[Sinopsis-Thai Movie] SuckSeed Part 2 (END)
Kereta mulai berjalan dan Kong hanya duduk terdiam dan melamun. Pedagang asongan lewat disamping Kong dan mulai menawarkan minuman, rokok dan permen. "Pak, kamu mempunyai apa? Boleh aku lihat dulu" tanya Kong sebelum pedagang mulai menjauh "BIR" ucap Kong mantap saat pedagang memperlihatkan barang bawaannya. Ped dan Ex sontak terkejut. "apa yang kamu lakukan?" tanya Ex namun Kong malah tersenyum.
Satu persatu kaleng Bir dibuka oleh Kong, Ped dan Ex. Ped dan Ex yang awalnya menolak malah ikut-ikutan minum bersama Kong. Karena tidak pernah minum sebelumnya Ex muntah-muntah.Kong yang masih mengingat Ern, tiba-tiba menangis dan dengan wajah lucu dan imutnya, Kong mulai menyanyi. Ex yang masih muntah tak mau kalah dan ikut bernyanyi bersama Kong dengan suaranya yang terbilang pas-pasan.
"tolong,jangan berisik" pinta Ped dalam keadaan mabuk. Baginya suara Kong dan Ex adalah sebuah musibah, apalagi mereka bernyanyi dalam keadaan mabuk (tidak untuk ditiru ya). "berhenti bernyanyi kalian berdua" teriak Ped sekali lagi namun Kong dan Ex malah mengajak Ped ikut bernyanyi bersama mereka. Para Penumpang hanya bisa melihat tingkah konyol tiga sekawan tersebut.
Tiba-tiba dari sisi Kereta Api muncul sosok seorang Pria berkacamata lengkap dengan gitar (tiap kali lagu diputar pasti akan ada sosok Pria yang ikutan bernyanyi juga dan merupakan penyanyi aslinya). Pria tersebut berjalan menuju Kong, Ped dan Ex. Saat melewati dua orang penumpang, Pria tersebut memberikan kacamatanya (heran dech, kok bisa dia pake kacamata langsung 3 sekaligus, hehehehehe, namanya juga Film).
Keesokan harinya
Ped terbangun ketika mendengar suara guyuran air seperti air hujan di dekatnya. Ternyata para pekerja sedang membersihkan kaca jendela. Ped melihat sahabat-sahabatnya tertidur dengan posisi yang sungguh memalukan. Kong tertidur di kursi sedangkan Ex tidur di lantai kereta.
"Kong, apa yang akan kita lakukan?" tanya Ped saat mereka bertiga berdiri di pinggir pagar pembatas sebuah sekolah. "kita harus mencari dulu rumahnya" jawab Kong. Ex sama sekali tidak memperdulikan apa yang sedang diperbincangkan ke dua sahabatnya. Sosok seorang gadis cantik tiba-tiba menarik perhatiannya. Ternyata bukan hanya Ex yang terpana dengan kecantikan gadis tersebut tetapi juga Ped dan Kong. Kong malah bergumam dalam hati akan menyelamatkan gadis tersebut saat seorang wanita setengah baya mengejar mereka, mata Kong sampai berpendar merah saking semangatnya.
Sebuah taxi berhenti di depan sebuah gedung besar. Ped, Kong dan Ex turun dari taxi dan terkesima dengan kemegahan gedung yang menjadi impian setiap Penyanyi. "aku akan berhasil" ucap Kong optimis "kamu yakin?" tanya Ex pesimis "ini akan menjadi tempat kita" jawab Kong mantap. Kong menepuk pundak Ped "aku yakin kita akan berhasil, kita pasti akan berhasil, dalam setahun kita akan berusaha" ucap Kong "aku juga yakin kita pasti berhasil, dalam setahun tempat ini akan menjadi tempat kita" teriak Ex. Ped hanya tersenyum melihat ke dua sahabatnya "bagaimana dengan kamu Ped?" tanya Kong "aku tidak ikutan" jawab Ped "bagaimana kamu mengungkapkannya?" tanya Kong "aku yakin pasti… berhasil" ucap Ped ragu. Kong berusaha menyakinkan Ped dan kemudian mengajak ke dua sahabatnya untuk masuk ke dalam gedung.
Kong : satu
Ex : dua
Ped : tiga
Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan Kong, Ped dan Ex. Ternyata di gedung tersebut sedang dilakukan proses syuting untuk pembuatan video klip dan Kehadiran mereka bertiga mengacaukan segalanya dan proses syuting harus diulang lagi. Sang sutradara yang berjenis kelamin wanita menyuruh para Kru untuk mengusir mereka keluar. Ped dan Ex mengikut saja saat tubuh mereka diseret keluar tapi lain halnya dengan Kong.
"aku tidak ingin pergi" ucap Ex ketika kakinya diseret (wkwkwkwk, adegan yang satu ini lucu banget). "aku tidak ingin keluar" tambah Ex. Sang Penyanyi kembali tersenyum. "kami akan masuk lagi" teriak Kong saat pintu gedung ditutup.
Kong membuka lembaran demi lembaran buku tulis bersampul pink miliknya. Terlihat sebuah lambang bertuliskan kata "KONG AND FRIEND". Dengan kesal, Kong mencoret lambang tersebut, mengoyaknya dan melemparnya ke tempat sampah (sayang gak masuk, hehehe).
Kong mulai berimajinasi dan menceritakan mimpi-mimpinya kepada ke dua sahabatnya.
"ini akan dimulai dengan cerita "SUCK SHIT". Diawali dengan mereka yang dianggap sampah, tersesat dan bertemu dengan seorang wanita(yang dimaksud Kong adalah Ern), bertemu dengan panda (gadis yang disukai Ex dan pria yang memakai kostum panda yang menyatakan cinta sebelum Ex melakukannya) dan seseorang (Ped). Tiba-tiba datanglah batu besar dan mereka menjadi bahan hinaan. Mereka mendapatkan sebuah kekuatan dan menjadikan mereka menjadi "Suck Shit". Dengan kekuatan itu mereka menjadi hebat dan dari music tersebut tumbulah akar-akar "SUCK SEED".
Hari sudah sore, Ped berjalan seorang diri bersiap-siap pulang ke rumah. Saat melewati lapangan sekolah, Ped tanpa sengaja melihat Ern yang sedang duduk menyendiri di bawah pohon. Ped memutuskan mendekati Ern yang saat itu sedang mendengarkan musik.
"apa kabar?" tanya Ped malu-malu "boleh aku duduk disini, sendiriankah?"
"duduklah" jawab Ern
"aku dan yang lainnya sudah pergi tetapi kami diusir" ucap Ped sedih
"kamu sudah berusaha" ucap Ern berusaha menyemangati Ped
"bagaimana dengan keluargamu?" tanya Ped
Ern tersenyum "mereka baik-baik saja dan jauh lebih baik dari dulu"
"baguslah kalau begitu" jawab Ped dan merasa obrolan mereka terlalu garing
"hanya saja saya tidak tahu apakah akan bertahan lama" tambah Ern dan terdiam sesaat "tidakkah kamu pulang?"
"Pulang?" tanya Ped sedikit agak bingung "baiklah aku pergi dulu".
Ped dan Kong sedang berada di toko penjualan alat-alat musik. Kong mulai sibuk memilih gitar dan mencobanya. Kong sesekali bertanya pada Ped apa dia terlihat keren jika memakai gitar yang sekarang berada di tangannya. Ped hanya terdiam. Pemilik toko menghampiri mereka dan menyarankan sebuah gitar yang berasal dari luar negeri. Kong menolak dan menunjuk sebuah gitar yang berada tidak jauh darinya "Flying Bee".
Tidak cukup sampai disitu, Kong juga meminta kepada Pemilik toko agar mengizinkannya memakai sebuah speaker. Pemilik toko tersenyum dan mengatakan kalau mata Kong sangat lihai menilai barang bagus. Saat Pemilik toko memasang kabel Speaker, Kong malah menaikkan kaki sebelah kirinya di atas sebuah speaker "aku akan memainkannya dengan gaya seperti ini" ucap Kong bangga dan mengganti kaki kirinya dengan kaki kanannya dan sama sekali tidak menyadari telah menginjak tangan pemilik toko yang berada di atas speaker.
Semua gitar yang berada di dalam toko, hampir semuanya telah dicoba Kong. Pemilik Toko dan Ped hanya bisa mematung sambil memegang gitar yang sudah dicoba Kong. "aku rasa ini yang bagus" ucap Kong dengan sebuah gitar berwarna coklat ditangannya "yang mana?" tanya Pemilik toko antusias "yang itu" ucap Kong dan menunjuk sebuah gitar berwarna hijau yang tergantung di dinding. "100 bath" ucap Pemilik toko berusaha menahan amarahnya yang siap meledak diakibatkan ulah Kong (gedubrak, kalau aku yang jadi Pemilik tokonya, pasti sudah mengamuk daritadi, hehehehe).
"kamu akan taruh ini dimana?" tanya Ped saat menerima gitar dari Pemilik Toko " tentu saja di rumahku, aku yang membelinya, kamu pikir aku akan menyimpannya di tempatmu, ayo jalan" jawab Kong.
Di Sekolah
Saat Kong dan Ped sedang berada di kamar mandi, mereka tanpa sengaja mendengar dua orang personil "THE ARENA", Tom Thunder dan Phen Impact sedang berbicara (padahal Tom dan Phen sedang Pup).
"tetapi aku tidak tahu apakah kamu bisa melawan ke tiga pengecut tersebut" jawab Tom dan buang angin
"mereka itu sampah, mereka itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan diriku" ucap Phen sombong
"kamu jangan merendahkan mereka seperti itu" ucap Tom lagi
"tapi ini kenyataan" ucap Phen dan terdengar suara buang angin dari wc sebelah "kamu makan apa sih? Kenapa buang angin terus" tanya Phen dan ikut-ikutan buang angin "aku akan berikan kentut ini pada mereka" ucap Phen. Tom sama sekali tidak menjawab dan serius dengan apa yang sedang dikerjakannya.
Tiba-tiba Phen berteriak saat seseorang mengguyurnya dengan air "siapa itu, hentikan" teriak Phen. Kong malah tambah semangat menyiram Phen apalagi disemangati oleh Ped. "siapa yang menyirammu?" teriak Tom penasaran.
"cepat keluar, kalau tidak aku akan mendobrak pintu ini" teriak Kong dan menunjuk pintu wc yang sedang ditempati Phen. Phen membuka pintu dengan tubuh yang basah kuyup, Kong jelas heran dan merasa separah itukah hasil kerjaannya. "hahhhhh" teriak Kong saat Phen menyiramkan air ke tubuhnya juga dan mendorongnya ke lantai "oke, aku menyerah" teriak Kong dan merapikan rambutnya "Oke, jangan berharap" ucap Phen dan sebuah pukulan mengenai mata Kong.
Kong sedang bermain PS saat Key masuk ke dalam kamar. "kenapa dengan wajahmu?" tanya Key heran "tidak apa-apa" jawab Kong "mukamu terlihat seperti habis dipukul" ucap Key "bukan urusanmu" jawab Kong cuek "kami akan berlatih sore ini" tambah Key.
Ern sedang menyusun kaset Cd yang berantakan di etalase. Dirinya tiba-tiba dikejutkan dengan kehadiran Ped yang muncul tiba-tiba dibelakangnya. Ped sengaja datang menemui Ern untuk memberinya sebuah hadiah namun Ped melarang Ern untuk membukanya sebelum dirinya pergi.
Sehabis mandi Ern membuka hadiah pemberian Ped. Di dalamnya terdapat sebuah kaset yang bertuliskan "Ern's Rock HITS Vol 9". Di bawah judul tadi terdapat beberapa item lagu, namun yang menarik perhatian Ern adalah tulisan berwarna merah yang berbeda dari judul item lainnya.
Ern memasukkan kaset ke dalam radio. ALunan lagu mulai terdengar. Ern tiba-tiba tersenyum saat mendengar suara seorang anak kecil yang sedang bernyanyi. Senyum Ern berubah menjadi suara tertawa saat mendengar anak kecil tersebut menyebutkan lirik lagu "I NEED YOU, I LOVE YOU, I NEED YOU, I WANT YOU". Ternyata suara anak kecil yang sedang bernyanyi adalah suara Ped kecil.
Sementara itu di kamar, Ped sedang memikirkan Ern dan hadiah yang diberikannya.
Sebuah Email masuk membuyarkan lamunannya. Email dari Ern. Ped tersenyum senang membaca email dari Ern. Mereka saling membalas email hingga akhirnya tidak ada email balasan dari Ern. Telepon di ruang tamu tiba-tiba berbunyi. Ped dengan cepat menuruni tangga dan mengangkat telepon sebelum ibunya mengangkat.
Terdengar suara seorang gadis yang bernyanyi "I NEED YOU, I LOVE YOU, I NEED YOU, I WANT YOU" sambil tertawa. Ped hanya tersenyum mendengarnya. "apakah itu terdengar bodoh?" tanya Ern
"tidak begitu" jawab Ped kemudian terdiam. Ern juga melakukan hal yang sama, terdiam.
"Ped, bagaimana keadaan ibumu?" tanya Ern memutuskan berbicara kembali
"baik-baik saja" jawab Ped singkat
"dia sedang melakukan apa?" tanya Ern lagi.
Ped melirik sekilas ke arah ibunya yang sedang asyik menonton tv "dia sedang menonton tv".
"kamu….." ucap Ern dan terdiam
"kamu sedang melakukan apa?" tanya Ped
"hanya menelepon denganmu" jawab Ern. (sama-sama terdiam)
"aku akan menutup telepon" ucap Ped
"baiklah, sampai bertemu besok" jawab Ern.
Mereka sama-sama menutup telepon dengan perasaan menyesal di hati masing-masing. Ped mencoba menutup mata namun sama sekali tidak bisa.
Sementara itu di rumah Ern, tiba-tiba terdengar bunyi bel.
"jangan buka dulu" teriak Ped dari luar pintu "aku akan menyanyi" ucap Ped dengan selembar kertas di tangannya "jangan buka, aku akan lanjutkan" teriak Ped lagi saat pintu kembali akan dibuka. Ped kembali bernyanyi.
"sudah selesai" ucap Ped. Pintu perlahan-lahan dibuka. Ped terkejut setengah mati karena yang berada di balik pintu adalah Nenek Ern dan bukan Ern. Ped menelungkupkan tangannya di depan dada sebagai tanda permintaan maaf. Ern tiba-tiba muncul dari balik punggung Neneknya dan ikut tertawa bersama sang Nenek.
Ern dengan sebuah gitar di tangannya mulai bernyanyi. Ped memandangi Ern dengan rasa takjub. Lagu yang sempat dibawakannya kembali dinyanyikan kembali oleh Ern dengan suara dan petikan gitar yang lebih bagus. (cakep banget sich kamu Ped…..).
"apakah itu bagus?" tanya Ern
"bagus sekali" jawab Ped
"kalau begitu aku bernyanyi lagi" ucap Ern dan mulai memetik gitar
"aku ingin mengatakan sesuatu" ucap Ped. Ern terdiam dan melihat ke arah Ped yang terlihat serius. "dapatkah kamu mendengarkanku sebentar saja?" tanya Ped. (Ern mengangguk) "apakah kamu tidak akan marah?" tanya Ped untuk ke dua kalinya.
"apa itu?" tanya Ern. (Ped terdiam) "aku belum mendengar sama sekali, sekarang apa yang ingin kamu katakan?" tanya Ern dan melihat Ped dengan tatapan penasaran.
"sebenarnya….. apa kamu sedang bercanda?" tanya Ern
"aku sedang tidak bercanda, aku serius. Aku sudah menyukaimu dari dulu, Kamu…………"
"aku akan memberikanmu jawaban, tapi masih rahasia" ucap Ern dan memainkan gitarnya. Ped tersenyum mendengar alunan nada yang berasal dari gitar Ern. Alunan nada lagu "I NEED YOU, I LOVE YOU, I NEED YOU, I WANT YOU".
Ped kembali ke rumah dengan perasaan senang karena cintanya diterima oleh Ern, gadis yang sangat disukainya. Ped bahkan memeluk ibunya erat saking senangnya. "ada apa denganmu?" teriak Ibu Ped.
Keesokan harinya
Ped melompat-lompat kecil menuju kelas. Senyumnya terus saja terkembang dan hal itu membuat Kong penasaran.
"Iped, ada apa denganmu, kenapa senyum terus?"
Ped terdiam "tidak ada apa-apa".
"jangan bohong, sejak pagi aku sudah melihatmu seperti itu, ayo kesini, kita akan mulai menulis lagu, kita tidak akan menyerah begitu saja, kita pasti akan terkenal" teriak Kong
"itu benar" tambah Ex dan memeluk bahu Kong
"jadi apa itu?" tanya Ped
"itu adalah lagu yang akan kita nyanyikan, ini akan menjadi sangat hebat" jawab Kong semangat
"bisakah kamu diam" teriak salah satu teman Kong tiba-tiba yang merasa terganggu dengan kebisingan yang mereka buat.
Ped sekarang bingung untuk membagi waktu antara Ern dan Kong, Ex. Kong terus memintanya untuk sekali lagi bergabung dalam Grup buatannya "SUCK SEED" dan disisi lain, Ern ingin menghabiskan waktu bersama dengan Ped karena mereka baru saja jadian. Ped berusaha menolak namun Kong terus saja memaksanya tidak perduli itu di toko kue ataupun di jalan raya.
Ped tiba-tiba setuju dan dengan semangat 45 menyetujui untuk bergabung di grup Kong, karena Ern tiba-tiba menanyakan tentang grup yang sedang dirintisnya bersama Kong dan Ex. "aku tidak akan lari lagi, kita akan berjuang" teriak Ped. Kong dan Ex mengangguk "tentu saja, karena aku sudah mendaftarkan grup kita" teriak Kong dengan selembar tiket di tangannya.
Mereka kembali latihan dan kali ini membuat demo rekaman langsung ke studio rekaman. Di mulai dengan Kong yang bernyanyi, Ped dan Ex menyemangatinya. Selanjutnya giliran Ex menabuh drum dan terakhir Ped yang bermain gitar.
Ped menjadi semangat mendapat sms dari Ern yang terus menyemangatinya. Ke tiga sahabat melompat kegirangan saat CD demo rekaman mereka telah selesai dan sekarang berada di genggaman mereka.
Hari terus berganti, siang menjadi malam dan sebaliknya hingga tiba saatnya pengumuman grup mana yang akan terpilih untuk bergabung dalam kompetisi music award.
Semua yang sudah mendaftar tentu saja akan mendengarkan hasilnya melalui siaran radio, tak terkecuali ke tiga sahabat, Kong, Ped dan Ex.
Peserta pertama diumumkan. Pemenangnya jatuh pada Grup "The Arena". Ped dan Ex seketika down namun Kong menyemangati mereka kalau mereka pasti akan lulus, karena masih ada beberapa grup band yang akan diumumkan.
Giliran Ex yang terus makan menunggu pengumuman peserta ke tiga. Ped berjalan mondar mandir layaknya setrikaan. Dan lagi-lagi harapan mereka gagal saat penyiar radio mengumukan Grup "One Hundred minute" menjadi peserta ke tiga.
"tunggu masih ada satu kesempatan lagi" ucap penyiar radio. Kong yang sedari tadi berada di bawah meja tiba-tiba keluar "aku yakin, kami pasti yang akan menang" teriak Kong kepada penyiar radio, seolah-olah penyiar radio tersebut bisa mendengarnya.
"untuk yang terakhir, kami berikan kepada…..". ke tiga sahabat berpelukan berharap mereka yang akan menjadi peserta terakhir. "wu lun sup chai" ucap penyiar radio dan mematahkan harapan ke tiga sahabat "tunggu dulu ada yang salah…" tambah penyiar radio dan ketiga sahabat kembali berpelukan dan saling menarik baju masingmasing saking tegangnya.
Ex memarahi Kong, karena ulahnya mereka tidak mengetahui grup mana yang menjadi peserta terakhir. Ped mulai menjauh dari keributan Ex dan Kong saat Hpnya berbunyi. "ya Ern, aku sedang di rumah teman, apa, kami masuk, benarkah" teriak Ped saat mendapat telepon dari Ern. "kita masuk, Ern mendengarnya" teriak Ped pada Ex dan Kong. Mereka mulai melompat kesana kemari layaknya seekor tupai.
Ped menemani Ern ke toko penjualan alat-alat music yang pernah didatanginya bersama Kong. Rupanya Ern ingin menunjukkan kepada Ped gitar barunya yang bertuliskan nama EPED, singkatan dari nama mereka. Pemilik toko bertanya pada Ped apa Ern adalah adiknya. Ped tersenyum dan menjawab kalau Ern adalah pacarnya. Jawaban Ped membuat Ern menjadi senang namun Pemilik Toko dengan cepat menjauh.
"Ped, kapan kita jalan-jalan?" tanya Ern
"apa, aku tidak dengar" jawab Ped
"kapan kita jalan-jalan?kita tidak pernah keluar, kapan?" tanya Ern sekali lagi
"oh, maaf, kalau itu akan aku usahakan" jawab Ped
"jadi, itu berarti tidak bisa?" tanya Ern sedih
"ah, bukan begitu, aku ingin sekali membawamu ke taman" jawab Ped
"kapan itu?" tanya Ern semakin sedih
"cemberut, cemberut ya?" tanya Ped dan mulai memiringkan motornya ke kanan dan ke kiri.
Hari kompetisi tiba, Kong dengan semangat 45 mulai menuruni tangga. Ibu Kong yang mengetahui Kong akan mengikuti kompetisi seperti halnya Key mencoba menyemangati Kong namun Kong tidak memperdulikannya dan berlalu pergi. Sementara itu, Ex memberi hormat kepada Toko Roti milik keluarganya agar berhasil melaju ke babak selanjutnya.
Di belakang panggung, Kong, Ped dan Ex melihat papan pengumuman. Urutan mereka berada di nomor 9 yang akan tampil, satu angka di bawah Grup "The Arena". "dimana kakakmu?" tanya Ped "oh, mereka sudah datang, itu disana" jawab Kong dan berbalik ke arah Key dan Ern yang sedang bersiap-siap. "Ped, kamu ke tempat mereka" ucap Kong. Ped mengangguk dan berjalan menuju tempat Ern dan Key.
"kamu merasa tegang?" tanya Ern dan tersenyum "sedikit" jawab Ped. Tiba-tiba Kong memanggil Ped dan mengajaknya untuk latihan sebelum mereka tampil.
Panitia lomba memanggil Key dan anggota bandnya untuk segera ke atas panggung. Giliran mereka untuk tampil. Sesaat sebelum Ern naik ke atas panggung, Ped mengirimkannya sebuah sms. Ern tersenyum membacanya.
Kong, Ped dan Ex memperhatikan penampilan The Arena dari balik panggung. Mereka terkesima dengan penampilan The Arena terutama penampilan Ern yang menjadi vokalis The Arena sepeninggal Phen. Ern mampu mengubah suasana gedung menjadi lebih histeris dari sebelumnya.
The Arena menutup penampilannya dengan sangat bagus. Tiba giliran Grup Kong "Suck Seed" yang akan tampil. Kong sama sekali terlihat tidak bersemangat.
Ex mulai menabuh drumnya namun Kong masih belum mulai bernyanyi. Ped terus melihat Kong yang tiba-tiba terdiam. Beberapa detik kemudian terdengar petikan suara bass dan Kong mulai menyanyi, tetapi suara Kong kali ini berbeda jauh disaat mereka latihan. Kong tidak bersemangat dan tiba-tiba turun dari panggung meninggalkan Ex dan Ped.
"hei kamu jangan lari" teriak Ex dan menyusul Kong. Para penonton heran melihat sikap Kong termasuk Ern dan Key yang berada di barisan penonton.
Kong tiba-tiba berdiri "kita sudah kalah, kita sudah kalah" ucap Kong dan berlalu pergi "kamu pengecut, kamu seperti berdiri di bawah bayang-bayang kakakmu, kamu suruh kami maju bersamamu dan kami maju dan sekarang kamu yang melarikan diri, apa yang sebenarnya kamu inginkan" teriak Ped dan menyusul Kong.
"apa kamu sudah selesai, katakan saja semuanya" ucap Kong berbalik tiba-tiba menghadap Ped
Ped terdiam sesaat "kamu kenapa melarikan diri?" tanya Ped dengan emosi yang sudah mereda
"aku tidak percaya diri, kita bubar saja" ucap Kong dan berlalu pergi.
Ex menyusul Kong dan Ped hanya terdiam memandangi kepergian Kong. Ped berbalik ke sisi lain dan melihat Ern yang sedaritadi mendengarkan pertengkaran mereka.
Alasan kemarahan Kong sangat jelas. Kong merasa dibohongi oleh Ped yang diam-diam berpacaran dengan Ern dan tidak memberitahukannya.
Ern mengajak Ped bertemu.
"selamat untukmu" ucap Ped membuka pembicaraan
"terima kasih" jawab Ern singkat
"kamu bisa menjadi penyanyi terkenal dengan sebuah band terkenal" ucap Ped dan tersenyum. Ern hanya terdiam dan meminum minumannya, Ern sepertinya tengah memikirkan sesuatu.
"aku ingin mengatakan sesuatu padamu" ucap Ern dan menatap Ped. Ped tertunduk dan mulai mengerti maksud dari pertemuan mereka kali ini.
"apa yang ingin kamu katakan, katakan saja atau kamu tidak percaya diri bersama denganku?" ucap Ped
Ern terdiam sesaat "aku akan pergi ke luar kota setelah kita lulus nanti, apakah itu bagus?"
"kamu jangan begitu" ucap Ped sedih
"kamu harus bahagia" ucap Ern kemudian tertawa dan tanpa disadarinya air mata tiba-tiba membasahi pipinya. "aku akan mengingatmu" tambah Ern dan segera pergi.
Bagi Ern keputusan yang diambilnya adalah yang terbaik. Ern tidak ingin dirinya menjadi penghalang antara Kong dan Ped. Bagi Ern, persahabatan Kong, Ped dan Ex jauh lebih penting dari hubungan mereka yang sebatas hanya cinta monyet.
Tetapi semuanya sudah terlambat. Hari kelulusan tiba. Semua murid mulai sibuk mencoret baju temannya masing-masing dan berfoto bersama. Ped hanya bisa terdiam melihat keakraban antara Kong dan Ex. Ped memutuskan pulang lebih awal dan meninggalkan gitar milik Kong di mejanya.
Ped berjalan lesu ke taman, tempat dimana Ped menghabiskan waktunya bersama Ern, tempat dimana Grup Band Suck Seed merayakan kemengan mereka untuk pertama kalinya saat lulus kompetisi.
Ped duduk di kursi panjang. Pandangannya tertuju ke arah danau yang terbentang di depannya. Ped mengambil walkmannya dan mendengarkan lagu karangan Grup "Suck Seed" dan seperti biasa jika Ped mendengarkan lagu, penyanyi aslinya akan muncul di samping Ped.
Beberapa tahun kemudian
Ped kembali ke kota tempat tinggalnya dulu dan tempat dimana Ped menghabiskan masa-masa Sma-nya.
Ped tanpa sengaja melihat poster "The Arena" yang sudah mengeluarkan album mereka dan hari ini diadakan konser "The Arena".
Ped terduduk di pinggir jalan sambil menikmati sebotol minuman ringan. Dari seberang jalan, teman-temannya memanggilnya dan mengatakan kalau acaranya akan segera di mulai.
Ped bergabung dengan para penonton yang sedang asyik menikmati penampilan "The Arena". Tiba-tiba seseorang memanggilnya "kamu Ped?" tanya seorang pemuda berambut lebat "Ex, kamu ternyata disini juga" ucap Ped bahagia dan berpelukan dengan Ex. "ayo kesini" ucap Ex dan mengajak Ped ke barisan depan.
Ped bisa melihat Ern lebih dekat. Ern jauh berbeda dari yang pernah dilihatnya dulu. Ern jauh lebih cantik dari sebelumnya. Ped melihat ke samping kanannya dan menemukan sosok yang sangat dikenalnya yaitu Kong.
Ped menjauh dan melihat cd yang sudah ditanda tangani Ern. Terdapat sebuah tulisan (mian aku nggak tahu apa artinya).
"apakah aku boleh duduk disini?" tanya Ern
"bukankah kamu sudah duduk" ucap Ped dan tertawa
"bagaimana keadaan ibumu?" tanya Ern, pertanyaan yang sama yang selalu dilontarkan setiap bertemu Ped
"ah, baik-baik saja, dia bahagia setiap hari" jawab Ped
"apakah kamu kesulitan berada disini?" tanya Ern dan Ped terdiam
"aku selalu mengingatmu setiap malam" ucap Ped
Ern terkejut "aku juga". Ern tertawa begitupun dengan Ped. Mereka merasa pertemuan dan percakapan mereka kali ini tidak seperti dulu yang selalu membosankan. Persahabatan jauh lebih baik bagi mereka daripada harus menjadi sepasang kekasih.
Acara reunian sekolah Ped digelar. Alasan Ped kembali ke kota tempat tinggalnya salah satunya adalah untuk menghadiri acara reuni ini.
Teman Ped sewaktu masa Sma dulu, yang mempunyai hobi merekam apa yang sedang dilakukan teman-temannya di masa SMA dulu, kali ini menunjukkan hasil rekamannya.
Para alumni terlihat antusias menontonnya termasuk Ped dan Ern. Ern melihat ke arah Kong yang terlihat sangat menikmati rekaman video.
Ped mendekati Kong dan duduk disampingnya. Kong melirik sesaat dan kembali tertawa saat melihat rekaman video saat dirinya, Ped dan Ex tampil di sebuah acara anak-anak sambil membawakan lagu rock mereka. "apakah kamu masih marah?" tanya Ped "aku sedang menikmati tontonan" jawab Kong singkat.
Ped tiba-tiba meninggalkan kursi dan menuju ke atas panggung.
"sekarang acaranya akan dilanjutkan….." ucap teman Ped namun ucapannya terpotong saat melihat Ped akan bermain gitar. "Ped, sedang apa kamu disitu? Apa yang kamu lakukan? Cepat turun".
Ped tidak bergeming dan memandangi Kong. "kamu ini" ucap salah satu personil The Arena dan ingin naik ke atas panggung namun Key mencegahnya.
Ped mulai bernyanyi dan memainkan gitarnya. Ex yang tertidur karena kebanyakan minum, tiba-tiba terbangun saat mendengar suara Ped begitupun dengan teman Ped yang sempat menegurnya tadi, kembali merekam aksi Ped.
"kakak, saya ingin kembali" ucap Kong menangis saat berpapasan dengan kakaknya. Key tersenyum dan memberikan potongan kartu yang berbentuk alat pemetik gitar kepada Kong. Potongan kartu yang pernah diberikan Kong pada Penyanyi di gedung besar.
Kong berlari sekencang-kencangnya menuju panggung. Kong kemudian mengambil gitar yang terletak tidak jauh darinya "apa yang kamu lakukan, lanjutkan" ucap Kong pada Ped yang tiba-tiba terdiam. Ped mulai bernyanyi dan para Alumni memperhatikan mereka. Ex sudah standby di depan drum dan mulai menabuh drumnya. Suck Seed kembali bangkit setelah tidur panjangnya.
Ped dan Kong berpelukan, Ex juga ingin memeluk mereka dan maju mendekat, namun tiba-tiba terjatuh dari panggung karena masih di bawah pengaruh minuman. "yi ha, yi ha" ucap teman-teman mereka bersamaan melihat jatuhnya Ex.
"akhirnya kami diberi kesempatan menunjukkan diri dan akhirnya dia memberikan pemetik gitarnya padaku".
Rupanya pemetik gitar yang pernah diberikan Kong kepada Penyanyi favoritnya diberikan kepada Key karena wajah mereka kembar.
Kong memandangi pemetik gitarnya. "apa kamu siap?" tanya Kong pada Key yang berdiri di sampingnya dan pada Ex. Ped tersenyum dan Ex mengacungkan jempol. "baiklah kita mulai, Ped".
Pembawa acara memperkenalkan kepada para penonton kalau mereka akan dihibur oleh sebuah grup Band yang bernama Suck Seed. Kali ini Penontonnya adalah anak-anak dan orang tua dan saat itu sedang diadakan acara pasar buah. (waduh, kalau dulu penontonnya anak-anak mereka pada nangis, sekarang para orang tua, kira-kira mereka akan kenapa ya?, hehehehe).
Ped melirik ke arah Kong dan memberi sinyal kalau di depan Kong terdapat sehamparan tomat segar. Kong tersenyum, Ern dan Ex juga tersenyum. Mereka bersama-sama maju ke depan dan meloncat.
--
Source: http://www.pelangidrama.net/2011/12/sinopsis-thai-movie-suckseed-part-2-end.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com Share on Facebook