HPK

mesothelioma survival rates,structured settlement annuity companies,mesothelioma attorneys california,structured settlements annuities,structured settlement buyer,mesothelioma suit,mesothelioma claim,small business administration sba,structured settlement purchasers,wisconsin mesothelioma attorney,houston tx auto insurance,mesotheliama,mesothelioma lawyer virginia,seattle mesothelioma lawyer,selling my structured settlement,mesothelioma attorney illinois,selling annuity,mesothelioma trial attorney,injury lawyer houston tx,baltimore mesothelioma attorneys,mesothelioma care,mesothelioma lawyer texas,structered settlement,houston motorcycle accident lawyer,p0135 honda civic 2004,structured settlement investments,mesothelioma lawyer dallas,caraccidentlawyer,structured settlemen,houston mesothelioma attorney,structured settlement sell,new york mesothelioma law firm,cash out structured settlement,mesothelioma lawyer chicago,lawsuit mesothelioma,truck accident attorney los angeles,asbestos exposure lawyers,mesothelioma cases,emergency response plan ppt,support.peachtree.com,structured settlement quote,semi truck accident lawyers,auto accident attorney Torrance,mesothelioma lawyer asbestos cancer lawsuit,mesothelioma lawyers san diego,asbestos mesothelioma lawsuit,buying structured settlements,mesothelioma attorney assistance,tennessee mesothelioma lawyer,earthlink business internet,meso lawyer,tucson car accident attorney,accident attorney orange county,mesothelioma litigation,mesothelioma settlements amounts,mesothelioma law firms,new mexico mesothelioma lawyer,accident attorneys orange county,mesothelioma lawsuit,personal injury accident lawyer,purchase structured settlements,firm law mesothelioma,car accident lawyers los angeles,mesothelioma attorneys,structured settlement company,auto accident lawyer san francisco,mesotheolima,los angeles motorcycle accident lawyer,mesothelioma attorney florida,broward county dui lawyer,state of california car insurance,selling a structured settlement,best accident attorneys,accident attorney san bernardino,mesothelioma ct,hughes net business,california motorcycle accident lawyer,mesothelioma help,washington mesothelioma attorney,best mesothelioma lawyers,diagnosed with mesothelioma,motorcycle accident attorney chicago,structured settlement need cash now,mesothelioma settlement amounts,motorcycle accident attorney sacramento,alcohol rehab center in florida,fast cash for house,car accident lawyer michigan,maritime lawyer houston,mesothelioma personal injury lawyers,personal injury attorney ocala fl,business voice mail service,california mesothelioma attorney,offshore accident lawyer,buy structured settlements,philadelphia mesothelioma lawyer,selling structured settlement,workplace accident attorney,illinois mesothelioma lawyer

Menu Navigasi

[Sinopsis K-Drama] Protect The Boss Episode 12

Protect The Boss Episode 12

"Aku sudah mengatakan bahwa aku ingin mengubah dunia ini. Tapi jika kita terus menggunakan jalan ini, aku akan malu. Nenek sudah mengatakan bahwa penerus ditentukan dari kemampuannya. Aku ingin menunjukkan kemampuanku yang sebenarnya".


Muwon mengantar Eunsul pulang dan sempat memeluknya, tanpa menyadari Jihun melihat semua itu.
Setelah Muwon pulang, Eunsul yang terlihat lega karena menyelesaikan satu persatu masalahnya berniat masuk. Ia kaget melihat ada Jihun yang sedang menunggunya.
"Kau menyelesaikan masalah dengan dia?". Pertanyaan Jihun ini dijawab dengan anggukan oleh Eunsul. Terlihat sekali Jihun cemburu, terutama melihat adegan pelukan di depan matanya, tapi ia berusaha menahannya.
Eunsul tersenyum, karena Jihun kini sudah jauh lebih arif mengontrol emosinya.
Ternyata Muwon tak langsung pulang, ia masih berada di sekitar rumah Eunsul dan merenung. Lamunannya teralihkan oleh suara Na Yun yang baru turun dari taxi.

Na Yun tipadiklek (eh, entah bahasa indonesianya apaan, kalo pake hak tinggi dan tiba-tiba sepatu jatuh miring), ia yang kesakitan berjingkat menyender pada mobil yang tak ia sadari milik Muwon. Sebuah suara yang bertanya apa ia baik-baik saja sukses membuat Na Yun mengkeret ketakutan dan menyembunyikan wajahnya. Muwon tersenyum melihatnya.

Melihat Na Yun masih bisa menggerutu padanya, Muwon menganggap Na Yun baik-baik saja, ia pun menutup jendelanya dan berniat pergi. Na Yun buru-buru menahan jendela mobil Muwon, dan masuk.
"Aku lelah. Keluar.."pinta Muwon
Bukannya keluar, Na Yun malah curhat soal dirinya yang tidak diajak minum ronde ke 3 oleh para bawahannya setelah makan malam bersama. Para karyawan itu sengaja memanggilkan taksi dan menganggap Na Yun sudah mabuk hingga tak boleh ikut lagi. Padahal Na Yun mengaku tak mabuk sama sekali, untuk itu ia mengajak Muwon minum bersamanya.
"Aku bilang aku lelah"tolak Muwon dengan tampang kusut
"Mengapa? Apakah sesuatu yang buruk terjadi? Wajahmu tampak lelah…"
"Apa kau tidak dengar?! aku bilang keluar!"teriak Muwon hilang kesabaran.
Na Yun terperangah.
Eunsul heran ada apa Jihun malam-malam menemuinya, Jihun menjawab ia punya sesuatu yang harus di urus. Sebelum menjawab, Jihun kembali mengingatkan Eunsul yang lupa mengangkat telpon darinya segera sebelum dering kedua berbunyi. Ia juga menanyakan soal Muwon. Apa Muwon pernah bilang kalau dia tak suka melihat Eunsul di kantor yang sama? Mendapatkan jawaban tidak, membuat Jihun yakin dengan keputusannya;
Pertama, Eunsul harus membatalkan permintaan transfer, kalau tidak, Jihun takkan segan menunjukkan hal terburuk yang dapat dilakukan seorang bos kepada karyawannya, mengirim Eunsul ke cabang di negara dunia ketiga.
Dua, Jihun merasa lapar dan ia minta makanan. Wkwkwk, gak jelas itu keputusan no.2.

Jihun beralasan telah melewatkan makan malam dan menunggu Eunsul dengan cemas, ditambah lagi ia juga sudah menghabiskan banyak energi untuk menenangkan dirinya sendiri karena melihat Eunsul dan Muwon bersama. Dengan 3 alasan itu Jihun butuh makanan.

Eunsul memang memberi apa yang Jihun minta, tapi Jihun tak mau memakannya. Nasi beserta sayur mayur dan lauk pauk yang di aduk menjadi satu (bibimbap) terlihat berantakan dan menghilangkan selera makan Jihun. Myungran kesal, karena ucapan Jihun sama persis dengan ucapan Na Yun. Myungran pun meladeninya dengan cara yang sama meladeni Na Yun: Menyodorkan sesendok besar bibimbap ke mulutnya Jihun, haha.

Jihun awalnya menolak, tapi ancaman kepalan tinjunya Myungran membuatnya tak punya pilihan. Jihun pun membuka mulutnya lebar-lebar dan memasukkan makanan sebanyak ia bisa.

Setelah kaget dengan bentakannya Muwon, Na Yun pamit pergi. Muwon minta maaf. Na Yun menjawab tak perlu, itu salahnya juga yang tak sensitif.
Muwon tak menyalahkan Na Yun, ia mengaku sedang marah pada dirinya sendiri yang tak bisa bohong sekaligus tak bisa jujur. Yang mencoba ini dan itu, tapi akhirnya terjebak entah di mana. Yang bingung antara menyuruh Eunsul pergi dan marah, atau menempel padanya dan memintanya untuk tinggal.
Na Yun berempati, ia ingin menghibur Muwon tapi tak tahu bagaimana caranya. Seperti yang Eunsul, ah bukan Myungran ajarkan, minum, menyanyi dan menari. Haha, Na Yun sentimen ama Eunsul.
Merekapun berkaraoke, kasihan Muwon yang pasti sakit kupingnya dengerin falsnya suara Na Yun. Sesekali di antara nyanyiannya Na Yun mengingatkan Muwon jangan minum, haha Muwon berdalih ia sudah lebih jago minum.
Gantian kini giliran Muwon yang nyanyi, penghayatan dan suara bagus membuat Na Yun kagum. Muwon menghayati nyanyiannya sambil mengingat kebersamaannya bersama Eunsul…
Kini kita ke dua pemeran utama kita. Eunsul ingin tahu soal ketertarikan Jihun pada managemen perusahaan (menjadi presdir nanti menggantikan ayahnya). Jihun mengaku ia memang awalnya tertarik mendapatkan posisi itu, tapi hanya sementara karena ia cepat bosan. Ia lebih suka damai daripada bertengkar. Karena untuk mendapatkan posisi itu besar kemungkinan untuk gontok-gontokkan.
Kalau memang Jihun tak mau posisi presdir, Eunsul bertanya apa yang Jihun ingin lakukan.
"Seperti ini?" Jihun mengusap kepala Ensul dan ditepis oleh Eunsul.
"Apa yang kau lakukan?"
"Lalu ini…", Jihun hendak memeluk Eunsul, tapi didorong Eunsul.
Eunsul minta Jihun menjawabnya dengan serius. Dan jawaban Jihun adalah ia tak keberatan masuk ke 'dunia'nya No Eunsul. Eunsul melarangnya, bagaimana nanti Jihun makan dan menjalani hidupnya.
"Lalu apa yang kau sukai, No Eunsul?", Jihun juga ingin tahu pemikirannya Eunsul.
"Aku belum memikirkan tentang hal itu"
"Pikirkanlah… Mungkin aku akan 100% mengikuti apapun yang kau pikirkan", Jihun tersenyum dan bersiap mencium Eunsul.

Tapi kedatangan Myungran merusaknya, haha. Myungran menutupi matanya dan memarahi mereka semestinya pakai peluit jadi sebelum ngapa-ngapain harus meniup peluitnya sebagai tanda.

Eunsul mengantar Jihun ke depan pintu. Ponsel Jihun berbunyi, telpon dari Na Yun.

Bergegas Jihun dan Eunsul ke tempat yang disebut Na Yun, tampak Muwon tepar karena mabuk sementara Na Yun terus bernyanyi dengan suara yang jauh dari kata enak. Jihun memanggil Na Yun yang menghayati nyanyiannya, ia menanyakan berapa banyak yang diminum Muwon. Jihun memarahi Na Yun yang membiarkan Muwon minum 1,5 kaleng bir. Na Yun balik menyalahkan Eunsul sebagai biang penyebabnya.
Jihun mengantar Muwon pulang, sesekali kepala Muwon terjatuh ke pundaknya Jihun. Jihun dengan ujung jarinya menjauhkan kepala Muwon, saat jatuh lagi ke bahunya ia memakai bahunya itu untuk membuat Muwon duduk tegak, tapi akhirnya Jihun nyerah juga. Ia meletakkan kepalanya di atas kepala Muwon. Jihun lalu mengucapkan, "maafkan aku" (mereka berdua sudah seperti sepupu yang akrab, pandangan Jihun ke Muwon juga sudah berubah jadi tatapan sayang seorang kakak sama adiknya ^__^ so sweet)
Jihun meletakkan Muwon di kasurnya. Seperti biasa, Ny. Shin heboh kalau lihat anak semata wayangnya mabuk. Muwon tak kuat minum alkohol seperti orang lain. Sementara Ny. Shin panik dengan keadaan Muwon, Jihun terus terpaku memandangi Muwon. (kalo kayak gini Jihun kelihatan dewasa wkwk). Ny. Shin yang sadar Jihun masih berdiri di situ langsung menyuruh Jihun pergi.
Presdir yang bangga dengan presentasinya Jihun mengulang-ulang ceritanya. Ia yakin Jihun telah sembuh. Presdir menyesali dirinya yang sering memukul Jihun padahal ia tak tahu penyebab Jihun selalu kabur dari presentasi. Nenek menyuapi presdir buah, saat ini Presdir tak perlu melakukannya (memukul Jihun) lagi. Presdir juga ingin cerita tentang ekspresi adik iparnya (Ny. Shin) saat presentasi Jihun, nenek kesal dan bilang terus saja cerita sampai 100 kali. Presdir tertawa dan bilang ibunya berlebihan ia bahkan belum cerita sampai 99 kali. Presdir cerita kalau Ny. Shin terus saja membicarakan kesejahteraan karyawan, beasiswa dan tunjangan lainnya, ia khawatir jika Ny. Shin terus-terusan menyuarakan itu nantinya saat perusahaan di ambil alih Jihun, Jihun akan memberikan semuanya. Nenek bertanya apa yang salah dengan itu? Presdir bilang tidakkah ibunya ingat kejadian di masa lalu, ibunya sendiri yang bilang mereka harus berhemat. Nenek menasehati kalau hidup hemat bukan berarti pelit. Presdir bilang ia tidak berpikir seperti itu. Nenek menasehati, "Berbagi bukanlah tugas yang rumit. Tapi kita harus terlebih dahulu menentukan apa yang orang lain butuhkan, apa yang orang lain inginkan. Mengisi di sana sini. Dengan begitu, tidak peduli bagaimanapun caranya, mereka pasti akan membalas budi". (ini presdir ngeyel banget, ibunya nasehati panjang lebar eh dia masang muka ngeyel wkwk^^)
Nenek kesal dan bilang kalau memang orangtua mendengar perkataan anak-anak mereka tapi anak-anak tidak mau mendengar perkataan orangtuanya. Presdir tertawa dan bilang, "Kenapa kau berbicara seperti itu, Ibu? Tidak ada putra seperti aku di dunia ini. Ibu, di mana kau menemukan anak seperti aku? Di mana? Di mana?", presdir narsis sambil mengulurkan tangannya. Nenek pusing, "aigoo…" (wkwk.. kelakuan presdir sama aja ama Jihun, kekanakan-kanakan wkkw^^). Lalu Presdir menyuapi ibunya buah anggur tapi ibunya menolak sambil marah-marah kalau makanan itu membuat giginya sakit. Nenek lalu bangkit dan meninggalkan Presdir sendirian. Presdir memakan buah anggurnya sambil teringat saat Jihun sukses presentasi. Ckck… Presdir sangat menghayati makannya sampai tidak sadar kalau Jihun sudah ada di depannya.
Jihun tanya apa yang dilakukan Presdir. Presdir yang terkejut langsung menundukkan kepalanya mengunyah buah yang belum habis padahal ia mau menyembunyikan wajah bahagianya itu. Jihun iseng dan bertanya, "apa ayah nonton drama lagi?". Presdir hanya menjawab singkat, "ya". Jihun tidak ambil pusing dan berniat masuk ke rumah. Presdir mengikuti di belakang dan hendak merangkul Jihun. Jihun merasa ada bahaya langsung merunduk karena takut dipukul ayahnya lagi. Presdir hanya menepuk bahunya dan menyuruh Jihun menegakkan bahunya dan berjalan mendahului Jihun sambil senyum. Jihun hanya geleng-geleng tak mengerti melihat kelakuan Presdir dan bingung kenapa ayahnya melakukannya lagi.(mau mukul-red)
Di rumah Eunsul. Na Yun masih kesal pada Eunsul dan sengaja menabrak bahu Eunsul saat berpapasan ke dalam rumah. Eunsul hanya diam saja. Na Yun bertanya kepada Myungran kenapa riasannya habis. Myungran jawab kalau Na Yun sendiri yang bilang ia boleh memakainya.
Myungran tiduran di atas tempat tidur bersama Na Yun yang duduk memegang boneka sambil melihat Eunsul yang duduk di bawah mengerjakan sesuatu di laptopnya. Na Yun turun menghampiri Eunsul dan bertanya kalau Eunsul pernah bilang kalau Na Yun marah atau cemburu, ia boleh memukul Eunsul. Na Yun lalu memukul Eunsul dengan boneka yang dipegangnya. Eunsul hanya diam saja tapi Myungran yang kesal langsung menarik Na Yun dan membawanya keluar rumah.
Na Yun menggedor-gedor pintu dan menangis memanggil Myungran, ia berjanji tidak akan melakukan hal itu lagi. Na Yun menangis, "Kau menendang aku keluar tanpa dompetku. Kau mengharapkan aku melakukan apa? Bahkan tidak ada CCTV di lingkungan ini. Bukankah itu sangat berbahaya?"
Na Yun lalu terduduk di tangga sambil menangis. Na Yun langsung mendekat ke pintu saat mendengar pintu di buka. Myungran muncul dari balik pintu dan berkata "Coba lakukan itu satu kali lagi". Na Yun berjanji ia tidak akan melakukan itu lagi. Myungran menyuruh Na Yun masuk.
Myungran yang tidur di atas tempat tidur sudah nyenyak, sementara Na Yun dan Eunsul yang tidur di bawah masih belum bisa tidur.
Jihun tiduran sambil memandang langit kamarnya, lalu ia terbangun dan memikirkan sesuatu.

Muwon tiba-tiba terbangun dari tidurnya dan terlihat memikirkan sesuatu. (jangan-jangan ke 4 orang itu gak ada yang tidur ckck…)

Ensul tertidur di mobil. Sopir pribadi Jihun membangunkannya dan bilang sudah sampai. Eunsul langsung bangun dan membangunkan Jihun yang juga tertidur di jok belakang. Keduanya keluar dari mobil dalam keadaan ngantuk. Jihun menguap beberapa kali. Jihun nanya apa Eunsul tidak tidur semalam? Eunsul bilang ia hanya tidur 2 jam di pagi hari. Lalu keduanya masuk ke dalam kantor.
Di dalam lift ada sekretaris Jang, Presdir, Eunsul dan Jihun. Presdir melihat Jihun yang tampak kurang tidur dan Eunsul yang berantakan penampilannya. Sebelum ditegur Eunsul langsung merapikan pakaiannya dan bilang ia buru-buru tadi pagi. Lalu Presdir meminta Eunsul menemui Presdir di kantornya.
Jihun: "Kenapa? No Eunsul dan aku harus pergi ke kedai kopi nanti"
"Masih ada beberapa urusan yang tertinggal. Ayah, apa yang kau inginkan dengan Sekretaris No?"
"Kau tidak perlu tahu"
"Tidak Aku perlu tahu. Atau aku akan mengikuti"
"Apa kau akan mati jika kau tidak mengalah padaku kali ini?", presdir hendak memukul Jihun. Jihun sudah memasang ancang-ancang. Melihat itu sekretaris Jang langsung berjongkok dan Eunsul bersiap-siap naik ke atas punggungnya untuk menutupi CCTV. Melihat itu Presdir langsung bilang kalau itu tak perlu karena ia tak akan lagi memukul Jihun dan meminta semuanya untuk berdiri.
Jihun tak percaya, "sungguh ayah?"
Presdir menjawab,"sungguh anak nakal". Tapi tampang Jihun yang meremehkan tak percaya membuat Presdir kesal dan berteriak kalau yang ia bilang sungguhan.
Jihun ke coffe shop bersama Myungran dan menemui pelayan yang jadi temannya. Ia memberitahukan adanya beasiswa dari DN Grup. Semua pekerja paruh waktu boleh mendaftar. Pelayan itu antusias dan ingin mendaftar tapi Jihun tidak bisa mendaftar.
Pelayan : "Itu berarti aku bisa mendaftar juga?
Jihun : "Tidak".
"Kenapa? . Kau tidak memenuhi syarat. Kenapa? Apa karena aku memperlakukanmu dengan keras sebelumnya, itu sebabnya kau membalas dendam padaku sekarang?" "Wow, kau benar-benar jahat".
"Wow, kau benar-benar tidak mengerti orang. Apa kau pikir aku akan melakukan itu?"
"Kau memang terlihat seperti orang yang akan melakukan itu".
"Kau sudah dipilih, sebagai penerima beasiswa grup DN".
Myungran kesal kenapa Jihun tidak bilang dari awal saja , kenapa mempermainkan orang. Jihun hanya tersenyum dan bilang inilah yang disebut latar belakang hubungan yang disukai orang Korea, walau terkesan tidak adil tapi Jihun menggunakan kekuasaannya. (ckck… Jihun KKN)
Pelayan itu langsung memeluk Jihun senang dan memanggilnya ahjussi (wkwk… tua amat yah Jihun dipanggil paman). Jihun meminta melepaskan pelukan dan jangan memanggilnya ahjussi . pelayan itu langsung melepas pelukannya dan memanggil Direktur. Jihun lalu memperkenalkan Myungran sebagai pekerja paruh waktu yang akan menggantikan Jihun. Jihun bilang Myungran masih pemula jadi silakan didik dia dengan keras. Myungran kesal dan bilang kalau ia bukan pemula tapi sudah berpengalaman.
Jihun juga bilang kalau Myungran punya sikap yang buruk jadi ajari dia seperti biasanya dan rubah dia. Myungran ingin marah tapi Jihun langsung menarik Myungran dan menyuruhnya tersenyum dan pergi meninggalkan keduanya yang tersenyum canggung.
Myungran kerja dengan keras, ia mengelap kaca dengan telaten. Pelayan tadi mendekati Myungran dan tanya apa identitas Myunran sebenarnya. Ia bilang Presdir Cha tidak punya anak perempuan, jadi mungkinkah Myungran anak diluar pernikahannya. Terang aja Myungran kaget dan membantahnya, tapi itu pelayan juga bilang kalau Myungran pasti membantahnya karena kalau membeberkannya mana mungkin sekarang ia menyamar. (ckck… itu salah paham nyangka Myungran lagi nyamar kayak Jihun wkwk^^) ternyata ada yang mendengar pembicaraan itu dan menyangka hal yang sama. Selama kerja Myungran merasa semua karyawan memperhatikannya terus.
Eunsul pergi dengan Presdir Cha. Selama perjalanan, Eunsul bingung dan bertanya ke Presdir mereka mau kemana. Presdir hanya tersenyum dan jawab kalau Eunsul akan tahu jika mereka sudah sampai di sana. Ternyata Presdir mengajak Eunsul ke Mall. Presdir menyuruh Eunsul mencoba gaun yang ada di toko baju. Eunsul keluar dari kamar ganti dan memperlihat gaun yang dipakainya. Presdir yang duduk di kursi melihatnya dan memberi isyarat ke Eunsul untuk masuk lagi dan mencoba gaun yang lain.(klo yang nganter Ji Hun pasti keliatan romantis wkwk^__^)
Melihat tumpukan belanjaan yang banyak, Eunsul tidak enak dan bilang ke Presdir kalau ini terlalu mahal. Presdir bilang ia sanggup membayarnya. Ternyata Ny Seo melihat kejadian itu dan terkejut.
Ny Seo lalu melaporkannya ke Ny. Shin. Ny. Shin juga kaget mendengarnya dan bertanya apa benar Presdir melakukan itu. Ny. Seo meyakinkan. Ny. Shin geram lalu meminum kopinya dengan kesal. Ny. Seo lalu bertanya ke Ny. Shin kenapa ia sangat marah melihat hal itu? Ny. Shin menjawab mungkin karena cemburu karena Ny. Seo dulu menyukai Presdir saat masih muda. Ny. Seo mengelak dan bilang kalau hati dan pikirannya hanya untuk Presdir Seo suaminya. Ny. Seo terus saja mengoceh kalau Eunsul bukan gadis biasa, dia bisa membuat Presdir menerimanya. Eunsul juga membuat Na Yun kabur dari rumah. Gara-gara Eunsul Na Yun bahkan tidak dipedulikan Cha Mu Won dan Jihun. Lalu ponsel Ny. Shin berdering.
Manajer Park masuk ke mobil dengan mengendap-ngendap. Di dalamnya Ny. Shin sudah menunggu. Manajer Park mengeluarkan amplop dari tasnya dan menyerahkannya kepada Ny. Shin. Manajer Park bilang dalam amplop itu ada semua info terbaru Presdir. Manajer Park juga bilang bukan ia sendiri yang mencari tahu tapi sekretaris Presdir yang menemukannya, walau ia tidak yakin tapi merasa itu cukup akurat. Ny. Shin senang mendengarnya dan bilang manajer Park sudah bekerja keras. Tapi begitu menoleh, Ny Shin terkejut karena tampang Manajer Park sangat buruk. Ny. Shin bertanya, manajer Park bilang karena setiap malam ia tidak bisa tidur nyenyak karena takut Presdir tahu dan memberinya hukuman. Ny. Shin menyuruh manajer Park untuk lebih berhati-hati.
Manajer Park bilang jika ia ketahuan Presdir, Ny. Shin harus menolongnya. Ny Shin ingin memberi alasan tapi Manajer Park langsung memotong dan menegaskan Ny. Shin harus menolongnya karena ia termasuk orang yang tidak mau jatuh sendirian. Bahkan waktu sekolah ia mendapat julukan monster air.(menarik orang lain saat jatuh ke air). Ny. Shin hanya bisa mengiyakan.
Nenek menandatangani surat investasi yang diberikan Muwon. Setelah tanda tangan nenek bertanya apa setelah ini ia termasuk pemegang saham perusahaan Muwon. Muwon tersenyum dan berterima kasih kepada nenek. Nenek bilang ini hanya investasi kecil jadi Muwon jangan berterima kasih. Dengan investasi ini malah nenek akan menghasilkan uang sambil duduk santai. Muwon berjanji saat nenek sedang berbaring santai ia akan menghasilkan uang buat nenek. Lalu nenek beranjak pergi. Muwon mengantar nenek sampai ke pintu. Nenek lalu mengajak Muwon pergi berdua, tapi Muwon bilang ia sibuk. Nenek memakluminya lalu kembali menoleh dan memberi nasihat kepada Muwon. Nenek bilang apa Muwon mau bekerja sampai mati? Hanya karena Muwon bilang ia sibuk setiap hari, nenek bahkan tidak bisa mengajaknya pergi makan malam. Nenek meminta Muwon menyediakan waktu buatnya meski Muwon sibuk. Muwon mengangguk setuju.
Nenek dan Muwon akhirnya berjalan-jalan di sekitar taman. Nenek senang dan bilang kalau anginnya sudah masuk musim gugur. Muwon bilang sepertinya begitu. Lalu saat ada pengendara sepeda Muwon jadi teringat saat ia dan Eunsul bersepeda bersama. Melihat Muwon melamun membuat nenek bertanya, "ada apa? Apa kau ingin bersepeda". Muwon tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "tidak".
Eh malah nenek dan Muwon bersepeda. Muwon tersenyum gembira membonceng nenek. sementara nenek ketakutan di belakang. Muwon Tanya, "apa nenek baik-baik saja?". Nenek pura-pura menjawab, "tentu saja. Aku baik-baik saja. Anginnya dingin dan menyejukkan". Muwon tertawa riang dan bilang, "kalau begitu aku akan mengayuh lebih cepat lagi". (wkwk… cucu durhaka…. Timpukin jeje…)
Nenek melepas nafas lega. Ia mengusap keringatnya. Muwon duduk di sampingnya. Muwon menerawang dan bilang kalau ia sudah mengatakan ke Eunsul kalau ia akan merubah dunianya. Muwon menambahkan, "aku tidak bermaksud akan merubah Eunsul hanya jika ia datang kepadaku. Bahkan jika ia pergi ke orang lain, aku ingin dia bahagia". Nenek menatap Muwon iba, "nenekmu ini tidak tahu bagaimana cara untuk menghiburmu. Tapi kau jangan sampai melupakan hati yang seperti itu". Muwon tersenyum miris, "aku tidak perlu dihibur. Bahkan dia belum menutuskan pilihan".
Lalu muwon tersenyum gembira, ia membulatkan matanya, "nah karena kita sudah di sini ayo kita lakukan 1 putaran lagi". Muwon lalu beranjak mengambil sepedanya sementara nenek menyiapkan mentalnya.(wkwkwk…. Kasian nenek…)
Eunsul dan Presdir keluar dari toko diiringi ucapan terima kasih pelayan toko. Eunsul berterima kasih kepada Presdir atas semuanya. Ia tidak membayangkan akan nonton dan berbelanja di mall. Eunsul malah bilang kalau Presdir punya uang harusnya mereka pergi ke toko biasa dan membeli lebih banyak dibanding belanja di mall. Predir bilang jangan khawatir dan menyuruh Eunsul sering-sering melakukan hal itu saat masih muda karena kalau dilakukan saat tua seperti dirinya terlihat memalukan. Presdir juga bilang kalau waktu muda ia dibilang mirip Richard Gere. Eunsul tersenyum dan bilang kalau presdir sekarang masih terlihat mirip. Presdir senang mendengarnya,"benarkah?". Eunsul mengangguk,"iya, Chacard Gere".(wkwk…).
Presdir lalu menyuruh Eunsul agar tampil lebih gaya lagi. Presdir juga bilang Eunsul jangan lagi memakai pakaian lusuh agar dibelikan baju lagi karena ini tidak akan terjadi dua kali. Eunsul mengangguk.
Presdir lalu tanya apa Eunsul sudah meyakinkan Jihun tentang hak manajemen perusahaan. Eunsul menggeleng. Presdir berusaha untuk meyakinkan Eunsul agar meyakinkan Jihun. Eunsul bertanya kenapa Presdir ingin sekali Jihun jadi penerusnya karena Jihun kelihatan tidak tertarik. Presdir marah apa Eunsul mau mengguruinya dan mengomelinya? Eunsul meminta maaf. Presdir lalu menyuruh Eunsul menggunakan pesona dan kecantikannya untuk membujuk Jihun atau malah memohon padanya presdir lalu melihat Eunsul dan bilang mungkin tidak akan berhasil hal tersebut. Eunsul bingung dan melihat dirinya.(wkwk… duh Eunsul dibilang gak mempesona, tapi emang iya sih wkwk *plakkk)
Lalu Presdir berubah ceria dan meyakinkan kalau Eunsul punya kekuatan untuk melakukannya. Presdir juga bilang kalau Eunsul harus segera pindah dari posisinya yang sekarang agar tidak terjadi skandal dengan Jihun. Eunsul mengiyakan, ia akan segera pindah dari pekerjaannya setelah meyakinkan Jihun. Eunsul bilang pekerjaannya yang sekarang tidak terlalu sulit, walau awal Jihun bersikap keras padanya dan mencari-cari kesalahan. Presdir tersinggung karena Eunsul membicarakan kejelekan Jihun dulu dan menyuruh Eunsul menjaga bicaranya. Eunsul meminta maaf lalu sopir Presdir datang dan membantu membawakan belanjaan Eunsul. Presdir lalu bilang kalau belanjaan itu akan dikirim ke rumah Eunsul dan menyuruh Eunsul ke kantor naik taksi. Eunsul tanya apa Presdir tidak kembali ke kantor. Presdir bilang ia sibuk, jadwalnya padat. Presdir lalu melihat jam tangannya dan buru-buru pergi karena akan terlambat datang. Eunsul mengucapkan hati-hati di jalan kepada Presdir, masih dengan wajah penasaran.
Ternyata jadwal Presdir adalah mencabuti rumput sebagai relawan masyarakat. Tiga orang ahjumma sedang bergosip membicarakan putra mereka yang tidak menurut perkataan orangtuanya. Merasa tertarik, Presdir lalu mendekati ketiganya dan mendengarkan keluhan. Ahjumma-ahjumma itu bilang kalau anak yang tidak menurut perlu dikerasin dan dibiarkan hidup di luar tanpa diberi uang. Presdir menyela bagaimana mungkin bisa setega itu pada anaknya. ahjumma lainnya bilang itu agar si anak menurut dan mendengarkan perkataan orangtua. Lalu ahjumma lainnya bilang jika anak tidak menurut cuma perlu dipukul agar nurut. Presdir bilang walau sudah dipukul tetap saja anaknya tidak nurut. Lalu ahjumma lainnya bilang kalau Presdir kelihatan sekali mengkhawatirkan anaknya. lalu ketiga ahjumma itu memuji Presdir Karena wajahnya tampan seperti artis. Lalu salah satu ahjumma itu merasa pernah melihat wajah Presdir. Lalu Presdir bilang ia bukan orang itu tapi hanya sedikit mirip. Ketiga ahjumma itu yakin kalau Presdir adalah Presdir Gangster. Presdir tetap bilang ia bukan orang itu dan berlalu pergi meninggalkan kumpulan ahjumma itu. (wkwk….)
Eunsul kembali ke kantor. Di lobby ia bertemu dengan Muwon. Eunsul masih canggung dengan Muwon. Muwon tanya apa Eunsul ada tugas keluar kantor. Eunsul menggeleng dan bilang kalau ia habis menonton film dengan Presdir. Muwon senang karena sepertinya Presdir menyukai Eunsul. Muwon juga bilang, "kalau Presdir mengganggumu lagi. Bilang saja padaku".
Eunsul jawab, "kalau aku bilang padamu lalu..?"
"Aku akan mendengarkan dan akan mengatakan hal buruk tentangnya bersamamu" Muwon bercanda dibalas senyuman canggung Eunsul. Lalu keduanya terdiam, Eunsul lalu bilang agar mereka masuk. Keduanya lalu berjalan masih dalam keadaan hening dan canggung. (duh aku suka liat Jeje malu-malu gitu wkwk)
Muwon lalu menoleh ke Eunsul dan bilang kalau ada kesempatan ia ingin makan malam bersama Eunsul sebagai teman. Eunsul tersenyum mengangguk.
Jihun berada di toilet, ia membasuh tangannya saat Muwon masuk. Muwon melihat Jihun dan berbalik mendekatinya. Muwon menatap Jihun tajam.
Jihun, "Kenapa? Kenapa menatapku?"
Muwon memasang wajah kesal, "ini tidak bisa"
"Apa"
"Aku tidak bisa memberikan dia padamu dengan mudah"
"Apa itu? Apa yang kau bicarakan?"
"Kau bertanya pura-pura tidak tahu. No Eunsul"
Wajah Jihun berubah serius mendengarnya dan berteriak, "Yak" . Muwon tersenyum sinis. Ia bilang karena ia mengatakan hal ini maka itu tidak menyalahi aturan. Muwon lalu berjalan meninggalkan Jihun. Jihun geram dan menarik kerah belakang Muwon. Keduanya memandang sengit dan mau berkelahi. Saat hendak berkelahi ada orang yang masuk ke dalam toilet. Keduanya langsung sibuk membasuh tangan sambil melayangkan tatapan permusuhan. (wkwk…. Jyahhhh….)
Muwon memasuki ruangannya bersama sekretarisnya. Muwon bilang hari ini sangat senang karena ia sudah menganggu Jihun. Meskipun Muwon sudah memikirkannya tapi menganggu Jihun membuatnya segar, dan Muwon malah bangga bisa melakukannya. (ckck… ternyata tadi itu cuma bercanda….)
Di ruangannya Jihun memasang wajah serius. Jihun bilang ia sudah berusaha memperlakukan Muwon dengan baik tapi tidak bisa. Lalu Jihun bilang ke Eunsul untuk berhati-hati karena Muwon akan mendekati Eunsul dengan dalih teman jadi Eunsul tetap harus waspada dan tidak lengah. Eunsul kesal dan menyuruh Jihun berhenti mengatakan yang jelek tentang Muwon. Eunsul merasa sangat bersalah dan berterima kasih pada Muwon jadi ia tidak ingin Jihun menjelekan Muwon. Jihun kesal dan bilang kalau Eunsul sedang ditipu Muwon. Eunsul malah bilang, "kalau kau sudah selesai, aku aku akan pergi". Eunsul berbalik dan berjalan menuju pintu. Jihun berteriak,"berhenti".
Eunsul menoleh dan berbalik ke arah Jihun. Jihun menyuruh Eunsul berjalan 5 langkah. Eunsul berjalan ke depan baru sampai 4 langkah, ia mengurungkan langkah kelima karena jaraknya dengan Jihun sangat dekat. Jihun tersenyum jahil, "aku akan melakukan langkah terakhir", dan mulai maju selangkah mendekati Eunsul. Eunsul langsung mundur selangkah. Saat jihun mau mendekatinya lagi, Eunsul langsung mengangkat telapak tangannya dan mengatakan kalau dalam perusahaan segala bentuk kontak fisik dilarang. Jihun tersenyum dan bilang ia memang berjanji tapi… Eunsul tanya, "tapi apa?". Jihun tersenyum penuh kemenangan dan bilang jika di luar perusahaan mereka bisa bebas mengekspresikan cinta, di mulai dari ini. Eunsul hanya bisa menghela nafas pasrah.
Seo Na Yun mengendap-ngendap mengintip ke dalam kafe. Ia melihat ibunya menunggu di dalam. Na Yun menyemangati dirinya lalu masuk ke dalam. Na Yun duduk di depan ibunya dan bertanya kenapa ibunya bisa ada di situ. Ny. Seo bilang apa perlu alasan untuk menemui putrinya sendiri. Na Yun lalu memesan minuman mereka melanjutkan pembicaraan. Ny. Seo memberikan Na Yun kunci apartemen pada Na Yun dan bilang ia membujuk ayah Na Yun yang masih marah. Na Yun senang menerimanya dan berterima kasih kepada ibunya. Na Yun juga tanya apa apartemennya luas, 2 lantai atau satu lantai. Ny. Seo jawab kalau Na Yun lihat saja sendiri. Na Yun tersenyum senang dan bilang kalau Eunsul dan Myungran pasti senang mendengarnya. Na Yun juga cerita tinggal di rumah kecil bertiga sungguh tersiksa, bahkan pemanas ruangan mereka mati.
Ny. Seo kesal mendengarnya dan bilang kalau Na Yun terlalu berlebihan membantu orang. Ny Seo juga bilang kalau Na Yun tidak perlu khawatir karena ia tidak akan tinggal diam, ia akan membuat Eunsul jauh dari Muwon dan Jihun. Na Yun membela kalau Eunsul tidak pernah melakukan sesuatu terhadap ibunya. Ny. Seo lalu menjawab kalau Eunsul menghancurkan Na Yun. Na Yun balik bilang kalau itu semua juga karena ibunya. Ny Seo kesal dan beranjak pergi keluar kafe. Tak lupa ia mengambil kunci apartemen yang tadi diberikan kepada Na Yun. Na Yun lalu berdiri dan bersuara lantang kalau ibunya berani macam-macam terhadap Eunsul, ia juga akan bertindak. Ny. Seo makin kesal.
Na Yun yang kesal langsung tersenyum saat melihat telponnya berdering. Telpon dari Muwon.
Na Yun menemui Muwon di kursi taman. Muwon menyerahkan proposal supermarket SN dan bilang ke Na Yun kalau sebentar lagi supermarket itu akan dibuka. Muwon bilang ia mengandalkan Na Yun dan meminta Na Yun mengerjakannya tanpa menunda-nunda. Na Yun mencibir dan bilang ia tidak seperti itu, ia hanya memastikan konsepnya baru memulainya. Lalu Na Yun tanya apa Muwon baik-baik saja? Muwon mengalihkan pembicaraan dan menyuruh Na Yun menganalisi ESB agar mudah mengatur rencana menarik konsumen. Setiap kali Na Yun bertanya tentang keadaan Muwon dan caranya membalas dendam kepada Eunsul, Muwon selalu menjawab pertanyaan Na Yun dengan proyek supermarketnya. Hal itu membuat Na Yun kesal karena ia sedang berusaha mati-matian menghibur Muwon tapi tidak ditanggapi. Muwon lalu teringat saat Eunsul menghiburnya. Muwon tersenyum dan bilang ini sangat lucu, waktu ia ditolak Na Yun, Eunsul yang menghiburnya. Pas ditolak Eunsul, giliran Na Yun yang menghiburnya. (duh… poor JJ cintamu bertepuk sebelah tangan… sini sama aku aja wkwkwk)
Eunsul langsung merajuk dan bilang, "baiklah tidak usah dilanjutkan. Aku tahu aku ini suka memaksa dan menyebalkan".
Na Yun berjalan di trotoar dengan kesal. Lalu mobil Muwon menghampirinya. Muwon bilang, "apa kau mau kuantar?". Na Yun sok jual mahal.
"Tidak perlu. Aku masih punya harga diri"jawab Na Yun.
Muwon tersenyum, "Baiklah . Berhati-hatilah kalau begitu". Mobil Muwon berjalan pergi meninggalkan Na Yun yang tambah kesal ditinggalkan. Na Yun pikir Muwon akan memaksa mengantarnya pulang, ternyata…hahaha… poor Na Yun. Na Yun langsung mencoba menghentikan taksi tapi taksi itu tidak berhenti malah mobil Muwon berjalan mundur mendekatinya. Muwon tanya sekali lagi apa benar Na Yun tidak ingin diantar? Muwon hendak melajukan mobilnya lagi, Na Yun buru-buru masuk ke dalam mobil.
Eunsul menerima telpon dari Myungran dan mengatakan tempat ia berada saat itu. Jihun kesal dan memotong dagingnya dengan marah. Jihun kesal dan bilang apa ini yang namanya berkencan, ia bahkan tidak menyukai tempatnya juga makanannya, sekarang Eunsul malah menyuruh Myungran datang. Padahal Jihun membayangkan ia akan bebas bermesraan dengan Eunsul di luar kantor. Eunsul minta maaf, ia juga bingung harus bagaimana. Eunsul bilang tadi Myungran telpon mengajaknya makan, ia tidak bisa bilang tidak dan makan berdua saja dengan Jihun sementara Myungran membayangan makan daging setiap hari. Jihun kesal dan bilang terlalu banyak pengganggu di sekitar Eunsul, mulai dari Muwon, Myungran, ayah Eunsul bahkan sekarang Na Yun. Jihun bilang itu benar-benar melelahkan.
Untuk meredam amarah Jihun, Eunsul memotongkan daging dan diberikan ke piring Jihun. Namun Jihun membuka mulutnya minta disuapi, Eunsul tersenyum mengalah dan mulai menyuapi Jihun. Keduanya tersenyum berbaikan. Lalu Jihun meminta Eunsul mendekat, Jihun membersihkan sudut bibir Eunsul dengan jarinya. Eunsul melakukan hal yang sama, ia membersihkan bibir Jihun dengan tangannya. Keduanya tersenyum senang. Lalu Jihun bilang ke Eunsul kalau Myunran datang mereka akan makan cepat-cepat dan segera pergi dari situ. Eunsul menganggukkan kepalanya setuju terserah Jihun.
Presdir berada dalam mobil bersama sekretaris Jang. Presdir bertanya kepada sekretaris Jang tentang keamanan dana rahasia. sekretaris Jang bilang pada Presdir jangan khawatir karena masalah itu akan berjalan lancar.
Presdir melihat CV Eunsul dan mengeluh kalau Eunsul bahkan tidak bisa memainkan alat musik, keahlian dan hobbynya berkaitan dengan pukulan dan perkelahian. Sekretaris Jang tersenyum dan bilang kalau reaksi Ny. Song sama seperti Presdir saat membaca CV Eunsul. Presdir tanya apa ibunya menyuruh sekretaris Jang untuk menyelidiki Eunsul. Sekretaris Jang mengiyakan kalau beberapa waktu lalu Ny. Song menyuruhnya. Presdir marah dan tanya kenapa sekretaris Jang tidak memberitahunya, apa sekretaris Jang itu sekretaris ibunya.
Presdir lalu bilang kalau dimatanya, Eunsul sangat hebat tapi belum tentu di mata orang lain. Presdir lalu meminta sekretaris Jang untuk mendidik Eunsul, setidaknya di acara sosial ia harus tampil baik. Presdir bilang karena di masa lalu Jihun sudah dipandang buruk, ia tidak mau bertambah buruk jika Jihun dan Eunsul bersama. Presdir menyuruh sekretaris Jang segera melakukan pelatihan itu yang disanggupi oleh sekretaris Jang.
Na Yun bertanya apa benar Muwon tidak mau makan. Muwon jawab apa ada masalah kalau ia tidak mau makan. Na Yun kesal dan menyuruh Na Yun melupakannya, ia mulai riang membayangkan akan makan bersama Myungran. Lalu tak sengaja Na Yun melihat Myungran berjalan dan menyuruh Muwon menghentikan mobil. Na Yun memanggil Myungran dengan ceria.
Myungran, Na Yun, dan Muwon diam ditatapi dengan pandangan kesal oleh Jihun. Jihun tanya bagaimana ini bisa terjadi. Muwon membela diri dan bilang ia diseret dan dipaksa Myungran sambil nunjuk Myungran. Myungran kesal disalahkan dan bilang karena Muwon bilang ia akan dianggap berpikiran sempit jika datang sendiri makanya Myungran mengajak dan memaksanya masuk. Jihun menatap Muwon kesal, "benar, cukup berpikiran sempit. Jadi silakan pergi".
Eunsul menengahi dan bilang kalau Muwon datang di saat yang tepat dan mengajaknya makan bersama. Jihun dengan sinis bilang, "baiklah kita akan makan bersama, tapi cepat pergi begitu kalian bertiga selesai". Jihun memelototi Muwon, Na Yun, dan Myungran yang mau membalas.
Eunsul berinisiatif menuangkan soju ke gelas Myungran dan Na Yun, cola digelas Muwon. Eunsul bilang kalau sulit bagi mereka berkumpul dan makan bersama, lalu mengajak bersulang. Muwon mau menuangkan sedikit soju ke gelasnya, lalu semua orang berteriak tidak untuk mencegahnya.(wkwk…. Trauma liat Muwon mabuk nih wkwk)
Eunsul bilang walau ada sedikit perselisihan tapi mereka masih tetap harus bekerja sama. Lalu mereka kembali bersulang. Eunsul tanya ke Muwon apa dagingnya sesuai selera? Karena kedai itu termasuk kedai daging terenak di daerahnya. Muwon mengangguk bilang enak. Na Yun bilang kenapa Eunsul tidak tanya dia. Eunsul mengalah dan bertanya bagaimana rasanya. Na Yun makan dagingnya dan bilang tidak begitu bagus. Jihun bilang ke Na Yun jangan dimakan. Na Yun kesal dan bilang kalau ia akan makan semuanya. Muwon membela Na Yun dan bilang kenapa Jihun mengganggu Na Yun saat makan, padahal Na Yun sedang terobsesi pada makanan.Muwon menyuruh Na Yun untuk makan lagi.
Jihun lalu menyuapi Eunsul. Myungran yang kesal melihatnya langsung teriak ia tidak tahan lagi, apa ini kencan ganda.(wkwkwk…. cuma Myungran yang tidak punya pasangan…)
Sekretaris Kim duduk disamping Myungran dalam keadaan bingung. Myungran bilang untuk saat ini sekretaris Kim adalah pacarnya lalu mulai menyuapinya. Sekretaris Kim masih bingung jadi ia ditelpon untuk keluar untuk ini. (wkwkwk)
Akhirnya mereka berenam makan bersama dalam keadaan suka cita. Jihun dan Muwon pun mulai melunak dan tidak berselisih lagi.
Na Yun tidur sambil mengigau, ia terus menepuk-nepukan tangannya dan teriak ,"beri aku air…air.."(ckck… berasa masih di kedai tuh..). Myungran yang merasa terganggu langsung melempar bantalnya ke bawah ke Na Yun. Telpon Eunsul berdering membuat Eunsul dan Na Yun bangun.

Eunsul menerima telpon dari Presdir yang memintanya datang. Eunsul mengiyakan dan mentup telponnya. Na Yun tanya apa tadi ayah Jihun yang menelpon? Eunsul mengangguk dan bilang ia disuruh datang dan sesuatu tentang belajar. Na Yun tersenyum dan bilang kalau sebentar lagi pelatihan dan pendidikan akan segera dimulai sekarang, itu akan benar-benar membosankan dan menyebalkan.

Eunsul datang ke rumah Presdir. Presdir lalu membiarkan Eunsul dibawa pergi wanita yang akan mendidik Eunsul. Jihun yang melihatnya ingin mengejar Eunsul, tapi Presdir melarangnya dan bilang mereka hari ini ada pertemuan penting dengan pemegang saham. Jihun ingin menolak dengan bilang ia kurang enak badan hari itu, tapi Presdir bilang agar Jihun jangan cari alasan dan segera bersiap-siap. Jihun penasaran dan tanya kemana Eunsul. Presdir bilang tidak tahu dan segera menyuruh Jihun segera bersiap lalu pergi meninggalkan Jihun.
Eunsul belajar merangkai bunga, bermain cello (wkwk… itu suara cellonya sumbang banget). Eunsul juga diajarkan tata cara makan yang baik menggunakan sendok dan garpu, posisi duduknya yang benar, jarak badan ke meja. (wkwk… tampang Eunsul kasian banget)
Jihun berdiri bosan sambil menendang kerikil, presdir menyalami para pemegang saham. Presdir langsung menegur Jihun dan menyuruhnya memberi salam pada para pemegang saham itu. Jihun menyalami mereka satu-satu.
Sepulangnya Jihun kesal dan tanya apa maksud ayahnya membawa ia ke tempat itu. Apa Presdir sedang melakukan trik kecil padanya. presdir pura-pura bingung dan tanya trik kecil apa? Jihun bilang kalau ia merasa ayahnya itu sedang memaksanya jadi pewaris padahal ia tidak mau. Presdir bilang apa ia meminta Jihun?(wkwk… tuh Presdir pinter banget acting…)
Jihun lalu menyerah dan mengambil ponselnya dan menelpon Eunsul.
Eunsul yang sedang latihan tata cara makan menggunakan sumpit meminta izin sebentar untuk menerima telpon. Jihun tanya di telpon apa Eunsul bertahan di sana dan menyuruh Eunsul berhenti dan pergi dari sana saja. Eunsul menjawab kalau ia sudah bertanya tadi dan Presdir sudah membayar semua biaya pendidikan, jadi ia tidak akan menyerah demi semua uang itu. Jihun lalu menyuruh Eunsul diam saja, ia akan ke sana membawa Eunsul. Eunsul melarang Jihun datang dan bilang ia sudah hampir selesai dan akan segera pulang kelelahan. Eunsul menutup telponnya dan melanjutkan pelatihannya.

Jihun kesal pada ayahnya dan tanya kenapa ayahnya melakukan hal itu padahal Eunsul tidak menginginkannya. Presdir hanya bilang ia mengajarkan hal yang dasar.

Muwon bersama ibunya berbicara. Ny. Shin bilang kalau dana manajemen penjualan mencapai lebih dari 1 milyar. Muwon bilang itu hal yang umum, yang ia inginkan bukanlah hal yang umum seperti itu. Muwon tahu kalau setiap perusahaan memiliki dana rahasia, jika bisa ia ingin menguranginya. Ny. Shin tanya kenapa? Muwon bilang ia ingin mengubah dunia ini. Muwon bilang kalau neneknya mengatakan bahwa penerus perusahaan ditentukan dari kemapuannya jadi Muwon akan menunjukkan kemampuannyaang sebenarnya. Lalu Muwon pamit pada ibunya yang masih kesal karena dengan Muwon terus berbuat seperti itu akan membuat ibunya tampak buruk.
Eunsul selesai pelatihan malah berpapasan dengan Muwon. Muwon tanya kenapa Eunsul bisa ada di sana. Eunsul jawab kalau ia diseret ke situ karena suatu kejadian. Eunsul tanya balik Muwon sendiri kenapa bisa ada di sini. Muwon bilang ini hotel ibunya. Eunsul mengangguk tanda mengerti. Eunsul lalu tanya apa kemarin Muwon pulang dengan selamat. Muwon bilang iya cuma ia merasa tenggorokannya sakit karena terlalu banyak minum. Muwon lalu mengajak Eunsul minum teh bersama.
Eunsul meminum jusnya. Sementara Muwon dengan takjub bertanya, "apa kau menyelesaikannya dalam satu hari?". Eunsul menjawab, "setiap jam selama 5 jam. Tapi bagian yang paling mengerikan adalah ketika berpisah dengan masing-masing guru, semuanya berkata sampai berjumpa minggu depan". Muwon tertawa dan bilang kalau sepertinya Presdir sudah benar-benar menerima Eunsul.
Eunsul lalu bilang kalau itu agak berlebihan tanpa memperhatikan apa yang ia inginkan. Muwon lalu bilang agar Eunsul mulai memberitahu apa yang ia inginkan pada Presdir. Eunsul memang sudah meencanakan hal itu. Keduanya tersenyum. Muwon lalu bilang ke Eunsul karena menghabiskan waktu bersama kemarin membuat jadi santai. Eunsul tanya, "Benarkah? Itu melegakan". Muwon tersenyum, "bukan aku, tapi kau yang terlihat lebih santai. Kita harus melakukannya sesekali". Muwon melanjutkan, "hanya untuk mengganggu Jihun". (jyahhh Muwon jail…)
Muwon lalu menyuruh Eunsul pulang karena pasti Eunsul sangat lelah.
Presdir memandang laporan yang disajikan sekretaris Jang. Presdir bilang kalau sekretaris Jang sudah bekerja keras. Lalu sekretaris Jang tanya apa Presdir baik-baik saja karena keliatan Presdir kurang sehat. Presdir bilang ia baik-baik saja dan menyuruh sekretaris Jang mengambil semua dokumen ini dan membakarnya. Sekretaris Jang menjawab ia mengerti. Lalu Presdir keluar ruangan. Sekretaris Jang menelpon meminta disiapkan obat diare namun karena habis maka ia mengambilnya dari ruang sekretariat.
Eunsul keluar dari lift dan berpapasan dengan Presdir. Eunsul tanya apa Presdir akan keluar dan ia akan kembali saja nanti. Presdir menggeleng dan menyuruh Eunsul masuk dan menunggu di ruangannya. Eunsul masuk ruang Presdir dan menunggu. Tak sengaja ia menjatuhkan salah satu dokumennya dan membacanya. Eunsul kaget dan mulai membaca dokumen yang lain. Sekretaris Jang datang membawakan obat untuk Presdir terkejut melihat Eunsul membaca dokumen itu.
Sekretaris Jang tanya apa yang Eunsul lakukan. Eunsul langsung menutupnya dan tanya apa itu semua. Sekretaris Jang menolak dan bilang itu bukan apa-apa cuma laporan biasa. Eunsul bilang, "menurutku tidak terlihat seperti bukan apa-apa? Aku benar kan sekretaris Jang?".
Sementara di tempat lain Ny. Shin dan Ny. Seo sedang membuka dokumen rahasia laporan dana illegal grup DN. Ny. Seo tanya apa Ny. Shin akan menggunakannya. Ny. Shin menggeleng ia belum tahu dan akan melihatnya dulu. Ny. Seo bilang jika Ny. Shin akan mempublikasikan itu maka harus mengidentifikasi waktu dan orang yang tepat dan berhati-hati. Ny. Shin bilang ia belum tahu apa akan mempublikasikan ini. Ny. Seo berkata kalau terus seperti ini maka Muwon pasti akan diangkat jadi penerus perusahaan.
Kembali ke Eunsul. Sekretaris Jang tetap bersikeras itu bukan apa-apa dan meyakinkan Eunsul untuk berpikir tidak tahu apa-apa. Presdir masuk ruangannya, Eunsul dan sekretaris Jang berdiri menyambutnya. Eunsul melihat Presdir dengan wajah bingung. Created By ai Rf dan iis Rf @PelangiDrama
Picture By ありRf @PelangiDrama

PD's Crew 10 Jan, 2012


-
Source: http://www.pelangidrama.net/2012/01/sinopsis-k-drama-protect-boss-episode.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com Share on Facebook