoh?"ejek Ki-chul.
Ki-chul bersiap menembak dengan petunjuk Do Mi bersamaan dengan itu orang yang mengintai Aryoung juga bersiap menembak mereka. Dan doorrrrrrrrr tembakan tepat mengenai boneka yang diincar namun boneka itu terkena tembakan peluru asli, peluru yang dibidikkan ke arah Aryoung, Aryoung tak terkena karena ia meleng saat peluru mengarah ke kepalanya. Aryoung menyadarinya, ia bergegas pergi mencarinya. Kedua anak buah Ki-chul dan Yon Hi memuji Ki-chul.
Di sebuah gang, Aryoung melangkah waspada.
"Keluar"serunya. Lalu keluarlah pembunuh bayaran suruhan mafia Choi dan dua anak buahnya.
"Apa Choi Guk Chong mengirimmu?"tanya Aryoung.
"Kau seperti yang dikabarkan. Kita tidak punya banyak waktu"jawab sang pembunuh seraya menghampiri Aryoung bersama kedua anak buahnya.
Ki-chul dan kedua anak buahnya sampai di gang tempat Aryoung berada.
"Apa yang direncanakannya sekarang? Mereka seperti orang yang dikirim Chopper?"tanya Gong Chi seraya mengikuti Ki-chul yang mendekat ke arah Aryoung.
"Kau membuat pilihan yang salah, dasar bodoh"seru Do Mi. Pembunuh bayaran menahan kedua anak buahnya agar berhenti mendekat ke arah Aryoung.
"Semuanya jangan ikut campur"ujar sang pembunuh dalam bahasa China, lalu salah satu anak buahnya mengeluarkan pistol.
"Apa itu senjata?"tanya Do Mi. "Ayo tembak!"tantang Do Mi, Ki-chul dan yang lainnya tetap melangkah maju.
"Jangan mendekat!"seru Aryoung, karena sudah diperingatkan dan malah menantang agar menembak, maka anak buah sang pembunuh mengeluarkan tembakannya.
Yon Hi berteriak, Ki-chul dan kedua anak buahnya kaget.
Aryoung segera berbalik dan menyuruh semuanya lari.
"Lari, bodoh!"seru Yon Hi, kedua anak buah Ki-chul lari menyusul Yon Hi. Ki-chul yang masih terdiam ditarik Aryoung, keduanya pun berlari namun para pembunuh bayaran tetap menembaki. Peluru melesat mengenai lengan Aryoung, Ki-chul menuntun Aryoung berlari.
Mereka beristirahat sebentar di tempat yang aman dari kejaran pembunuh.
"Kau lihat senjata itu?"tanya Do Mi.
"Ya!".
"Peluru bergerak cepat di depan mukaku"tambah Yon Hi seraya menarik tangan Do Mi, namun segera melepaskannya begitu sadar hahaha.
Ki-chul menelepon bos besarnya melapor bahwa mereka dikejar suruhan Chopper, Ki-chul salah paham padahal mereka kan suruhan orang untuk membunuh Aryoung.
"Bos, Chopper mulai bergerak lagi. Dia mengirim pembunuh bayaran"lapor Ki-chul, namun nampaknya bos Yang tak percaya.
"Mereka menembaki kami dengan senjata. Kau tahu, senjata untuk membunuh"seru Ki-chul di telepon, namun bos Yang masih tak percaya.
"Bagaimana bisa aku memeriksa itu asli atau tidak. Kau mau memeriksanya setelah aku mati?"cecar Ki-chul. Bos Yang mulai mengerti,ia menyuruh Ki-chul bersembunyi dulu, begitu pula Ki-chul menyuruh bosnya bersembunyi juga dan menutup teleponnya.
Ki-chul menghampiri yang lainnya.
"Melihat mereka membawa senjata, sepertinya mereka professional"ujar Ki-chul.
"Hampir saja kita mati"sahut Gong Chi.
"Tapi kenapa mereka menembaknya juga?"tanya Do Mi menunjuk ke arah Aryoung.
"Mungkin mereka mengira dia pacarku"jawab Ki-chul pd bwahahaha.
"Bos, apa yang akan kau lakukan?"tanya Gong Chi.
"Dengar baik-baik. Aku yang mereka incar. Apapun yang terjadi aku tidak akan membiarkan kalian terluka karena aku"jelas Ki-chul. "Aku akan membuat mereka pergi. Setelah itu akan kutemui kalian di rumah".
"Pahlawan"ucap Gong Chi.
"Penyelamatku"sahut Do Mi.
Ki-chul segera pergi untuk mengalihkan perhatian para pembunuh bayaran.
Dengan sok pede Ki-chul keluar dari gang dengan bertolak pinggang, namun saat ia menoleh dilihatnya dua pembunuh bayaran ia segera menjauh. Setelah agak jauh ia berteriak untuk mengalihkan perhatian para pembunuh bayaran, Ki-chul berlari namun kedua pembunuh bayaran tak mengejarnya hahaha malah mengajak temannya pergi.
"Ke mana mereka pergi?"guman Ki-chul. "Hey!"teriaknya.
Do Mi mencoba mengobati luka Aryoung, Ki-chul sampai di rumah denan kesal.
"Bos"sapa kedua anak buahnya.
"Aku menyuruh mereka pergi"ujar Ki-chul.
"Tapi mereka terus mengikuti kami…"lapor Gong Chi.
"Mungkin mereka tidak melihatku"jawab Ki-chul.
"Bukankah kita seharusnya ke rumah sakit?"tanya Yon Hi.
"Tidak apa-apa. Dia hanya tergores"jawab Ki-chul. Lalu Ki-chul menyuruh Yon Hi membeli obat.
"Obat apa yang kau inginkan?"tanya Yon Hi.
"Obat apa?. Pil pengendali kehamilan untuk luka tembak"ujar Ki-chul.
"Jadi beli pil untuk luka tembak?".
"Apa kau sebodoh itu? Ambil beberapa disinfektan!"teriak Ki-chul.
Yon Hi pun melangkah pergi namun kembali berbalik.
"Omong-omong. Kenapa kau terus berteriak padaku?"sindir Yon Hi.
"Apa?"
"Aku tidak ingin mengatakan ini,tapi dia (Aryoung) menganggapku teman baiknya"ancam Yon Hi lalu melangkah pergi.
"Dia lebih menakutkan dari pada pembunuh itu"guman Ki-chul.
"Jika kita bertemu mereka lagi, kita suruh mereka menembahnya duluan"usul Gong Chi.
"Jaga bicaramu"sahut Do Mi.
"Bos, aku punya firasat buruk"lapor Gong Chi.
"Mengenai apa?"
"Bagaimana jika orang ingin membunuhmu adalah bos besar?"bisik Gong Chi.
"Apa? Bos besar?"
"Hanya bos besar yang bisa menyewa pembunuh seperti mereka"pikir Gong Chi.
"Tapi kenapa aku?"tanya Ki-chul.
"Kau tahu politik geng. Kau terlalu besar untuk bos besar. Jika memang dia, berarti diam di sini berbahaya".
Dan tiba-tiba Yon Hi datang tergesa-gesa.
"Mereka ada di sekitar sini"lapor Yon Hi.
"Benarkah?"tanya Ki-chul.
"Ya, berakhir sudah"jawab Yon Hi.
"Aku punya ide. Pergi bersama-sama itu berbahaya. Jadi kalian berdua pergi dengannya. Aku pergi dengan Aryoung"tukas Ki-chul.
Lalu mereka terpisah, Ki-chul bersama Aryoung mengendarai mobil Ki-chul. Sementara itu kedua anak buahnya dan Yon Hi dibiarkan mencari kendaraan lain.
"Berpencar dulu untuk sekarang. Aku hubungi kau nanti"pesan Ki-chul"pesan Ki-chul.
"Apa lagi yang kau tunggu, bodoh?"gerutu Yon Hi pada kedua anak buah Ki-chul. Lalu Yon Hi mengajak keduanya naik taksi yang tak jauh dari mereka,kasian banget ampe penumpang sebelumnya diseret keluar sampai terjatuh padahal sudah mau turun hahaha. Begitu mobil pembunuh datang Ki-chul segera melesat pergi, namun mobil para pembunuh mengikutinya.
"Kenapa mereka membuntuti kita?"gerutu Ki-chul. "Pegang dengan erat!"seru Ki-chul yang mengerem karena berada ditikungan.
Mobil pembunuh tepat berada di belakang taksi yang di naiki kedua anak buah Ki-chul dan Yon Hi. Yon Hi sampai ribet cari posisi duduk hahaha.
"Itu senjata api! Merunduk!"seru Gong Chi melihat para pembunuh mengeluarkan senjata api.
Namun mereka hanya melewati mobil anak buah Ki-chul, para pembunuh malah menembaki mobil Ki-chul.
Kaca belakang mobil Ki-chul kena, para pembunuh terus mengejar Ki-chul walaupun sempat terhalang robohan tumpukan kardus.
"Pergi! Kejar mereka!"seru Gong Chi pada Do Mi yang menghentikan mobilnya.
Mereka pun mengejar para pembunuh yang sudah di depan mereka.
"Dasar bodoh! Kenapa kau mengejar mereka?"seru Yon Hi.
"Hey, dia benar"tukas Do Mi. Ya, iyalah masa malah gantian ngejar pembunuh hahaha. Do Mi pun berbelok arah tak mengejar mobil bosnya.
"Kita berhasil kabur dari mereka"ujar Ki-chul.
"Aku yang mengendarai"sahut Aryoung.
"Apa?"tanya Ki-chul
"Tukar tempat duduk"
"Tidak, sekarang tidak apa-apa"jawab Ki-chul, namun Aryoung tak peduli ia tetap yang ingin mengendarai mobilnya.
Aryoung mengambil alih kemudi, ia duduk dipangkuan Ki-chul dan menyetir hahaha.
Dan ternyata mobil para pembunuh menghadang mereka di depan.
Aryoung pun menyetir mundur, karena ia susah melihat ke belakang, kepala Ki-chul jadi korban. Aryoung mengerem mendadak saat bersiap berbelok sampai kepala Ki-chul tak berbentuk (?).
Dan parahnya Ki-chul salah pegang, ia malah pegang dada Aryoung hahaha.
"Apa yang kau pegang?"seru Aryoung lalu melepaskan tangan Ki-chul.
Aryoung menampar Ki-chul karena posisi mereka dalam keadaan nggak banget, lha masa Aryoung menyetir di pangkuan Ki-chul hahahaha.
Mereka pun berbelok saat di depan mereka ada truk pembawa alat berat, namun dihadapan mereka sekarang adalah tanjakan menurun.
"Ada apa?"tanya Ki-chul, saat Ki-chul ikut melihat yang di depan mereka tanjakan ikut terkejut.
Mereka pun dikagetkan dengan mobil para pembunuh, Ki-chul segera menyuruh Aryoung menjalankan mobil. Mereka pun menuruni tanjakan curam tersebut dengan posisi duduk yang masih sama. Para pembunuh tetap mengikuti mereka.
Keluarnya dari tanjakan Ki-chul minta mereka pindah posisi, biar ia saja yang menyetir.
"Aku merasa aneh"guman Ki-chul.
"Bersenang-senang"sahut Aryoung lalu menampar Ki-chul.
"Okay, tukar tempat duduk"ajak Ki-chul. Namun belum sempat mereka pindah, mobil para pembunuh sudah berada di belakang mereka. Aryoung segera melesat dengan mobilnya. Mobil pembunuh terhalang menabrak mobil yang lewat, mereka pun kehilangan jejak.
Di Hong Kong,kaki tangan Tuan Lim melapor.
"Mereka sepertinya sudah tahu keberadaan dia. Sesuatu terjadi pada Naga Hitam".
"Aku mengambil terlalu banyak dari Aryoung"jawab Tuan Lim.
"Tapi kau selalu mencintainya"
"Dia sudah kehilangan banyak. Dan aku tidak melakukan apa-apa untuknya. Aku akan menemui Hwa Guk Choi"tukas Tuan Lim.
Mobil Ki-chul masuk bengkel, Ki-chul menerima telepon dari bos Yang.
Bos Yang tanya di mana Ki-chul berada.
"Kenapa kau bertanya?"tanya Ki-chul.
"Kudengar Chopper sudah tenang., Mencurigai yang lain".
"Apa kau mengujiku?"tanya Ki-chul.
"Mengujimu? Ada apa denganmu? Kau pikir sudah besar sekarang?"balas bos Yang.
"Sekarang kau tunjukkan sifatmu yang sebenarnya. Bos, apa yang kau lakukan dengan para pembunuh itu? Kau sudah berubah sejak kau menikah lagi!"seru Ki-chul. Bos Yang pun meminta Ki-chul datang ke kantornya.
"Bagaimana dengan gadisnya? Bagaimana keadaannya?"tanya bos Yang. "Jika sesuatu terjadi padanya, matilah kita!"teriak bos Yang.
"Aku menjaganya dengan baik"jawab Ki-chul. "Tapi jika kau melukai anak buahku, kau sebaiknya berhati-hati".
Ki-chul mendatangi desa orang tuanya bersama Aryoung.
Ki-chul akan memberi penghormatan pada kedua orang tuanya.
"Ayah, ibu kami bersujud".
"Ya"
Ki-chul mulai bersujud ala hormat orang Korea namun Aryoung hanya diam berdiri, Ki-chul menyuruh Aryoung mengikutinya. Para tetangga orang tua Ki-chul agak kaget saat Ki-chul sudah bersujud Aryoung masih membungkuk, dengan cepat Aryoung ikut bersujud hahaha *scene yang lucu ini*.
Selesai bersujud Ki-chul duduk, Aryoung sembarang duduk begitu melihat Ki-chul ia segera merubah posisi duduknya.
"Jadi siapa namamu?"tanya ayah Ki-chul.
"Maaf, aku tidak bisa bahasa Korea"jawab Aryoung dalam bahasa China.
Namu para tetangga yang mendengarnya dikira itu namanya.
"Itu nama yang sangat panjang"celetuk salah seorang tetangga.
Ki-chul yang mendengarnya segera menjelaskan.
"Dia Aryoung, Lim Aryoung"jelas Ki-chul.
Kedua orang tua Ki-chul mengangguk mengerti.
"Orang pribumi lebih baik dalam hal apapun"sahut tetangga tadi.
"Tapi sekarang ini banyak orang melakukan pernikahan campuran"sahut ibu Ki-chul. "Anaknya Kang menikah dengan gadis dari Vietnam. Dan istrinya Yong-shik berasal dari Philipina".
"Dia kabur"tukas tetangga tadi.
Ayah Ki-chul yang kesal mengambil balok kayu dan meminta Aryoung menunduk.
Aryoung tak mengerti, namun saat ayah Ki-chul memberinya isyarat menunduk Aryoung mengerti ia segera menunduk dengan cepat ayah Ki-chul melempar baloknya. Namun sayang tetangga tadi segera menunduk saat melihat balok hendak mencium wajahnya dan malangnya balok tersebut malah mengenai istrinya yang sedang asyik makan semangka. Sang istri pun terjengkang jatuh hahaha.
"Dia memiliki kemiripan dan dia cukup pintar"puji ayah Ki-chul yang diiyakan istrinya.
"Ibunya orang Korea"ujar Ki-chul.
"Benarkah?"tanya ibu Ki-chul. Kaki Aryoung kesemutan.
"Tidak heran kenapa dia kelihatan berbeda dari orang asing lainnya"sahut ibu Ki-chul. "Dia kelihatan seperti kita, bukan begitu?"tanyanya pada suaminya.
"Ibu, jangan menganggapnya sebagai istriku"sahut Ki-chul.
"Aku tahu. Aku hanya senang melihatnya".
Aryoung yang sudah tak kuat lagi, meregang-regangkan kakinya. Sadar apa yang dia lakukan Aryoung kembali duduk manis hahaha.
Malam harinya, Aryoung dan Ki-chul tidur di ruangan yang sama. Tidur di atas tatami (sebut saja begitu, coz biasanya kalau di japan dibilangnya begitu, kalau di Korea?) beralaskan selimut.
Keduanya nampak belum tidur. Ki-chul menoel-noel Aryoung.
"Jika kau melewati garis ini, mati kau"ancam Ki-chul lalu ia menoel bantal Aryoung hingga miring dan lalu ia pura-pura tidur. Namun Aryoung hanya diam saja.
"Sial, ini tidak lucu"gerutunya. Dan beberapa saat kemudia jreng…jreng…jreng…
Gaya tidur Aryoung yang nggak banget menyerang Ki-chul bwahahaha.
Aryoung tidur seraya memiting leher Ki-chul dengan kakinya hingga Ki-chul tak dapat tidur wkwkwkwk.
"Guru. Tolong jangan bunuh aku. Apa kesalahanku?Kumohon guru"guman Ki-chul.
Dan beberapa saat kemudian, Ki-chul sudah berada dalam rok Aryoung hahahaha.
Di Hong Kong, Tuan Lim menemui mafia Choi.
"Mata dibalas mata dan gigi dibalas gigi. Ini adalah prinsipku"tukas mafia Choi."Selama ini dan akan terus jadi prinsipku".
"Bahkan jika kau membalas dendam, kau tidak bisa menghidupkan kembali Tuan Jo. Perang menghancurkan segalanya"ujar Tuan Lim. "Dan jika kita saling bertempur pihak ketiga yang mendapat keuntungannya. Apa itu yang kau inginkan?".
"Apa kau di sini untuk menceramahiku?".
"Aku hanya orang tua. Yang bisa kulakukan hanyalah menyesali masa laluku dan Aryoung. Dia tidak ada di negara ini. Tentu saja, karena Tuan Jo"
"Aku akan memberimu apa yang kau inginkan tapi dengan syarat. Jangan sentuh Aryoung"tukas Tuan Lim.
"Seorang teman tidak akan menolak. Aku bersumpah sepenuh hati. Percaya padaku"jawab mafia Choi meyakinkan. Lalu ia melangkah pergi,beberapa saat kemudian tempat yang dipakai buat ngobrol dengan tuan Lim meledak.
Aryoung terbangun seakan mimpi buruk, ia punya firasat yang tidak baik tentang ayahnya.
Pagi-pagi Ki-chul menemani ibunya di dapur.
"Ibu"ucap Ki-chul.
"Apa?"
"Apa kau senang melihat putramu?"
"Tentu saja"jawab ibu Ki-chul senang.
"Omong-omong,Ki-chul…"
"Apa?"tanya Ki-chul.
Lalu ibunya menyerahkan sebuah sebuah bungkusan pada Ki-chul.
"Apa ini?"tanya Ki-chul seraya membukanya.
"Berikan itu pada Aryoung". Ternyata sebuah kalung berliontin hijau.
"Nenekmu memberikan ini pada Ibu. Sekarang ini untuk menantuku"jelas ibu Ki-chul.
"Ibu, tolong simpan ini…sampai aku menikah"tolak Ki-chul.
"Raih kesempatan ini. Akan terlambat jika tidak kau lakukan sekarang. Kau seperti ayahmu"omel ibu Ki-chul. Ki-chul pun terdiam nampak berpikir.
"Saat kau punya kesempatan, pakaikan di lehernya. Mengerti?"saran ibu Ki-chul, Ki-chul pun tersenyum. Tanpa mereka ketahui Aryoung mendengarnya, ia pun terharu.
"Oh, putraku yang manis"puji ibu Ki-chul.
Saat Ki-chul asyik tidur siang, Aryoung mengobrol dengan ayah Ki-chul.
Keduanya mengobrol dengan sebatang kayu eh maksudnya ayah Ki-chul bertanya pada Aryoung dengan menulisnya di tanah (sepertinya ayah Ki-chul paham kanji China).
Ayah Ki-chul menuliskan kata,"tidur nyenyak?".
Aryoung yang mengerti mengangguk tersenyum. Gantian Aryoung yang bertanya, ia menuliskan kata,"kalau ayah?". Ayah Ki-chul menjawab iya, lalu Ayah Ki-chul menulis lagi, kali ini ia bertanya apa Aryoung suka pada Ki-chul.
Aryoung menjawab kalau ia sedang memikirkannya. Keduanya pun tersenyum.
Ki-chul dan Aryoung pulang.
Di sebuah rumah, Do Mi memeriksa kaki Yon Hi.
"Biar kulihat. Kakimu bengkaknya parah"tukas Do Mi lalu memijit-mijit telapak kaki Yon Hi. Tiba-tiba datang Gong Chi.
"Kau yakin ini tempat pertemuannya?"tanya Yon Hi pada Gong Chi. Gong Chi menyeburkan air yang diminumnya dan memandang Yon Hi.
"Apa yang kau lihat"ujar Do Mi seraya menarik baju Yon Hi menutup pahanya. Habisnya Yon Hi duduknya parah wkwkwkkw. Yon Hi mengira Gong Chi mengintipnya dan mengatai Gong Chi cabul hahaha.
Belum sempat Gong Chi membela diri, Ki-chul dan Aryoung tiba.
"Semuanya baik-baik saja?"tanya Ki-chul.
Mereka pun senang bosnya dan Aryoung selamat.
"Bagaimana keadaan di Seoul?"tanya Ki-chul.
"Sedang hujan di Seoul"jawab Do Mi bloon.
"Dasar sialan"gerutu Ki-chul.
"Mereka sedang mencarimu"sahut Gong Chi.
Yon Hi menanyakan keadaan Aryoung. Aryoung menjawab iya, lalu Aryoung pinjam ponsel Yon Hi.
Aryoung keluar rumah mencoba menelepon ayahnya di Hong Kong,namun tak tersambung. Tiba-tiba Aryoung dikagetkan dengan kedatangan para pembunuh bayaran. Pembunuh itu memberi isyarat pada Aryoung agar mengikutinya. Aryoung mengerti, lalu ia mengambil sepeda yang ada di dekatnya dan mengikuti para pembunuh bayaran.
"Apa?"tanya Ki-chul pada Gong Chi.
"Bukan hanya kau yang mereka cari…"
"Lalu siapa?"
"Kudengar dari salah satu temanku. Kalau Aryoung itu putrinya bos Hwabaekryun"jawab Gong Chi.
"Apa?"tanya Ki-chul. Mendengar hal itu Yon Hi meregangkan tangannya sok kuat.
"Kenapa lenganmu?"tanya Do Mi.
"Kenapa dengannya?"tambah Ki-chul.
"Mereka mencari Aryoung"tukas Gong Chi.
"Geng di Hong Kong sedang berperang"tanya Do Mi.
"Tunggu, di mana dia?"tanya Ki-chul yang sadar Aryoung tak bersama mereka. Kemana aja bang????? XD.
Aryoung terus membututi mobil pembunuh dengan sepeda ontelnya.
Mereka berhenti sebuah gudang kosong.
"Membawa pasukan untuk membunuh satu orang?"ejek Aryoung.
"Apakah satu atau sepuluh yang harus dibunuh, kami selalu sepaket bertiga"jawab sang pembunuh, kedua anak buahnya pun mengeluarkan senjatanya.
"Aku berterima kasih karena tidak menyakiti temanku"
."Aku benci menimbulkan masalah"
"Yang kau inginkan aku?"tanya Aryoung.
"Ayahmu menunggumu"jawab sang pembunuh. Lalu bersiap mengambil pedangnya. Tiba-tiba lewat pengendara motor pengantar pesanan makanan lewat yang menimbulkan debu beterbangan, kesempatan itu digunakan Aryoung untuk menyerang lawannya dengan melemparkan shuriken. Sang pembunuh dapat menangkis shuriken Aryoung dengan pedangnya namun tidak dengan kedua anak buahnya yang tewas di tempat terkena shuriken. Sang pembunuh pun mencari Aryoung ke dalam gudang karena Aryoung menggunakan kesempatan itu untuk bersembunyi.
Sang membunuh mencari dalam bekas gudang yang sekarang menjadi tempat tumpukan jerami. Tiba-tiba dari belakang Aryoung muncul.
"Kau membunuh Tuan Jo bukan?"tanya Aryoung, sang pembunuh hanya tersenyum. Namun senyumnya berubah saat melihat Aryoung telah bersiap dengan pedang juga. Keduanya bertarung dengan sengit sampai Aryoung terlempar keluar ruangan, sang pembunuh terus memburu Aryoung. Aryoung terus berlari sampai akhirnya mereka sampai kembali di gudang tadi.
Keduanya terlibat pertarungan sengit, Aryoung kehilangan pedangnya. Pedangnya terlepas dari genggamannya dan menancap di tumpukan jerami. Aryoung terjatuh hal itu menjadi kesempatan sang pembunuh untuk menyerah Aryoung namun dengan gesit Aryoung menghindar.
Ki-chul, kedua anak buahnya dan Yon Hi mencari Aryoung, mereka sampai di sekitar gudang tempat Aryoung berkelahi.
Di dalam gudang keduanya nampak kelelahan ditambah Aryoung tak bersenjata. Sang pembunuh bersiap menyerang Aryoung, namun dengan santai Aryoung menjatuh diri ke dalam tumpukan jerami dan mengambil pedangnya. Membawanya bersembunyi dalam tumpukan jerami.
Sang pembunuh pun menusuk-nusukkan pedangnya ke tumpukan jerami tempat Aryoung terjatuh namun beberapa saat kemudian pedang Aryoung berhasil melukainya.
Ki-chul dan yang lainnya yang sudah berada di sekitar gudang terus mencari.
"Coba periksa di dalam sana"suruh Gong Chi.
"Di mana dia? Dia seharusnya memberitahu kita. Kemana dia pergi"gerutu Do Mi seraya menuju dalam gudang. Namun dia dikejutkan dengan keluarnya sang pembunuh dalam keadaan terluka.
"Bos"panggil Do Mi mundur memanggil bosnya. Semua nampak terkejut. Beberapa saat kemudian muncul Aryoung.
Sang pembunuh yang tertusuk pedang di perutnya terduduk di depan pintu dan menghembuskan nafas terakhirnya. Aryoung memandang teman-temannya lalu mendekati sang pembunuh membuang pedangnya dan menutup mata sang pembunuh yang telah tewas.
Aryoung di antar Ki-chul dan Yon Hi menemui ibunya karena dektetif Kim sudah menemukannya.
"Jika kau pergi sekarang, kau akan menyesal. Tapi saat kau melihatnya, kau mungkin saja takut seumur hidupmu"tukas Ki-chul namun Aryoung tetap keukeuh menemui ibunya.
Di sebuah meja taman hias, Aryoung melihat jejeran foto keluarga bahagia. Aryoung sedih melihatnya lalu ia mengintip, tak jauh dari situ ada seorang ibu-ibu merawat tanaman bunganya. Sadar ada yang datang ibu tersebut berkata, Aryoung, apa itu kau?"tanyanya.
Aryoung diam tak menjawab, tiba-tiba di sampingnya berdiri gadis kecil mengisyaratkan agar Aryoung diam.
"Aryoung! Di mana anakku Aryoung?"ujar ibu tadi lalu berjalan ke arah Aryoung. Anak kecil yang di samping Aryoung berlari sembunyi, Aryoung pun melangkah menjauh. Di gang lain ibu tadi menangkap anak kecil yang bersama Aryoung tadi.
Anak tadi berkata pada ibunya kalau dia melihat ada pelanggan. Anak kecil tadi juga bernama Aryoung. Aryoung menangis pergi tanpa melihat wajah ibunya.
Ki-chul, kedua anak buahnya dan Yon Hi mengantar Aryoung sampai bandara. Aryoung akan kembali ke Hong Kong.
"Terima kasih semuanya"ucap Aryoung dalam bahasa China.
"Terima kasih, teman"ujar Yon Hi menerjemahkan.
"Kita bisa bertemu lagi?"tanya Yon Hi.
"Tidak"jawab Aryoung.
"Tunggu"ucap Ki-chul. "Ibuku memintaku memberimu ini"seraya mengulurkan kalung pemberian ibunya. Dengan cepat Aryoung mengambilnya dan mengucapkan terima kasih lalu melangkah pergi.
"Dia bilang terima kasih"ujar Yon Hi pada Ki-chul.
"Kejar dia"celetuk Do Mi.
Ki-chul pun mendekat ke arah Aryoung, Aryoung berhenti sesaat.
"Aryoung-ah, aku…"seru Ki-chul namun terhenti. Yon Hi berniat menerjemahkan namun Ki-chul melarangnya.
"Jangan diterjemahkan! Kau selalu mengatakan hal yang aneh!"seru Ki-chul kesal, sadar juga dia kalau selama ini terjemahannya melenceng wkwkwk.
"Aku akan mengatakannya sendiri layaknya pria sejati"lanjut Ki-chul.
"Aku tidak tahu kau akan pergi secepat ini. Kukira aku akan senang jika kau gadis yang biasa saja. Dan ini pertama kalinya aku merasakan ini pada seseorang. Aku tidak akan mengatakannya padamu, tapi…", Ki-chul berhenti berkata, Aryoung pun melangkah pergi.
"Kau tidak tahu betapa aku mencintaimu"seru Ki-chul kemudian namun yang ditembak sudah tidak ada di tempat wkwkwk.
Aryoung menemui ayahnya yang terbaring sekarat di tenpat tidur dengan luka bakar disekujur tubuhnya.
"Dia menahan itu sampai kedatanganmu"lapor kaki tangan tuan Lim.
Aryoung menghampiri ayahnya dan memegaang tangannya.
"Ayah, aku bertemu ibu. Dia sangat bahagia. Mulai sekarang aku akan menjagamu dengan baik"ucap Aryoung, namun ayah Aryoung menghembuskan nafas terakhirnya.
"Ayah! Ayah! Ayah"panggil Aryoung sedih. "Maafkan aku"ucapnya seraya menangis.
Keesokannya di pinggir pantai, terdengar suara memanggil-manggil Aryoung.
"Seseorang datang untuk menemuimu!"lapor kaki tangan tuan Lim, lalu dari balik batu munculah dokter Ahn saia, eh Ki-chul dink hahaha, yang melambaikan tangan ke arah Aryoung. Ki-chul menghampiri Aryoung.
"Aku tidak bisa membiarkanmu pergi begitu saja. Bagaimana kabarmu? Apa ada yang bisa kubantu?"sapa Ki-chul.
"Tidak ada yang bisa kau lakukan"jawab Aryoung, pas banget ni jawabannya.
Lalu Ki-chul teringat sesuatu, ia mengambil foto ibunya Aryoung yang tertinggal dan menyerahkannya.
"Apanya yang terburu-buru? Kau meninggalkan ini…".
Ki-chul tertawa, lalu Aryoung mendekat ke arah Ki-chul dan menciumnya.
Selesai mencium Ki-chul, Aryoung malah mengusap bibirnya lalu pergi.
"Aku merasa seperti kotoran"guman Ki-chul.
Malam harinya Aryoung melihat Ki-chul yang tertidur bersama anak buah ayahnya, sepertinya Aryoung mengembalikan kalung pemberian Ki-chul. Paginya Aryoung memutuskan pergi bertarung.
Mafia Choi yang sekarang sudah menjadi pimpinan besar mafia menghadiri pesta salah satu anggota mafia di sambut hormat para mafia yang hadir.
Sementara itu Aryoung menemui pengantin wanita yang sedang berhias.
"Maafkan aku. Aku tidak akan membunuh pria yang akan jadi suamimu. Tapi jika dia menghalangi jalanku dia akan mati"ancam Aryoung pada pengantin wanita.
Ki-chul terbangun dari tidurnya, dilihatnya kalung yang diberikan pada Aryoung ada di sampingnya.
Kembali ke acara pernikahan salah satu mafia. Aryoung yang telah menyamar sebagai pengantin wanita melangkah menemui pengantin pria diiringi tepukan para mafia yang hadir. Tanpa mereka sadari bahwa itu adalah Aryoung, karena pengantin wanita China memakai penutup muka (apa ya namanya?) jadi Aryoung tak dikenali.
Selesai prosesi acara sembahyang, penganting menghadap mafia Choi.
Mafia Choi menghadiahkan sebuah pedang untuk mempelai pria.
"Aku mengucapkan selamat atas pernikahanmu dengan pedang ini. Kita raih impian kita bersama-sama". Sang mempelai pria pun menerima pedangnya.
"Terima kasih, bos. Jika aku tidak menurutimu, aku akan mati oleh pedang ini".
Perlahan tapi pasti Aryoung menghunuskan pedangnya lalu membuka penutup kepalanya.
"Kau!"seru mafia Choi, dengan cepat Aryoung menghunuskan pedang ke arah mafia Choi. Mafia Choi terhuyung jatuh, para anak buah mafia Choi menyerang Aryoung.
Mafia Choi mencoba melarikan diri dibantu beberapa anak buahnya. Acara jadi kacau.
Aryoung melepaskan gaun pengantinnya dan bersiap dengan kedua pisaunya.
"Ini perangku. Siapapun yang melawanku akan pergi ke neraka!"serunya. Namun tiba-tiba anak buah mafia Choi yang juga orang yang menyebar pecahan kaca di pertemuan antar mafia di awal menembaki Aryoung, namun Aryoung dapat menghindarinya. Ki-chul dan beberapa anak buah Aryoung tiba, Ki-chul terlihat mencari Aryoung.
Sementara itu Aryoung mencari mafia Choi.
Aryoung dihadang beberapa anak buah mafia Choi, namun Aryoung dengan mudah mengalahkannya.
Aryoung menghadang rombongan mafia Choi. Anak buah mafia Choi yang juga melukai Aryoung dengan pecahan kaca maju menghadapi Aryoung dengan senjata api. Pria itu mengarahkan senjata ke arah Aryoung, namun Aryoung fokus menghadapinya. Saat pria itu menembakkan pistolnya Aryoung menghindar lalu melemparkan pisaunya hingga mengenai dada pria tadi. Lalu Aryoung mencabutnya, anak buah yang tersisa lari kocar-kacir hahaha.
Sekarang tinggalah mafia Choi dan Aryoung. Mafia Choi duduk di kursi menunggu kedatangan Aryoung dengan luka tusukan Aryoung tadi.
"Kau bisa dengan mudah membunuhku"seru mafia Choi.
"Jangan pernah lupa oleh tangan siapa kau akan mati"balas Aryoung. Mafia Choi tertawa mendengarnya.
"Kau memiliki kepribadian yang buruk". "Kau pemain pedang dan penari yang hebat"puji mafia Choi lalu bersiap maju dengan pedang di tangannya.
"Tapi kau tidak bisa mendapatkan apa-apa"lanjutnya. Aryoung yang sudah siap dengan pedangnya melangkah maju, namun ia terhenti saat mafia Choi menjatuhkan pedangnya dan menggantinya dengan pistol.
Ia pun menembak ke arah Aryoung, yang melukai tangan kanannya. Aryoung terjatuh namun dengan cepat bangkit.
"Kau menyelinap"ejek Aryoung.
"Dasar jalang, kau tidak sebanding denganku. Kau akan menemui ayahmu di neraka". Mafia Choi tertawa lalu bersiap menembak.
Namun tiba-tiba terdengar teriakan Ki-chul.
"Tahan!"serunya, Ki-chul datang dengan motor namun ia terjatuh dari motor karena menabrak tumpukan drum *pahlawan kesiangan deh :P*.
"Hey! Berhenti! Dasar bajingan! Turunkan senjatanya!"teriak Ki-chul.
"Siapa dia?"tanya mafia Choi.
"Jangan pedulikan dia"jawab Aryoung cuek.
Namun Ki-chul terus mengoceh.
"Untuk apa dia mengikutiku"celetuk Aryoung meyakinkan.
"Dia tidak cocok denganmu". Lalu mafia Choi bersiap menembak.
"Aku musuhmu! Jangan tembak dia!"teriak Ki-chul.
"Kau tahu berapa lama aku menunggu untuk memberinya kalung ini?"lanjut Ki-chul seraya mengeluarkan kalungnya namun mafia Choi malah menembak Ki-chul, Ki-chul terkena tembakan di dekat ketiak ia pun terlempar jatuh dari atap gedung.
Aryoung memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang mafia Choi karena mafia Choi yang kehilangan konsentrasi. Dan tep…shett…siapakah yang akan terlebih dulu terkena, pistol atau pisau? Dengan gesit Aryoung melibas perut mafia Choi dengan pisaunya, mafia Choi terhuyung Aryoung melemparkan pisaunya hingga mengenai dada mafia Choi. Mafia Choi pun terjatuh.
Walaupun takut menghadapi kenyataan, Aryoung mencoba memberanikan diri melihat ke bawah dilihatnya mafia Choi tewas di jalan. Lalu bagaimana dengan dokter Ahn? Eh maksudnya Ki-chul hahaha. Aryoung mencari jasad Ki-chul, ia pun tersenyum saat melihat Ki-chul malah sibuk mencari kalungnya di atas truk sampah wkwkwkw.
"Sial, di mana kalungnya?"gerutu Ki-chul. Aryoung tertawa melihatnya.
"Aku menghilangkannya lagi, sialan!".
"Bodoh. Dasar bodoh"ejek Aryoung.
Keesokannya Aryoung yang telah menjadi pimpinan mafia datang dikawal beberapa anak buahnya. Mafia yang hadir hormat pada Aryoung.
Aryoung bertemu dengan pimpinan mafia lain. Ki-chul melihatnya dari jauh. Aryoung menoleh dilihatnya Ki-chul tersenyum ke arahnya, namun karena Aryoung sedang sibuk cuek. Nah saat Aryoung kembali menoleh, Ki-chul sudah tak ada. Aryoung pun mencarinya, ia datang ke tempat Ki-chul berdiri.
"Dia pergi"lapor kaki tangan ayah Aryoung yang sekarang jadi kaki tangannya.
Aryoung mengerti, ia pun terdiam.
"Haruskah aku menangkapnya?"
"Suatu saat dia akan meninggalkanku"jawab Aryoung.
"Ayahmu menyesal telah meninggalkan ibumu sekarang saatnya bagiku juga untuk pergi. Aku tidak melihat penyesalanmu seperti ayahmu".
Ki-chul bersiap meninggalkan Hong Kong. Namun di perjalan mereka di hadang beberapa mafia. Ki-chul keluar dar mobil. Dari arah berlawanan datang Aryoung dan beberapa anak buahnya.
"Maaf aku lupa mengucapkan selamat tinggal"ucap Ki-chul tertawa kecil.
"Di mana kalungnya?"tanya Aryoung.
"Dia bertanya di mana kalungmu itu?"ujar kaki tangan Aryoung menerjemahkan.
Ki-chul mengeluarkan kalungnya dari saku celananya.
"Lakukan lagi?"tukas Aryoung.
"Apa?"tanya Ki-chul.
"Lamar aku, bodoh!"gerutu Aryoung, kaki tangan Aryoung menerjemahkannya.
"Dia bilang dia akan menikah".
"Dengan siapa?"tanya Ki-chul.
"Denganmu".
"Jika aku menolak"jawab Ki-chul bercanda.
"Dia sedikit kaget"ujar kaki tangan Aryoung menerjemahkan.
Aryoung cuek namun penuh arti, anak buah yang berada di sekitar Ki-chul langsung menodongkan pisau ke leher Ki-chul.
"Jika kau jadi aku, bisakah kau bilang tidak pada situasi seperti ini?"tanya Ki-chul. "Singkirkan ini".
"Baiklah"ujar kaki tangan Aryoung menerjemahkan.
"Jika aku menikahinya kalian semua mati"gerutu Ki-chul, kaki tangan Aryoung memberi isyarat agar anak buahnya melepaskan pisau goloknya.
"Bilang padanya untuk mendekat"ujar Aryoung.
"Dia bilang mendekat padanya"
"Bilang padanya untuk lari".
"Dia bilang lari". Ki-chul berhenti dia mengeluh, "Dia bertingkah seperti sudah jadi istriku". Aryoung tersenyum dan memeluk Ki-chul.
"Jika kau selingkuh, akan kupatahkan kakimu. Jadi jangan buat aku marah"ancam Aryoung. Namun kaki tangan ayah Aryoung menerjemahkan lain, ternyata bukan Yon Hi aja yang terjemahannya beda wkkwwkwk.
"Dia bilang dia akan membuatmu bahagia setiap malam!".
Ki-chul tertawa mendengarnya, OST favorit saia pun mengalunn dengan indahnya dengan berakhirnya film ini wkwkwkwkwkwk. Kira-kira sapa penyanyinya ya? udah nemplok dihp tinggal nyari liriknya :D
Dance ala pinky panther hore kelar juga ni film ahjusi saia, walaupun tadinya kalau mau cepat hilang demam dokter Ahn tonton dah ini film, namun demam dokter Ahn bukannya hilang tapi malah makin menjadi, acting ahjusi 4 jempol dah, walaupun apapun yang terjadi dokter Ahn akan selalu di hati. Dokter Ahn aku padamu, eh ahjusi lbs padamu deh wkwkwkw, see you bersama Ahjusi LBS di film/drama lain, tak sabar menanti drama terbaru Ahjusi bersama eonni Lee Min Jung *kalau jadi* semoga amin.
Eh kayaknya saia sudah nonton film ini di Indos dulu tapi lupa-lupa ingat, ingatnya yang bagian Aryoung bertarung ama pembunuh bayaran :D
yakuza_emina 29 Oct, 2011Bos Yang memberi Chopper sebatang rokok untuk dihisap.
"Ringkas saja. Jangan ikut campur lagi dalam bisnis kami"ujar bos Yang pada Chopper. "Ada yang bilang kalau Yeoju adalah tempat yang bagus untuk pension. Jika kutemui kau lagi di Seoul. Kita bertarung berdasarkan hokum". Lalu bos Yang menyuruh Chopper pergi, Chopper yang duduk di kursi roda di dorong oleh anak buahnya. Ki-chul memberinya penghormatan yang terakhir.
"Han Ki-chul"panggil bos Yang.
"Ya, boss!".
"Pindah ke posisimu".Ki-chul geser menyamping melewati dua orang, namun bos Yang memberinya aba-aba agar geser lagi, melihat orang yang akan dilewati bertampang seram Ki-chul kembali geser dua langkah dan lagi-lagi bos Yang menyuruhnya geser lagi, Ki-chul terus bergeser sampai melewati orang terakhir yang menjadi atasan Ki-chul. Ki-chul pun menyepil disitu namun bos Yang menyuruhnya geser kembali, jadi intinya itu Ki-chul jadi bos kedua aka bos kecil dibawah bos Yang hehehe.
Ki-chul awalnya agak sungkan dengan atasan Ki-chul namun bos besar Yang tetap menyuruhnya geser menempati posisi bos kecil :XD.
"Ada masalah?"tanya bos Yang.
"Tidak, bos"jawab mantan atasan Ki-chul. Kedua anak buah Ki-chul tersenyum dengan posisi baru bos mereka.
"Bos! Aku akan berusaha sebaik-baiknya"ucap Ki-chul pada mantan bosnya seraya memberi hormat.
"Bicaramu seperti bos saja"sahut bos Yang, Ki-chul dan mantan bosnya agak terkejut namun bos Yang menatapnya dengan tajam, mau tak mau Ki-chul harus bersikap layaknya bos hehehe.
"Teruskan kerja bagusmu"ujar Ki-chul seraya menepuk pundak mantan bosnya.
"Ya, bos"jawab bos kecil yang lain.
"Kenapa kau tidak menjawab?"tanya bos Yang pada mantan bos kecil.
"Ya,bos"jawab mantan bos kecil. Kedua anak buah Ki-chul bergeser berdiri di samping Ki-chul.
"Siapa mereka?"tanya bos Yang.
"Anak buahku, bos"jawab Ki-chul memperkenalkan kedua anak buahnya.
Sementara itu di Hong Kong, mafia Choi menyuruh pembunuh bayaran untuk membunuh Aryoung. Mafia Choi juga menyuruh anak buahnya untuk membiarkan Hwabaekryun tahu kalau dia mengirim pembunuh.
Ki-chul dan Aryoung ditemani kedua anak buahnya plus Yon Hi jalan-jalan di pertokoan, Ki-chul terlihat sibuk memilihkan syal untuk Aryoung tanpa mereka ketahui ada yang mengintai mereka. Lalu mereka melewati tempat penjual boneka.
"Kau tidak mau boneka?"tanya Yon Hi. "Hanya 1000 won".
"Tidak"jawab Aryoung, namun Yon Hi menerjemahkan lain, sepertinya yang mau boneka Yon Hi ni wkwkwk.
"Dia bilang boneka itu lucu"ujar Yon Hi pada Ki-chul dan kedua anak buahnya, Ki-chul dan kedua anak buahnya terlihat enggan namun Yon Hi memberinya isyarat agar cepat.
"Kau menunggu apa?"seru Ki-chul pada kedua anak buahnya.
Do Mi maju terlebih dulu dan menembak namun sedikit meleset dan tak mengenai bonekanya.
"Sedikit lagi. Ini karena senjatanya"gerutu Do Mi. Giliran Ki-chul yang akan menembak.
"Kau tidak bisa menembak dengan baik, bodoh?"ejek Ki-chul.
Ki-chul bersiap menembak dengan petunjuk Do Mi bersamaan dengan itu orang yang mengintai Aryoung juga bersiap menembak mereka. Dan doorrrrrrrrr tembakan tepat mengenai boneka yang diincar namun boneka itu terkena tembakan peluru asli, peluru yang dibidikkan ke arah Aryoung, Aryoung tak terkena karena ia meleng saat peluru mengarah ke kepalanya. Aryoung menyadarinya, ia bergegas pergi mencarinya. Kedua anak buah Ki-chul dan Yon Hi memuji Ki-chul.
Di sebuah gang, Aryoung melangkah waspada.
"Keluar"serunya. Lalu keluarlah pembunuh bayaran suruhan mafia Choi dan dua anak buahnya.
"Apa Choi Guk Chong mengirimmu?"tanya Aryoung.
"Kau seperti yang dikabarkan. Kita tidak punya banyak waktu"jawab sang pembunuh seraya menghampiri Aryoung bersama kedua anak buahnya.
Ki-chul dan kedua anak buahnya sampai di gang tempat Aryoung berada.
"Apa yang direncanakannya sekarang? Mereka seperti orang yang dikirim Chopper?"tanya Gong Chi seraya mengikuti Ki-chul yang mendekat ke arah Aryoung.
"Kau membuat pilihan yang salah, dasar bodoh"seru Do Mi. Pembunuh bayaran menahan kedua anak buahnya agar berhenti mendekat ke arah Aryoung.
"Semuanya jangan ikut campur"ujar sang pembunuh dalam bahasa China, lalu salah satu anak buahnya mengeluarkan pistol.
"Apa itu senjata?"tanya Do Mi. "Ayo tembak!"tantang Do Mi, Ki-chul dan yang lainnya tetap melangkah maju.
"Jangan mendekat!"seru Aryoung, karena sudah diperingatkan dan malah menantang agar menembak, maka anak buah sang pembunuh mengeluarkan tembakannya.
Yon Hi berteriak, Ki-chul dan kedua anak buahnya kaget.
Aryoung segera berbalik dan menyuruh semuanya lari.
"Lari, bodoh!"seru Yon Hi, kedua anak buah Ki-chul lari menyusul Yon Hi. Ki-chul yang masih terdiam ditarik Aryoung, keduanya pun berlari namun para pembunuh bayaran tetap menembaki. Peluru melesat mengenai lengan Aryoung, Ki-chul menuntun Aryoung berlari.
Mereka beristirahat sebentar di tempat yang aman dari kejaran pembunuh.
"Kau lihat senjata itu?"tanya Do Mi.
"Ya!".
"Peluru bergerak cepat di depan mukaku"tambah Yon Hi seraya menarik tangan Do Mi, namun segera melepaskannya begitu sadar hahaha.
Ki-chul menelepon bos besarnya melapor bahwa mereka dikejar suruhan Chopper, Ki-chul salah paham padahal mereka kan suruhan orang untuk membunuh Aryoung.
"Bos, Chopper mulai bergerak lagi. Dia mengirim pembunuh bayaran"lapor Ki-chul, namun nampaknya bos Yang tak percaya.
"Mereka menembaki kami dengan senjata. Kau tahu, senjata untuk membunuh"seru Ki-chul di telepon, namun bos Yang masih tak percaya.
"Bagaimana bisa aku memeriksa itu asli atau tidak. Kau mau memeriksanya setelah aku mati?"cecar Ki-chul. Bos Yang mulai mengerti,ia menyuruh Ki-chul bersembunyi dulu, begitu pula Ki-chul menyuruh bosnya bersembunyi juga dan menutup teleponnya.
Ki-chul menghampiri yang lainnya.
"Melihat mereka membawa senjata, sepertinya mereka professional"ujar Ki-chul.
"Hampir saja kita mati"sahut Gong Chi.
"Tapi kenapa mereka menembaknya juga?"tanya Do Mi menunjuk ke arah Aryoung.
"Mungkin mereka mengira dia pacarku"jawab Ki-chul pd bwahahaha.
"Bos, apa yang akan kau lakukan?"tanya Gong Chi.
"Dengar baik-baik. Aku yang mereka incar. Apapun yang terjadi aku tidak akan membiarkan kalian terluka karena aku"jelas Ki-chul. "Aku akan membuat mereka pergi. Setelah itu akan kutemui kalian di rumah".
"Pahlawan"ucap Gong Chi.
"Penyelamatku"sahut Do Mi.
Ki-chul segera pergi untuk mengalihkan perhatian para pembunuh bayaran.
Dengan sok pede Ki-chul keluar dari gang dengan bertolak pinggang, namun saat ia menoleh dilihatnya dua pembunuh bayaran ia segera menjauh. Setelah agak jauh ia berteriak untuk mengalihkan perhatian para pembunuh bayaran, Ki-chul berlari namun kedua pembunuh bayaran tak mengejarnya hahaha malah mengajak temannya pergi.
"Ke mana mereka pergi?"guman Ki-chul. "Hey!"teriaknya.
Do Mi mencoba mengobati luka Aryoung, Ki-chul sampai di rumah denan kesal.
"Bos"sapa kedua anak buahnya.
"Aku menyuruh mereka pergi"ujar Ki-chul.
"Tapi mereka terus mengikuti kami…"lapor Gong Chi.
"Mungkin mereka tidak melihatku"jawab Ki-chul.
"Bukankah kita seharusnya ke rumah sakit?"tanya Yon Hi.
"Tidak apa-apa. Dia hanya tergores"jawab Ki-chul. Lalu Ki-chul menyuruh Yon Hi membeli obat.
"Obat apa yang kau inginkan?"tanya Yon Hi.
"Obat apa?. Pil pengendali kehamilan untuk luka tembak"ujar Ki-chul.
"Jadi beli pil untuk luka tembak?".
"Apa kau sebodoh itu? Ambil beberapa disinfektan!"teriak Ki-chul.
Yon Hi pun melangkah pergi namun kembali berbalik.
"Omong-omong. Kenapa kau terus berteriak padaku?"sindir Yon Hi.
"Apa?"
"Aku tidak ingin mengatakan ini,tapi dia (Aryoung) menganggapku teman baiknya"ancam Yon Hi lalu melangkah pergi.
"Dia lebih menakutkan dari pada pembunuh itu"guman Ki-chul.
"Jika kita bertemu mereka lagi, kita suruh mereka menembahnya duluan"usul Gong Chi.
"Jaga bicaramu"sahut Do Mi.
"Bos, aku punya firasat buruk"lapor Gong Chi.
"Mengenai apa?"
"Bagaimana jika orang ingin membunuhmu adalah bos besar?"bisik Gong Chi.
"Apa? Bos besar?"
"Hanya bos besar yang bisa menyewa pembunuh seperti mereka"pikir Gong Chi.
"Tapi kenapa aku?"tanya Ki-chul.
"Kau tahu politik geng. Kau terlalu besar untuk bos besar. Jika memang dia, berarti diam di sini berbahaya".
Dan tiba-tiba Yon Hi datang tergesa-gesa.
"Mereka ada di sekitar sini"lapor Yon Hi.
"Benarkah?"tanya Ki-chul.
"Ya, berakhir sudah"jawab Yon Hi.
"Aku punya ide. Pergi bersama-sama itu berbahaya. Jadi kalian berdua pergi dengannya. Aku pergi dengan Aryoung"tukas Ki-chul.
Lalu mereka terpisah, Ki-chul bersama Aryoung mengendarai mobil Ki-chul. Sementara itu kedua anak buahnya dan Yon Hi dibiarkan mencari kendaraan lain.
"Berpencar dulu untuk sekarang. Aku hubungi kau nanti"pesan Ki-chul"pesan Ki-chul.
"Apa lagi yang kau tunggu, bodoh?"gerutu Yon Hi pada kedua anak buah Ki-chul. Lalu Yon Hi mengajak keduanya naik taksi yang tak jauh dari mereka,kasian banget ampe penumpang sebelumnya diseret keluar sampai terjatuh padahal sudah mau turun hahaha. Begitu mobil pembunuh datang Ki-chul segera melesat pergi, namun mobil para pembunuh mengikutinya.
"Kenapa mereka membuntuti kita?"gerutu Ki-chul. "Pegang dengan erat!"seru Ki-chul yang mengerem karena berada ditikungan.
Mobil pembunuh tepat berada di belakang taksi yang di naiki kedua anak buah Ki-chul dan Yon Hi. Yon Hi sampai ribet cari posisi duduk hahaha.
"Itu senjata api! Merunduk!"seru Gong Chi melihat para pembunuh mengeluarkan senjata api.
Namun mereka hanya melewati mobil anak buah Ki-chul, para pembunuh malah menembaki mobil Ki-chul.
Kaca belakang mobil Ki-chul kena, para pembunuh terus mengejar Ki-chul walaupun sempat terhalang robohan tumpukan kardus.
"Pergi! Kejar mereka!"seru Gong Chi pada Do Mi yang menghentikan mobilnya.
Mereka pun mengejar para pembunuh yang sudah di depan mereka.
"Dasar bodoh! Kenapa kau mengejar mereka?"seru Yon Hi.
"Hey, dia benar"tukas Do Mi. Ya, iyalah masa malah gantian ngejar pembunuh hahaha. Do Mi pun berbelok arah tak mengejar mobil bosnya.
"Kita berhasil kabur dari mereka"ujar Ki-chul.
"Aku yang mengendarai"sahut Aryoung.
"Apa?"tanya Ki-chul
"Tukar tempat duduk"
"Tidak, sekarang tidak apa-apa"jawab Ki-chul, namun Aryoung tak peduli ia tetap yang ingin mengendarai mobilnya.
Aryoung mengambil alih kemudi, ia duduk dipangkuan Ki-chul dan menyetir hahaha.
Dan ternyata mobil para pembunuh menghadang mereka di depan.
Aryoung pun menyetir mundur, karena ia susah melihat ke belakang, kepala Ki-chul jadi korban. Aryoung mengerem mendadak saat bersiap berbelok sampai kepala Ki-chul tak berbentuk (?).
Dan parahnya Ki-chul salah pegang, ia malah pegang dada Aryoung hahaha.
"Apa yang kau pegang?"seru Aryoung lalu melepaskan tangan Ki-chul.
Aryoung menampar Ki-chul karena posisi mereka dalam keadaan nggak banget, lha masa Aryoung menyetir di pangkuan Ki-chul hahahaha.
Mereka pun berbelok saat di depan mereka ada truk pembawa alat berat, namun dihadapan mereka sekarang adalah tanjakan menurun.
"Ada apa?"tanya Ki-chul, saat Ki-chul ikut melihat yang di depan mereka tanjakan ikut terkejut.
Mereka pun dikagetkan dengan mobil para pembunuh, Ki-chul segera menyuruh Aryoung menjalankan mobil. Mereka pun menuruni tanjakan curam tersebut dengan posisi duduk yang masih sama. Para pembunuh tetap mengikuti mereka.
Keluarnya dari tanjakan Ki-chul minta mereka pindah posisi, biar ia saja yang menyetir.
"Aku merasa aneh"guman Ki-chul.
"Bersenang-senang"sahut Aryoung lalu menampar Ki-chul.
"Okay, tukar tempat duduk"ajak Ki-chul. Namun belum sempat mereka pindah, mobil para pembunuh sudah berada di belakang mereka. Aryoung segera melesat dengan mobilnya. Mobil pembunuh terhalang menabrak mobil yang lewat, mereka pun kehilangan jejak.
Di Hong Kong,kaki tangan Tuan Lim melapor.
"Mereka sepertinya sudah tahu keberadaan dia. Sesuatu terjadi pada Naga Hitam".
"Aku mengambil terlalu banyak dari Aryoung"jawab Tuan Lim.
"Tapi kau selalu mencintainya"
"Dia sudah kehilangan banyak. Dan aku tidak melakukan apa-apa untuknya. Aku akan menemui Hwa Guk Choi"tukas Tuan Lim.
Mobil Ki-chul masuk bengkel, Ki-chul menerima telepon dari bos Yang.
Bos Yang tanya di mana Ki-chul berada.
"Kenapa kau bertanya?"tanya Ki-chul.
"Kudengar Chopper sudah tenang., Mencurigai yang lain".
"Apa kau mengujiku?"tanya Ki-chul.
"Mengujimu? Ada apa denganmu? Kau pikir sudah besar sekarang?"balas bos Yang.
"Sekarang kau tunjukkan sifatmu yang sebenarnya. Bos, apa yang kau lakukan dengan para pembunuh itu? Kau sudah berubah sejak kau menikah lagi!"seru Ki-chul. Bos Yang pun meminta Ki-chul datang ke kantornya.
"Bagaimana dengan gadisnya? Bagaimana keadaannya?"tanya bos Yang. "Jika sesuatu terjadi padanya, matilah kita!"teriak bos Yang.
"Aku menjaganya dengan baik"jawab Ki-chul. "Tapi jika kau melukai anak buahku, kau sebaiknya berhati-hati".
Ki-chul mendatangi desa orang tuanya bersama Aryoung.
Ki-chul akan memberi penghormatan pada kedua orang tuanya.
"Ayah, ibu kami bersujud".
"Ya"
Ki-chul mulai bersujud ala hormat orang Korea namun Aryoung hanya diam berdiri, Ki-chul menyuruh Aryoung mengikutinya. Para tetangga orang tua Ki-chul agak kaget saat Ki-chul sudah bersujud Aryoung masih membungkuk, dengan cepat Aryoung ikut bersujud hahaha *scene yang lucu ini*.
Selesai bersujud Ki-chul duduk, Aryoung sembarang duduk begitu melihat Ki-chul ia segera merubah posisi duduknya.
"Jadi siapa namamu?"tanya ayah Ki-chul.
"Maaf, aku tidak bisa bahasa Korea"jawab Aryoung dalam bahasa China.
Namu para tetangga yang mendengarnya dikira itu namanya.
"Itu nama yang sangat panjang"celetuk salah seorang tetangga.
Ki-chul yang mendengarnya segera menjelaskan.
"Dia Aryoung, Lim Aryoung"jelas Ki-chul.
Kedua orang tua Ki-chul mengangguk mengerti.
"Orang pribumi lebih baik dalam hal apapun"sahut tetangga tadi.
"Tapi sekarang ini banyak orang melakukan pernikahan campuran"sahut ibu Ki-chul. "Anaknya Kang menikah dengan gadis dari Vietnam. Dan istrinya Yong-shik berasal dari Philipina".
"Dia kabur"tukas tetangga tadi.
Ayah Ki-chul yang kesal mengambil balok kayu dan meminta Aryoung menunduk.
Aryoung tak mengerti, namun saat ayah Ki-chul memberinya isyarat menunduk Aryoung mengerti ia segera menunduk dengan cepat ayah Ki-chul melempar baloknya. Namun sayang tetangga tadi segera menunduk saat melihat balok hendak mencium wajahnya dan malangnya balok tersebut malah mengenai istrinya yang sedang asyik makan semangka. Sang istri pun terjengkang jatuh hahaha.
"Dia memiliki kemiripan dan dia cukup pintar"puji ayah Ki-chul yang diiyakan istrinya.
"Ibunya orang Korea"ujar Ki-chul.
"Benarkah?"tanya ibu Ki-chul. Kaki Aryoung kesemutan.
"Tidak heran kenapa dia kelihatan berbeda dari orang asing lainnya"sahut ibu Ki-chul. "Dia kelihatan seperti kita, bukan begitu?"tanyanya pada suaminya.
"Ibu, jangan menganggapnya sebagai istriku"sahut Ki-chul.
"Aku tahu. Aku hanya senang melihatnya".
Aryoung yang sudah tak kuat lagi, meregang-regangkan kakinya. Sadar apa yang dia lakukan Aryoung kembali duduk manis hahaha.
Malam harinya, Aryoung dan Ki-chul tidur di ruangan yang sama. Tidur di atas tatami (sebut saja begitu, coz biasanya kalau di japan dibilangnya begitu, kalau di Korea?) beralaskan selimut.
Keduanya nampak belum tidur. Ki-chul menoel-noel Aryoung.
"Jika kau melewati garis ini, mati kau"ancam Ki-chul lalu ia menoel bantal Aryoung hingga miring dan lalu ia pura-pura tidur. Namun Aryoung hanya diam saja.
"Sial, ini tidak lucu"gerutunya. Dan beberapa saat kemudia jreng…jreng…jreng…
Gaya tidur Aryoung yang nggak banget menyerang Ki-chul bwahahaha.
Aryoung tidur seraya memiting leher Ki-chul dengan kakinya hingga Ki-chul tak dapat tidur wkwkwkwk.
"Guru. Tolong jangan bunuh aku. Apa kesalahanku?Kumohon guru"guman Ki-chul.
Dan beberapa saat kemudian, Ki-chul sudah berada dalam rok Aryoung hahahaha.
Di Hong Kong, Tuan Lim menemui mafia Choi.
"Mata dibalas mata dan gigi dibalas gigi. Ini adalah prinsipku"tukas mafia Choi."Selama ini dan akan terus jadi prinsipku".
"Bahkan jika kau membalas dendam, kau tidak bisa menghidupkan kembali Tuan Jo. Perang menghancurkan segalanya"ujar Tuan Lim. "Dan jika kita saling bertempur pihak ketiga yang mendapat keuntungannya. Apa itu yang kau inginkan?".
"Apa kau di sini untuk menceramahiku?".
"Aku hanya orang tua. Yang bisa kulakukan hanyalah menyesali masa laluku dan Aryoung. Dia tidak ada di negara ini. Tentu saja, karena Tuan Jo"
"Aku akan memberimu apa yang kau inginkan tapi dengan syarat. Jangan sentuh Aryoung"tukas Tuan Lim.
"Seorang teman tidak akan menolak. Aku bersumpah sepenuh hati. Percaya padaku"jawab mafia Choi meyakinkan. Lalu ia melangkah pergi,beberapa saat kemudian tempat yang dipakai buat ngobrol dengan tuan Lim meledak.
Aryoung terbangun seakan mimpi buruk, ia punya firasat yang tidak baik tentang ayahnya.
Pagi-pagi Ki-chul menemani ibunya di dapur.
"Ibu"ucap Ki-chul.
"Apa?"
"Apa kau senang melihat putramu?"
"Tentu saja"jawab ibu Ki-chul senang.
"Omong-omong,Ki-chul…"
"Apa?"tanya Ki-chul.
Lalu ibunya menyerahkan sebuah sebuah bungkusan pada Ki-chul.
"Apa ini?"tanya Ki-chul seraya membukanya.
"Berikan itu pada Aryoung". Ternyata sebuah kalung berliontin hijau.
"Nenekmu memberikan ini pada Ibu. Sekarang ini untuk menantuku"jelas ibu Ki-chul.
"Ibu, tolong simpan ini…sampai aku menikah"tolak Ki-chul.
"Raih kesempatan ini. Akan terlambat jika tidak kau lakukan sekarang. Kau seperti ayahmu"omel ibu Ki-chul. Ki-chul pun terdiam nampak berpikir.
"Saat kau punya kesempatan, pakaikan di lehernya. Mengerti?"saran ibu Ki-chul, Ki-chul pun tersenyum. Tanpa mereka ketahui Aryoung mendengarnya, ia pun terharu.
"Oh, putraku yang manis"puji ibu Ki-chul.
Saat Ki-chul asyik tidur siang, Aryoung mengobrol dengan ayah Ki-chul.
Keduanya mengobrol dengan sebatang kayu eh maksudnya ayah Ki-chul bertanya pada Aryoung dengan menulisnya di tanah (sepertinya ayah Ki-chul paham kanji China).
Ayah Ki-chul menuliskan kata,"tidur nyenyak?".
Aryoung yang mengerti mengangguk tersenyum. Gantian Aryoung yang bertanya, ia menuliskan kata,"kalau ayah?". Ayah Ki-chul menjawab iya, lalu Ayah Ki-chul menulis lagi, kali ini ia bertanya apa Aryoung suka pada Ki-chul.
Aryoung menjawab kalau ia sedang memikirkannya. Keduanya pun tersenyum.
Ki-chul dan Aryoung pulang.
Di sebuah rumah, Do Mi memeriksa kaki Yon Hi.
"Biar kulihat. Kakimu bengkaknya parah"tukas Do Mi lalu memijit-mijit telapak kaki Yon Hi. Tiba-tiba datang Gong Chi.
"Kau yakin ini tempat pertemuannya?"tanya Yon Hi pada Gong Chi. Gong Chi menyeburkan air yang diminumnya dan memandang Yon Hi.
"Apa yang kau lihat"ujar Do Mi seraya menarik baju Yon Hi menutup pahanya. Habisnya Yon Hi duduknya parah wkwkwkkw. Yon Hi mengira Gong Chi mengintipnya dan mengatai Gong Chi cabul hahaha.
Belum sempat Gong Chi membela diri, Ki-chul dan Aryoung tiba.
"Semuanya baik-baik saja?"tanya Ki-chul.
Mereka pun senang bosnya dan Aryoung selamat.
"Bagaimana keadaan di Seoul?"tanya Ki-chul.
"Sedang hujan di Seoul"jawab Do Mi bloon.
"Dasar sialan"gerutu Ki-chul.
"Mereka sedang mencarimu"sahut Gong Chi.
Yon Hi menanyakan keadaan Aryoung. Aryoung menjawab iya, lalu Aryoung pinjam ponsel Yon Hi.
Aryoung keluar rumah mencoba menelepon ayahnya di Hong Kong,namun tak tersambung. Tiba-tiba Aryoung dikagetkan dengan kedatangan para pembunuh bayaran. Pembunuh itu memberi isyarat pada Aryoung agar mengikutinya. Aryoung mengerti, lalu ia mengambil sepeda yang ada di dekatnya dan mengikuti para pembunuh bayaran.
"Apa?"tanya Ki-chul pada Gong Chi.
"Bukan hanya kau yang mereka cari…"
"Lalu siapa?"
"Kudengar dari salah satu temanku. Kalau Aryoung itu putrinya bos Hwabaekryun"jawab Gong Chi.
"Apa?"tanya Ki-chul. Mendengar hal itu Yon Hi meregangkan tangannya sok kuat.
"Kenapa lenganmu?"tanya Do Mi.
"Kenapa dengannya?"tambah Ki-chul.
"Mereka mencari Aryoung"tukas Gong Chi.
"Geng di Hong Kong sedang berperang"tanya Do Mi.
"Tunggu, di mana dia?"tanya Ki-chul yang sadar Aryoung tak bersama mereka. Kemana aja bang????? XD.
Aryoung terus membututi mobil pembunuh dengan sepeda ontelnya.
Mereka berhenti sebuah gudang kosong.
"Membawa pasukan untuk membunuh satu orang?"ejek Aryoung.
"Apakah satu atau sepuluh yang harus dibunuh, kami selalu sepaket bertiga"jawab sang pembunuh, kedua anak buahnya pun mengeluarkan senjatanya.
"Aku berterima kasih karena tidak menyakiti temanku"
."Aku benci menimbulkan masalah"
"Yang kau inginkan aku?"tanya Aryoung.
"Ayahmu menunggumu"jawab sang pembunuh. Lalu bersiap mengambil pedangnya. Tiba-tiba lewat pengendara motor pengantar pesanan makanan lewat yang menimbulkan debu beterbangan, kesempatan itu digunakan Aryoung untuk menyerang lawannya dengan melemparkan shuriken. Sang pembunuh dapat menangkis shuriken Aryoung dengan pedangnya namun tidak dengan kedua anak buahnya yang tewas di tempat terkena shuriken. Sang pembunuh pun mencari Aryoung ke dalam gudang karena Aryoung menggunakan kesempatan itu untuk bersembunyi.
Sang membunuh mencari dalam bekas gudang yang sekarang menjadi tempat tumpukan jerami. Tiba-tiba dari belakang Aryoung muncul.
"Kau membunuh Tuan Jo bukan?"tanya Aryoung, sang pembunuh hanya tersenyum. Namun senyumnya berubah saat melihat Aryoung telah bersiap dengan pedang juga. Keduanya bertarung dengan sengit sampai Aryoung terlempar keluar ruangan, sang pembunuh terus memburu Aryoung. Aryoung terus berlari sampai akhirnya mereka sampai kembali di gudang tadi.
Keduanya terlibat pertarungan sengit, Aryoung kehilangan pedangnya. Pedangnya terlepas dari genggamannya dan menancap di tumpukan jerami. Aryoung terjatuh hal itu menjadi kesempatan sang pembunuh untuk menyerah Aryoung namun dengan gesit Aryoung menghindar.
Ki-chul, kedua anak buahnya dan Yon Hi mencari Aryoung, mereka sampai di sekitar gudang tempat Aryoung berkelahi.
Di dalam gudang keduanya nampak kelelahan ditambah Aryoung tak bersenjata. Sang pembunuh bersiap menyerang Aryoung, namun dengan santai Aryoung menjatuh diri ke dalam tumpukan jerami dan mengambil pedangnya. Membawanya bersembunyi dalam tumpukan jerami.
Sang pembunuh pun menusuk-nusukkan pedangnya ke tumpukan jerami tempat Aryoung terjatuh namun beberapa saat kemudian pedang Aryoung berhasil melukainya.
Ki-chul dan yang lainnya yang sudah berada di sekitar gudang terus mencari.
"Coba periksa di dalam sana"suruh Gong Chi.
"Di mana dia? Dia seharusnya memberitahu kita. Kemana dia pergi"gerutu Do Mi seraya menuju dalam gudang. Namun dia dikejutkan dengan keluarnya sang pembunuh dalam keadaan terluka.
"Bos"panggil Do Mi mundur memanggil bosnya. Semua nampak terkejut. Beberapa saat kemudian muncul Aryoung.
Sang pembunuh yang tertusuk pedang di perutnya terduduk di depan pintu dan menghembuskan nafas terakhirnya. Aryoung memandang teman-temannya lalu mendekati sang pembunuh membuang pedangnya dan menutup mata sang pembunuh yang telah tewas.
Aryoung di antar Ki-chul dan Yon Hi menemui ibunya karena dektetif Kim sudah menemukannya.
"Jika kau pergi sekarang, kau akan menyesal. Tapi saat kau melihatnya, kau mungkin saja takut seumur hidupmu"tukas Ki-chul namun Aryoung tetap keukeuh menemui ibunya.
Di sebuah meja taman hias, Aryoung melihat jejeran foto keluarga bahagia. Aryoung sedih melihatnya lalu ia mengintip, tak jauh dari situ ada seorang ibu-ibu merawat tanaman bunganya. Sadar ada yang datang ibu tersebut berkata, Aryoung, apa itu kau?"tanyanya.
Aryoung diam tak menjawab, tiba-tiba di sampingnya berdiri gadis kecil mengisyaratkan agar Aryoung diam.
"Aryoung! Di mana anakku Aryoung?"ujar ibu tadi lalu berjalan ke arah Aryoung. Anak kecil yang di samping Aryoung berlari sembunyi, Aryoung pun melangkah menjauh. Di gang lain ibu tadi menangkap anak kecil yang bersama Aryoung tadi.
Anak tadi berkata pada ibunya kalau dia melihat ada pelanggan. Anak kecil tadi juga bernama Aryoung. Aryoung menangis pergi tanpa melihat wajah ibunya.
Ki-chul, kedua anak buahnya dan Yon Hi mengantar Aryoung sampai bandara. Aryoung akan kembali ke Hong Kong.
"Terima kasih semuanya"ucap Aryoung dalam bahasa China.
"Terima kasih, teman"ujar Yon Hi menerjemahkan.
"Kita bisa bertemu lagi?"tanya Yon Hi.
"Tidak"jawab Aryoung.
"Tunggu"ucap Ki-chul. "Ibuku memintaku memberimu ini"seraya mengulurkan kalung pemberian ibunya. Dengan cepat Aryoung mengambilnya dan mengucapkan terima kasih lalu melangkah pergi.
"Dia bilang terima kasih"ujar Yon Hi pada Ki-chul.
"Kejar dia"celetuk Do Mi.
Ki-chul pun mendekat ke arah Aryoung, Aryoung berhenti sesaat.
"Aryoung-ah, aku…"seru Ki-chul namun terhenti. Yon Hi berniat menerjemahkan namun Ki-chul melarangnya.
"Jangan diterjemahkan! Kau selalu mengatakan hal yang aneh!"seru Ki-chul kesal, sadar juga dia kalau selama ini terjemahannya melenceng wkwkwk.
"Aku akan mengatakannya sendiri layaknya pria sejati"lanjut Ki-chul.
"Aku tidak tahu kau akan pergi secepat ini. Kukira aku akan senang jika kau gadis yang biasa saja. Dan ini pertama kalinya aku merasakan ini pada seseorang. Aku tidak akan mengatakannya padamu, tapi…", Ki-chul berhenti berkata, Aryoung pun melangkah pergi.
"Kau tidak tahu betapa aku mencintaimu"seru Ki-chul kemudian namun yang ditembak sudah tidak ada di tempat wkwkwk.
Aryoung menemui ayahnya yang terbaring sekarat di tenpat tidur dengan luka bakar disekujur tubuhnya.
"Dia menahan itu sampai kedatanganmu"lapor kaki tangan tuan Lim.
Aryoung menghampiri ayahnya dan memegaang tangannya.
"Ayah, aku bertemu ibu. Dia sangat bahagia. Mulai sekarang aku akan menjagamu dengan baik"ucap Aryoung, namun ayah Aryoung menghembuskan nafas terakhirnya.
"Ayah! Ayah! Ayah"panggil Aryoung sedih. "Maafkan aku"ucapnya seraya menangis.
Keesokannya di pinggir pantai, terdengar suara memanggil-manggil Aryoung.
"Seseorang datang untuk menemuimu!"lapor kaki tangan tuan Lim, lalu dari balik batu munculah dokter Ahn saia, eh Ki-chul dink hahaha, yang melambaikan tangan ke arah Aryoung. Ki-chul menghampiri Aryoung.
"Aku tidak bisa membiarkanmu pergi begitu saja. Bagaimana kabarmu? Apa ada yang bisa kubantu?"sapa Ki-chul.
"Tidak ada yang bisa kau lakukan"jawab Aryoung, pas banget ni jawabannya.
Lalu Ki-chul teringat sesuatu, ia mengambil foto ibunya Aryoung yang tertinggal dan menyerahkannya.
"Apanya yang terburu-buru? Kau meninggalkan ini…".
Ki-chul tertawa, lalu Aryoung mendekat ke arah Ki-chul dan menciumnya.
Selesai mencium Ki-chul, Aryoung malah mengusap bibirnya lalu pergi.
"Aku merasa seperti kotoran"guman Ki-chul.
Malam harinya Aryoung melihat Ki-chul yang tertidur bersama anak buah ayahnya, sepertinya Aryoung mengembalikan kalung pemberian Ki-chul. Paginya Aryoung memutuskan pergi bertarung.
Mafia Choi yang sekarang sudah menjadi pimpinan besar mafia menghadiri pesta salah satu anggota mafia di sambut hormat para mafia yang hadir.
Sementara itu Aryoung menemui pengantin wanita yang sedang berhias.
"Maafkan aku. Aku tidak akan membunuh pria yang akan jadi suamimu. Tapi jika dia menghalangi jalanku dia akan mati"ancam Aryoung pada pengantin wanita.
Ki-chul terbangun dari tidurnya, dilihatnya kalung yang diberikan pada Aryoung ada di sampingnya.
Kembali ke acara pernikahan salah satu mafia. Aryoung yang telah menyamar sebagai pengantin wanita melangkah menemui pengantin pria diiringi tepukan para mafia yang hadir. Tanpa mereka sadari bahwa itu adalah Aryoung, karena pengantin wanita China memakai penutup muka (apa ya namanya?) jadi Aryoung tak dikenali.
Selesai prosesi acara sembahyang, penganting menghadap mafia Choi.
Mafia Choi menghadiahkan sebuah pedang untuk mempelai pria.
"Aku mengucapkan selamat atas pernikahanmu dengan pedang ini. Kita raih impian kita bersama-sama". Sang mempelai pria pun menerima pedangnya.
"Terima kasih, bos. Jika aku tidak menurutimu, aku akan mati oleh pedang ini".
Perlahan tapi pasti Aryoung menghunuskan pedangnya lalu membuka penutup kepalanya.
"Kau!"seru mafia Choi, dengan cepat Aryoung menghunuskan pedang ke arah mafia Choi. Mafia Choi terhuyung jatuh, para anak buah mafia Choi menyerang Aryoung.
Mafia Choi mencoba melarikan diri dibantu beberapa anak buahnya. Acara jadi kacau.
Aryoung melepaskan gaun pengantinnya dan bersiap dengan kedua pisaunya.
"Ini perangku. Siapapun yang melawanku akan pergi ke neraka!"serunya. Namun tiba-tiba anak buah mafia Choi yang juga orang yang menyebar pecahan kaca di pertemuan antar mafia di awal menembaki Aryoung, namun Aryoung dapat menghindarinya. Ki-chul dan beberapa anak buah Aryoung tiba, Ki-chul terlihat mencari Aryoung.
Sementara itu Aryoung mencari mafia Choi.
Aryoung dihadang beberapa anak buah mafia Choi, namun Aryoung dengan mudah mengalahkannya.
Ki-chul mencari Aryoung dengan mengendarai motor.
Aryoung menghadang rombongan mafia Choi. Anak buah mafia Choi yang juga melukai Aryoung dengan pecahan kaca maju menghadapi Aryoung dengan senjata api. Pria itu mengarahkan senjata ke arah Aryoung, namun Aryoung fokus menghadapinya. Saat pria itu menembakkan pistolnya Aryoung menghindar lalu melemparkan pisaunya hingga mengenai dada pria tadi. Lalu Aryoung mencabutnya, anak buah yang tersisa lari kocar-kacir hahaha.
Sekarang tinggalah mafia Choi dan Aryoung. Mafia Choi duduk di kursi menunggu kedatangan Aryoung dengan luka tusukan Aryoung tadi.
"Kau bisa dengan mudah membunuhku"seru mafia Choi.
"Jangan pernah lupa oleh tangan siapa kau akan mati"balas Aryoung. Mafia Choi tertawa mendengarnya.
"Kau memiliki kepribadian yang buruk". "Kau pemain pedang dan penari yang hebat"puji mafia Choi lalu bersiap maju dengan pedang di tangannya.
"Tapi kau tidak bisa mendapatkan apa-apa"lanjutnya. Aryoung yang sudah siap dengan pedangnya melangkah maju, namun ia terhenti saat mafia Choi menjatuhkan pedangnya dan menggantinya dengan pistol.
Ia pun menembak ke arah Aryoung, yang melukai tangan kanannya. Aryoung terjatuh namun dengan cepat bangkit.
"Kau menyelinap"ejek Aryoung.
"Dasar jalang, kau tidak sebanding denganku. Kau akan menemui ayahmu di neraka". Mafia Choi tertawa lalu bersiap menembak.
Namun tiba-tiba terdengar teriakan Ki-chul.
"Tahan!"serunya, Ki-chul datang dengan motor namun ia terjatuh dari motor karena menabrak tumpukan drum *pahlawan kesiangan deh :P*.
"Hey! Berhenti! Dasar bajingan! Turunkan senjatanya!"teriak Ki-chul.
"Siapa dia?"tanya mafia Choi.
"Jangan pedulikan dia"jawab Aryoung cuek.
Namun Ki-chul terus mengoceh.
"Untuk apa dia mengikutiku"celetuk Aryoung meyakinkan.
"Dia tidak cocok denganmu". Lalu mafia Choi bersiap menembak.
"Aku musuhmu! Jangan tembak dia!"teriak Ki-chul.
"Kau tahu berapa lama aku menunggu untuk memberinya kalung ini?"lanjut Ki-chul seraya mengeluarkan kalungnya namun mafia Choi malah menembak Ki-chul, Ki-chul terkena tembakan di dekat ketiak ia pun terlempar jatuh dari atap gedung.
Aryoung memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang mafia Choi karena mafia Choi yang kehilangan konsentrasi. Dan tep…shett…siapakah yang akan terlebih dulu terkena, pistol atau pisau? Dengan gesit Aryoung melibas perut mafia Choi dengan pisaunya, mafia Choi terhuyung Aryoung melemparkan pisaunya hingga mengenai dada mafia Choi. Mafia Choi pun terjatuh.
Walaupun takut menghadapi kenyataan, Aryoung mencoba memberanikan diri melihat ke bawah dilihatnya mafia Choi tewas di jalan. Lalu bagaimana dengan dokter Ahn? Eh maksudnya Ki-chul hahaha. Aryoung mencari jasad Ki-chul, ia pun tersenyum saat melihat Ki-chul malah sibuk mencari kalungnya di atas truk sampah wkwkwkw.
"Sial, di mana kalungnya?"gerutu Ki-chul. Aryoung tertawa melihatnya.
"Aku menghilangkannya lagi, sialan!".
"Bodoh. Dasar bodoh"ejek Aryoung.
Keesokannya Aryoung yang telah menjadi pimpinan mafia datang dikawal beberapa anak buahnya. Mafia yang hadir hormat pada Aryoung.
Aryoung bertemu dengan pimpinan mafia lain. Ki-chul melihatnya dari jauh. Aryoung menoleh dilihatnya Ki-chul tersenyum ke arahnya, namun karena Aryoung sedang sibuk cuek. Nah saat Aryoung kembali menoleh, Ki-chul sudah tak ada. Aryoung pun mencarinya, ia datang ke tempat Ki-chul berdiri.
"Dia pergi"lapor kaki tangan ayah Aryoung yang sekarang jadi kaki tangannya.
Aryoung mengerti, ia pun terdiam.
"Haruskah aku menangkapnya?"
"Suatu saat dia akan meninggalkanku"jawab Aryoung.
"Ayahmu menyesal telah meninggalkan ibumu sekarang saatnya bagiku juga untuk pergi. Aku tidak melihat penyesalanmu seperti ayahmu".
Ki-chul bersiap meninggalkan Hong Kong. Namun di perjalan mereka di hadang beberapa mafia. Ki-chul keluar dar mobil. Dari arah berlawanan datang Aryoung dan beberapa anak buahnya.
"Maaf aku lupa mengucapkan selamat tinggal"ucap Ki-chul tertawa kecil.
"Di mana kalungnya?"tanya Aryoung.
"Dia bertanya di mana kalungmu itu?"ujar kaki tangan Aryoung menerjemahkan.
Ki-chul mengeluarkan kalungnya dari saku celananya.
"Lakukan lagi?"tukas Aryoung.
"Apa?"tanya Ki-chul.
"Lamar aku, bodoh!"gerutu Aryoung, kaki tangan Aryoung menerjemahkannya.
"Dia bilang dia akan menikah".
"Dengan siapa?"tanya Ki-chul.
"Denganmu".
"Jika aku menolak"jawab Ki-chul bercanda.
"Dia sedikit kaget"ujar kaki tangan Aryoung menerjemahkan.
Aryoung cuek namun penuh arti, anak buah yang berada di sekitar Ki-chul langsung menodongkan pisau ke leher Ki-chul.
"Jika kau jadi aku, bisakah kau bilang tidak pada situasi seperti ini?"tanya Ki-chul. "Singkirkan ini".
"Baiklah"ujar kaki tangan Aryoung menerjemahkan.
"Jika aku menikahinya kalian semua mati"gerutu Ki-chul, kaki tangan Aryoung memberi isyarat agar anak buahnya melepaskan pisau goloknya.
"Bilang padanya untuk mendekat"ujar Aryoung.
"Dia bilang mendekat padanya"
"Bilang padanya untuk lari".
"Dia bilang lari". Ki-chul berhenti dia mengeluh, "Dia bertingkah seperti sudah jadi istriku". Aryoung tersenyum dan memeluk Ki-chul.
"Jika kau selingkuh, akan kupatahkan kakimu. Jadi jangan buat aku marah"ancam Aryoung. Namun kaki tangan ayah Aryoung menerjemahkan lain, ternyata bukan Yon Hi aja yang terjemahannya beda wkkwwkwk.
"Dia bilang dia akan membuatmu bahagia setiap malam!".
Ki-chul tertawa mendengarnya, OST favorit saia pun mengalunn dengan indahnya dengan berakhirnya film ini wkwkwkwkwkwk. Kira-kira sapa penyanyinya ya? udah nemplok dihp tinggal nyari liriknya :D
Dance ala pinky panther hore kelar juga ni film ahjusi saia, walaupun tadinya kalau mau cepat hilang demam dokter Ahn tonton dah ini film, namun demam dokter Ahn bukannya hilang tapi malah makin menjadi, acting ahjusi 4 jempol dah, walaupun apapun yang terjadi dokter Ahn akan selalu di hati. Dokter Ahn aku padamu, eh ahjusi lbs padamu deh wkwkwkw, see you bersama Ahjusi LBS di film/drama lain, tak sabar menanti drama terbaru Ahjusi bersama eonni Lee Min Jung *kalau jadi* semoga amin.
Eh kayaknya saia sudah nonton film ini di Indos dulu tapi lupa-lupa ingat, ingatnya yang bagian Aryoung bertarung ama pembunuh bayaran :D
--
Source: http://www.pelangidrama.net/2011/10/sinopsis-my-wife-is-gangster-3-part-2_29.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com Share on Facebook