[Sinopsis] Blind Part 1
Dewi mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha, Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin ^____^
Happy Reading........ Cerita dibuka dengan pertunjukan break dance di sebuah bangunan sederhana (sepertinya klub malam). Beberapa orang penari terlihat asyik menari ditemani oleh iringan music dari Dj berpengalaman dan MC sekaligus Rapper yang menambah riuhnya acara tersebut.
"ah, benar-benar" keluh seorang anak muda yang bersembunyi di balik punggung temannya
"kalau begitu diamlah, kamu benar-benar keterlaluan" ucap sang Kakak yang bernama Min Soo Ah
Anak muda tersebut didorong dengan paksa masuk ke dalam mobil, namun baru beberapa detik ia duduk, Soo Ah kembali mengejarnya karena ia berniat melarikan diri.
"kenapa menggunakan ini? apa aku melanggar hukum?" keluh sang adik saat Soo Ah memborgol tangannya dan mengaitkannya di mobil
"jangan mengeluh terus, kamu sendiri yang berbuat dan membuatku pusing dengan semua kelakuan nakalmu" jawab Soo Ah
"lepaskan, lepaskan aku" teriak adik Soo Ah
Mobil berjalan di jalan raya. Adik Soo Ah terus saja mengeluh dan menggoyang-goyangkan tangannya yang terborgol. Pertengkaran Kakak dan Adik pun tak bisa terelakkan, mulai dari pertengkaran mulut hingga akhirnya saling berebut kunci borgol. Mobil yang dikemudikan Soo Ah mulai oleng ke kanan dan ke kekiri. Soo Ah sama sekali tak menyadari sebuah mobil yang berjalan ke arahnya dan seketika membanting setir ke arah kanan saat menyadari mobil yang dikendarainya hampir bertabrakan.
Terdengar bunyi pecahan kaca dan gedebum keras. Beberapa detik kemudian Soo Ah terbangun dengan posisi badan tergeletak di jalan raya.
"Noona, cepat kemari" teriak adik Soo Ah sekali lagi. Merasa sang Kakak tak dapat menolongnya, adik Soo Ah berinisiatif mengambil kunci borgol yang tergeletak di kursi sampingnya. Adik Soo Ah tak mampu menggapainya dan malah membuat mobil semakin oleng ke kanan. Adik Soo Ah melepaskan seat belt yang dikenakannya dan sekali lagi berusaha menggapai kunci dan berhasil.
Namun naas, disaat kunci sudah berada di tangan, disaat itu juga mobil terjatuh dari jembatan layang dan terseret oleh truck yang melintas tepat di bawahnya.
3 Bulan kemudian
Beberapa menit kemudian terlihat seorang gadis tunanetra yang mulai beraktifitas dan mengerjakan semuanya sendirian termasuk menggosok gigi, mencuci muka dan memakaikan pengait pada Anjingnya yang bernama Se Ji yang akan menuntunnya menyusuri jalan-jalan dalam hidupnya.
"ah, kamu pasti sudah menunggu lama kan? Akhir-akhir ini baik-baik saja kan?" tanya Bos Soo Ah
"terima kasih atas perhatiannya" jawab Soo Ah
"anjing yang baik. Baiklah ada apa sehingga kamu mencariku?"
Soo Ah terlihat tegang dan beberapa kali menggenggam erat tangannya "aku ingin menangani sebuah kasus". Bos Soo Ah dan termasuk polisi senior terlihat menghela nafas. Baginya mustahil bagi Soo Ah untuk menangani sebuah kasus dengan kondisinya yang tak seperti dulu lagi.
"kasus ini sama sekali tidak ada perkembangan. Aku berharap kamu beristirahat saja di rumah dan itu adalah harapan kami"
Langkah kaki Soo Ah membawanya sampai di tepi jalan raya. Soo Ah memencet sebuah tombol dan seketika dunia menjadi gelap seperti dunia dalam pandangan Soo Ah saat ini. Tiba-tiba terdengar bunyi klakson "kamu ingin mati ya?" teriak seorang pria dan teriakannya membuat Soo Ah kaget dan tak dapat berkonsentrasi.
Sebuah Bus besar lewat disamping Soo Ah dan membuat Soo Ah semakin gelagapan. "Hei, lihat-lihat kalau jalan" teriak pria tersebut sekali lagi dan memacu mobilnya meninggalkan Soo Ah di tengah jalan raya dan masih kebingungan.
Soo Ah bersiap-siap ingin pergi. Sebuah berita di televisi mengabarkan kalau akhir-akhir ini sering terjadi kasus penculikan dimana korbannya adalah wanita. Mereka menghilang tiba-tiba dan tak ada kabar hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Dan foto wanita yang dikabarkan hilang adalah wanita yang berada di rumah tanpa penerangan.
Soo Ah memasuki sebuah area perumahan. Kali ini Soo Ah tidak membawa serta Se Ji dan hanya menggunakan tongkat sebagai alat bantunya. Soo Ah menghentikan langkahnya dan tersenyum saat mendengarkan desiran angin yang membawa daun-daun gugur beterbangan.
Soo Ah berjalan menaiki tangga yang sudah tak asing lagi baginya. Samar-samar terdengar bunyi dentingan jam. Seketika bayangan masa lalu Soo Ah terbayang di benaknya. Soo Ah bisa merasakan saat-saat dirinya dan adiknya tinggal di panti asuhan. Saat dimana dia dan adiknya bermain kejar-kejaran dan sang adik bersembunyi di sebuah kamar dan Soo Ah berhasil menemukan adiknya. Hati Soo Ah perih ketika mengingat saat-saat itu.
"aku sangat menyukainya dan ini sangat berguna untukku"
"aku tak membutuhkannya, ini menghabiskan banyak uang dan yang kuinginkan sekarang adalah menangkap penjahat" ucap Soo Ah marah ketika menerima tiket dari Ibunya
"kamu tidak dapat melakukannya"
"aku pasti bisa" ucap Soo Ah sedih dan pergi
"kamu benar-benar keterlaluan" ucap Ibu Soo Ah ketika Soo Ah mulai menjauh
"ada hal yang Ibu tak dapat ikut campur dan itu adalah urusanku".
Selesai menutup telepon, Soo Ah kembali terdiam. Telinganya berusaha menangkap suara-suara disekitarnya termasuk suara rintik-rintik hujan, suara seseorang yang sedang menghela nafas dan suara beberapa orang yang berdiri di sampingnya dan sedang menunggu taxi yang akan membawa mereka ke tujuan masing-masing sama seperti dirinya.
"annyeonghaseyo" sapa pria di dalam mobil
"bolehkan aku menumpang?" tanya Soo Ah yang menganggap kalau mobil di depannya adalah taxi
"silakan, ayo masuk"
"terima kasih"
Soo Ah menyandarkan kepalanya di jendela mobil sementara pria di depannya terus saja melirik jam tangannya dan sesekali melihat Soo Ah melalui kaca spion.
"kamu ingin pergi kemana?"
"aku ingin ke jalan Chong". Jawab Soo Ah dan meraba kursi yang didudukinya dan merasa aneh "ini bukan taxi kan? Aku merasa sedikit aneh"
"aku mengetahui keadaanmu, kamu tidak bisa melihat kan?" tanya Pria misterius dan menaikkan suhu pemanas dalam mobil dan Soo Ah bisa merasakan dan mendengarnya walaupun tak melihatnya
"tapi kita sekarang berada dimana? Aku merasa pernah mendengar suaramu?" tanya Soo Ah
"jangan tanya lagi" ucap Pria misterius dan memberikan sekaleng kopi dan tisu agar Soo Ah mengelap bekas air hujan di wajahnya "apa kamu bisa membukanya?" tanya Pria misterus kepada Soo Ah
"iya, tidak apa-apa" jawab Soo Ah dan menggenggam kaleng minuman
"biar aku yang membukakannya untukmu"
"tidak apa-apa" jawab Soo Ah. Pria misterius tetap memaksa membukakan tutup minuman kaleng Soo Ah namun Soo Ah tetap menolak. Pria misterius dengan serta merta menginjak rem saat menyadari sesuatu yang disimpan di bagasi mobilnya terjatuh ke jalan.
Soo Ah memegangi kepalanya yang kesakitan karena terbentur jok mobil. Soo Ah mulai membereskan barang-barangnya dan turun dari mobil.
"ada apa? Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Soo Ah di tengah guyuran hujan
"tidak apa-apa, semuanya sudah beres" jawab Pria misterius dan menutup pintu bagasi
"kamu sebenarnya siapa?" tanya Soo Ah mulai panik dan berniat membuka bagasi mobil
"tidak apa-apa, jangan khawatir"
"tunggu sebentar" ucap Soo Ah dan mengambil Hp dari dalam tasnya dan berniat menelepon temannya sesama rekan seprofesi
"kamu ini kenapa?" teriak Pria misterius dan mendorong Soo Ah hingga terjatuh
"lepaskan aku" teriak Soo Ah saat pria tersebut menariknya dan memaksanya masuk ke dalam mobil. Soo Ah yang notabene seorang polisi dan dianjurkan harus menguasai ilmu bela diri berusaha melepaskan diri dan memelintir tangan Pria misterius dan memaksanya merapat ke kaca mobil.
Sebuah mobil perlahan-lahan mendekat ke arah mereka. Pria misterius merasa posisinya terancam mendorong Soo Ah dan dengan cepat melarikan diri. Soo Ah berusaha meraba jalanan disekitarnya dan mencari ponselnya yang sempat ikut terjatuh ketika dirinya di dorong.
Sebuah bunyi klakson mengejutkan Soo Ah.
Soo Ah berada di kantor polisi bersama dengan Ibunya dan seorang pria yang membantunya. Soo Ah mulai bercerita kepada polisi jika dirinya saat itu berada dalam bahaya dan ingin dibunuh. Polisi sama sekali tak mempercayai ucapan Soo Ah, karena mana mungkin seorang gadis buta bisa bercerita semuanya secara detail, sungguh tak masuk diakal.
Alunan music terdengar samar-samar dari sebuah ruangan. Seorang gadis diletakkan secara paksa di atas sebuah meja panjang dan wajahnya dipenuhi banyak luka dan noda darah. Seorang pria mendekatinya dan memegangi wajahnya dengan kasar. "apa yang ingin kau katakan?" tanyanya "tolong lepaskan aku" lirihnya. Pria hanya tersenyum sinis dan membalikkan wajah si gadis ke arah kanan hingga membuatnya berteriak histeris saat melihat mayat seorang gadis tak jauh darinya.
Soo Ah sedang memandikan Se Ji. Soo Ah tertawa saat Se Ji mengibas-ngibaskan air ke wajah Soo Ah. Se Ji tiba-tiba berhenti saat menyadari kehadiran seseorang di depan pintu rumah mereka. "ada apa?" tanya Soo Ah.
"kamu tak dapat melihat?" tanya salah satu pria
"ya, ada apa?"
"kami ingin mendiskusikan sesuatu" dan samar-samar Soo Ah bisa mendengar suara borgol
"kalian ingin mendiskusikan apa?" tanya Soo Ah sekali lagi
"kami ingin bertanya kembali mengenai perkataanmu di kantor polisi dulu"
Di kantor polisi
Seorang pria setengah baya terlihat kesal saat dilimpahi tanggung jawab menangani kasus pembunuhan yang sama sekali tak ada titik terangnya, sementara teman-temannya yang lain hanya tertawa melihatnya.
Detektif Jo terlihat bingung saat dihadapkan dengan Soo Ah. Detektif Jo menatap Soo Ah dan Se Ji secara bergantian. Dirinya tak henti berdesis karena saksi untuk kasus ini adalah seorang tunanetra.
"siapa namamu dan apa pekerjaanmu?".
Soo Ah menjawab "namaku adalah Min Soo Ah dan pekerjaanku adalaah polisi. Sebuah kecelakaan menyebabkan kebutaan pada mataku dan membuatku harus beristirahat dari pekerjaanku".
Detektif Jo menghela nafas dan menutup buku laporannya, karena baginya sudah tidak ada lagi yang bisa dia tanyakan pada Soo Ah.
"tolong dengarkan apa yang semua aku katakan karena ini adalah harapan terakhir kita".
Di sebuah jalan raya terlihat seorang pemuda sedang mengendarai motor. Pemuda tersebut menghentikan motornya tiba-tiba ketika melihat pengumuman dari kepolisian mengenai kasus penculikan dan pembunuhan.
Detektif Jo bergerak cepat. Awal penyelidikannya adalah menginterogasi beberapa supir taxi yang biasa beroperasi di Gimpo Internasional.
Detektif Jo mulai bertanya kepada Gi Seob semua hal yang diketahuinya. Gi Seob hanya tertawa apalagi ketika menyadari kehadiran seorang tunanetra yang menjadi saksi yang sama dalam kasus tersebut. Soo Ah yang menyadari maksud dari tertawa Gi Seob menjadi marah dan menyuruh Gi Seob untuk segera berbicara.
"kamu tahu, ini adalah kesempatan kita yang terakhir, jadi cepatlah berbicara" ucap Soo Ah tegas
"kamu jangan keterlaluan dan membuat hal-hal aneh" tambah Detektif Jo
"benar-benar menyedihkan, benar-benar aneh" ucap Gi Seob
"kamu sebenarnya tahu atau tidak tahu?" tanya Soo Ah tiba-tiba
"apa?"
"kamu tahu tidak?" tanya Detektif Jo. Batas kesabarannya sudah di ambang batas
"benar-benar lucu. Aku melihat kejadiannya dengan mataku sendiri" ucap Gi Seob dan tertawa
Seorang wanita setengah mabuk berjalan keluar dari sebuah klub malam. Langkahnya tak beraturan dan sesekali oleng dan bahkan hampir terjatuh. Sebuah mobil diam-diam membuntutinya dan berhenti di depannya. Wanita tersebut memperhatikan mobil tersebut dan tanpa pikir panjang masuk ke dalam mobil.
"yomseo, yomseo…. Kenapa tidak berbicara? Siapa ini?" tanya Soo Ah namun sipenelepon tak menjawab dan hanya terdengar hembusan nafas seorang pria.
Sebuah Hp kembali berbunyi di tempat berbeda.
"benar-benar gawat. Aku tahu. Aku akan membereskan semua ini. Aku akan mengendalikan mereka" ucap seorang pria dan mengakhiri percakapannya. Disampingnya berbaring seorang wanita setengah baya yang tak sadarkan diri dan sebuah jarum suntik yang telah disuntikkan pada gadis tersebut. Sebuah ponsel berwarna putih dilemparkan ke luar kaca jendela dan beberapa detik kemudian hancur lebur tergilas mobol yang berseliweran di jalan raya.
Detektif Jo dan Soo Ah masih melakukan penyelidikan. Detektif Jo kembali menginterogasi beberapa sopir taxi dan merekam suara mereka yang nantinya akan diperdengarkan pada Soo Ah. Soo Ah terus saja menggeleng dan mengatakan "bukan" setiap Detektif Jo masuk ke dalam mobil dan memberikan sebuah alat perekam berbentuk pena.
"Tapi kita akan mengungkap kasus ini" ucap Detektif jo dengan mulut penuh makanan
"benar" jawab Soo Ah optimis. Soo Ah dan Detektif Jo berencana untuk kembali berbicara dengan Gi Seob seusai makan.
Gi Seob memarkirkan motornya di depan sebuah toko. Mobil yang mengikutinya juga melakukan hal yang sama. Setelah berpamitan pada Bosnya, Gi Seob melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki dan memasuki sebuah gang kecil dan sempit. Gi Seob sama sekali tidak menyadari seorang pria yang membuntutinya karena saat itu dia sedang berbicara dengan temannya di telepon.
=Flashback=
Malam dimana Soo Ah mengalami musibah, Gi Seob juga berada di tempat yang sama. Bedanya Gi Seob berada beberapa meter dari tempat kejadian tersebut dan tanpa sengaja melihat wajah pelaku pembunuhan saat melintas di hadapannya.
=Flashback end=
Gi Seob menghentikan langkahnya dan seketika langkah dibelakangnya pun tak terdengar. Gi Seob kembali berjalan, langkahnya semula pelan dan semakin lama semakin kencang. Pria yang mengikutinya pun mempercepat langkahnya dan ikut berlari….
Sebuah suara wanita yang hendak membuang sampah mengentikan langkah pria misterius untuk memukul Gi Seob hingga mati. Wanita tersebut terkejut setengah mati saat mendapati tubuh Gi Seob berada di tumpukan sampah.
Sementara itu Detektif Jo dan Soo Ah yang baru saja sampai di depan gang tempat kediaman Gi Seob terkejut saat mendapati sebuah mobil ambulans dan beberapa polisi berkumpul.
"itu bukannya Gi Seob" ucap Detektif Jo saat melihat tubuh Gi Seob dibopong ke dalam mobil ambulans. Detektif Jo segera turun dan melihat kondisi Gi Seob dan meninggalkan Soo Ah sendirian di mobil yang tak menyadari kehadiran pria misterius yang selama ini mereka cari.
"mungkin karena dia ingin menjadi saksi" ucap Soo Ah
Detektif Jo akhirnya mengerti dengan semua yang terjadi pada Gi Seob. Kedatangan Gi Seob ke kantor polisi yang dinilainya hanya untuk bermain-main saja rupanya adalah benar-benar untuk memberikan kesaksian.
=To Be Continued=
--
Source: http://www.pelangidrama.net/2011/11/sinopsis-blind-part-1.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com Share on Facebook















































Posted in: