HPK

mesothelioma survival rates,structured settlement annuity companies,mesothelioma attorneys california,structured settlements annuities,structured settlement buyer,mesothelioma suit,mesothelioma claim,small business administration sba,structured settlement purchasers,wisconsin mesothelioma attorney,houston tx auto insurance,mesotheliama,mesothelioma lawyer virginia,seattle mesothelioma lawyer,selling my structured settlement,mesothelioma attorney illinois,selling annuity,mesothelioma trial attorney,injury lawyer houston tx,baltimore mesothelioma attorneys,mesothelioma care,mesothelioma lawyer texas,structered settlement,houston motorcycle accident lawyer,p0135 honda civic 2004,structured settlement investments,mesothelioma lawyer dallas,caraccidentlawyer,structured settlemen,houston mesothelioma attorney,structured settlement sell,new york mesothelioma law firm,cash out structured settlement,mesothelioma lawyer chicago,lawsuit mesothelioma,truck accident attorney los angeles,asbestos exposure lawyers,mesothelioma cases,emergency response plan ppt,support.peachtree.com,structured settlement quote,semi truck accident lawyers,auto accident attorney Torrance,mesothelioma lawyer asbestos cancer lawsuit,mesothelioma lawyers san diego,asbestos mesothelioma lawsuit,buying structured settlements,mesothelioma attorney assistance,tennessee mesothelioma lawyer,earthlink business internet,meso lawyer,tucson car accident attorney,accident attorney orange county,mesothelioma litigation,mesothelioma settlements amounts,mesothelioma law firms,new mexico mesothelioma lawyer,accident attorneys orange county,mesothelioma lawsuit,personal injury accident lawyer,purchase structured settlements,firm law mesothelioma,car accident lawyers los angeles,mesothelioma attorneys,structured settlement company,auto accident lawyer san francisco,mesotheolima,los angeles motorcycle accident lawyer,mesothelioma attorney florida,broward county dui lawyer,state of california car insurance,selling a structured settlement,best accident attorneys,accident attorney san bernardino,mesothelioma ct,hughes net business,california motorcycle accident lawyer,mesothelioma help,washington mesothelioma attorney,best mesothelioma lawyers,diagnosed with mesothelioma,motorcycle accident attorney chicago,structured settlement need cash now,mesothelioma settlement amounts,motorcycle accident attorney sacramento,alcohol rehab center in florida,fast cash for house,car accident lawyer michigan,maritime lawyer houston,mesothelioma personal injury lawyers,personal injury attorney ocala fl,business voice mail service,california mesothelioma attorney,offshore accident lawyer,buy structured settlements,philadelphia mesothelioma lawyer,selling structured settlement,workplace accident attorney,illinois mesothelioma lawyer

Menu Navigasi

[Sinopsis K-Drama] Protect The Boss Episode 17


[Protect The Boss Episode 17]
Eunsul mengantar Jihun sampai Seoul dan menyuruh Jihun untuk segera pergi. "Aku menyesal. Kata-kata yang telah kuucapkan sebelumnya, aku menyesalinya. Bagaimana denganmu? Apakah kau baik-baik saja?"tanya Jihun pada Eunsul. Eunsul mengatakan kalau dia baik-baik saja. Tapi setelah Jihun turun dan melangkah pergi, Eunsul tampak menyesali perkataannya.

Eunsul menatap Jihun yang berjalan menjauh, "Apanya yang baik?". Eunsul menundukkan kepalanya. DIIIIIIINNNNN! Kepala Eunsul kena klakson mobil. Eunsul tersentak dan Jihun pun berbalik. Jihun tersenyum seolah-olah Eunsul memanggilnya kembali.

Jihun pun berlari menghampiri Eunsul. Dengan cepat Eunsul berusaha menjalankan kembali mobilnya. "Awas! Kau akan terluka,"kata Eunsul ketika Jihun mencoba menghalangi Eunsul. "Kau tidak baik-baik saja kan?",Jihun senang.

Jihun membuka pintu mobil. Eunsul mengatakan kalau suara klakson itu hanyalah kesalahan dan menyuruh Jihun agar pergi. Tapi Jihun malah membuka seatbelt Eunsul dan menyuruh Eunsul keluar karena pintu sudah terlanjur terbuka. Eunsul mengomel pada Jihun yang selalu seenaknya melakukan apa yang diinginkan. Jihun mempersilahkan Eunsul untuk mengeluarkan unek-uneknya.

Eunsul akhirnya menuruti perintah Jihun. Karena truk yang terlalu tinggi, Eunsul hampir terjatuh tapi Jihun menahannya. Jihun tambah senang, "Badanmu ini terlalu jujur seperti biasanya". Serta merta Eunsul mendorong Jihun ke tengah jalan. Namun Eunsul menarik Jihun kembali karena ada mobil di belakang mereka.
"Jangan banyak omong kosong dan segera pergi!", Eunsul mengancam Jihun. Tapi itu semua tidak mempan buat Jihun. Eunsul malah memasang kuda-kuda, seperti hendak berkelahi dengan Jihun. "Aku adalah orang yang gigih dalam sesuatu sampai aku mati. Meskipun aku mengatakan menutup pintu, aku tidak bisa melakukannya. Pintunya takkan tertutup. Bayangan Eunsul terus berputar-putar di otakku. Maka dari itu aku ingin menarik kembali ucapanku tentang mengakhiri hubungan kita,"papar Jihun.
Eunsul menjelaskan kalau dia bukanlah tipe wanita yang mudah melakukan itu, membuka dan menutup hubungan dengan mudahnya. Eunsul bertanya apakah Jihun tahu perasaannya saat ini. Eunsul seperti seorang pelajar yang diasingkan selama dinasti Joseon, yang tidak mengenal siapapun dan terkunci dalam ruangan. Merasa lelah, tertipu dan ketakutan. Mendengar penuturan Eunsul, Jihun merangkulnya tapi Eunsul berusaha melepaskan diri. Di saat seperti ini Eunsul malah sibuk memikirkan pekerjaan dan honornya. "Yang kita butuhkan saat ini adalah waktu. Mari kita satukan waktumu dan waktuku," Jihun memutuskan.
Jihun membantu Eunsul memindahkan barang dari truk ke gudang. Jihun berterimakasih pada Eunsul, karena dia telah menyelesaikan pekerjaan yang sama sekali belum pernah ia pikirkan. Dengan bangganya, Jihun menyebut-nyebut kalau dia satu-satunya dari kalangan chaebol yang melakukan pekerjaan buruh seperti ini. Namun, menurut Eunsul ada pekerjaan yang terberat baginya dan mengata-ngatai Jihun yang sudah keburu sombong dengan pekerjaan biasa seperti ini. Pekerjaan yang sangat keras dan melelahkan bagi Eunsul adalah ketika ia tidak bisa melakukan apapun, ketika tidak ada sesuatu pun yang bisa dikerjakan.
Di taman, seusai kerja Jihun mengeluhkan tangannya yang mulai pegal-pegal.
"Aku akan memindahkanmu segera dari tempat ini,"ucap Jihun, "Tidak, aku yang akan menjemputmu. Jadi tunggulah".
"Aku belum memutuskan,"jawab Eunsul.
"Ada kata 'segera' setelah kata 'belum', kau juga akan segera terbuka,"kata Jihun.
Ponsel Eunsul berbunyi. Sekretaris Jang meneleponnya karena ia ingin bicara dengan Jihun. Sekretaris Jang tahu kalau saat ini Jihun pasti sedang bersama Eunsul. "Apa kau ini penguntit, sekretaris Jang?"tanya Jihun di telepon. Ada sesuatu penting yang disampaikan sekretaris Jang mengenai presdir. Jihun pun mengerti dan akan pergi. Berhubung Eunsul pun ada keperluan, Jihun memutuskan untuk menyelesaikan keperluan masing-masing dan bertemu kembali di taman itu 3 jam kemudian.
"Mengapa aku harus menemuimu?"tanya Eunsul. Jihun menjawab kalau ia butuh tumpangan lagi, yang tentu saja itu hanya alasan. "Aku akan menunggumu sampai kau datang," Jihun memastikan. Eunsul tak peduli jika Jihun mau melakukannya atau tidak. Sambil melangkah pergi Eunsul tersenyum, dia senang.
"Myungran,"teriak Eunsul pada Myungran yang baru saja keluar dari cafe. Pertemuan dua sahabat ini benar-benar kocak. Berteriak dan bertingkah seperti anak kecil, sampai-sampai orang di sekitar menengok ke arah mereka.

Myungran tiba di apartemen Na Yun. "Bagaimana bisa kau kemari Myungran?"tanya Na Yun. Eunsul bersembunyi di balik Myungran dan mengagetkan Na Yun dari belakang. "Eunsul! KYAA...," Na Yun girang melihat Eunsul. "Bagaimana dengan aku?"tanya Myungran merasa tidak dianggap oleh Eunsul dan Na Yun. Mereka bertiga berpelukan.

Di DN Group, Muwon sedang menandatangani berkas ketika sekretarisnya masuk dan menyerahkan berkas-berkas untuk memindahkan Eunsul. Muwon terdiam sejenak, pikirannya kembali mengingat ketika ia melihat Jihun yang membuntuti Eunsul. "Maaf jika kau sudah bekerja keras. Aku menyerah, sepertinya aku akan membiarkan kedua orang itu menyelesaikan masalahnya sendiri. Tidak ikut campur adalah keputusan yang terbaik saat ini,"kata Muwon pada sekretarisnya. Sekretarisnya mengiyakan lalu menanyakan bagaimana Muwon mengurusi pekerjaannya. Muwon sudah memutuskan bahwa ia akan bekerja lembur selama 3 jam.
"Aku tidak butuh uangmu,"tegas Ny. Shin pada Ny. Seo. Ny. Shin mengatakan kalau posisi presdir yang ia dapat saat ini adalah hasil kerja kerasnya dengan Muwon. Tanpa uang dan kerjasama dengan Ny. Seo ia bisa memperoleh kedudukan itu. Ny. Seo tertawa mendengar ucapan Ny. Shin barusan. Ny. Seo mengatakan kalau dia yang membuka celah untuk posisi presdir.
"Mengapa kau seperti ini? Apakah aku pernah memintamu untuk melakukan ini?"tanya Ny. Shin.
Merasa tak dianggap, Ny. Seo berkata "Apakah kau tahu tidak ada yang gratis di dunia ini?"
Dengan angkuhnya Ny. Shin menjawab tidak tahu. Ny. Seo dan Ny. Shin saling melempar tatapan tajam.
Muwon masuk dan melihatnya. "Kau jangan menemui Na Yun lagi! Jangan pernah bermimpi bisa mendapatkan Na Yun!"ucap Ny. Seo pada Muwon. "Baiklah. Aku pun tidak menyukai Na Yun," Ny. Shin malah menjawab. Ny. Seo semakin kesal dan membanting pintu dengan keras.
"Bukankah aku sudah bilang jangan terlalu dekat denganya?"kata Muwon.
"Aku pikir itu akan berakhir saat ini,"jawab Ny. Shin.
Ny. Shin memberitahu kalau ia sudah menemukan orang untuk jadi tangan kanan dan kirinya yaitu Kim Sang Ma dan Kang Jung Moo. Muwon tak mengerti maksud ibunya. Ny. Shin ingin mempertahankan posisi presdir yang sudah didapat makanya ia perlu mempersiapkan segalanya. Untuk bisa melakukan itu Ny. Shin membutuhkan kekuatan.
"Jika akhirnya baik, maka itu baik. Bukankah begitu?"tanya Ny. Shin.
"Terserah kau mau berbuat apa. tapi jika kau tertangkap olehku, aku akan menjatuhkanmu,"tegas Muwon. "Jika kau ingin seperti presdir Cha, lakukanlah. Maka kursi itu akan kembali kosong. Haruskah aku mengambilnya?"lanjut Muwon. Ny. Shin terkejut mendengar ucapan Muwon.

Jihun tiba di rumah sakit dan sekretaris Jang membayar biaya taksinya. "Mengapa kau baru muncul sekarang?"tanya sekretaris Jang. Jihun menanyakan apa yang sebenarnya terjadi

Di kamarnya, presdir Cha menonton drama di tabletnya. Dari situ ia terinspirasi untuk menuliskan daftar keinginan yang belum terlaksana. Ia menulis untuk memaafkan Suk Hui (Ny. Shin) tapi buru-buru ia hapus lagi.
"Biopsi?",Jihun kaget mendengar penyakit ayahnya.
"Kau tak perlu kaget. Kami perlu waktu untuk memeriksanya kembali. Kalaupun membahayakan, ini masih tahap awal. Ada penyebab lain munculnya tumor ini,"papar Dokter Kim.
Sekretaris Jang meminta Doktor Kim untuk merahasiakan penyakit presdir Cha. Menurut sekretaris Jang, jika rumor itu tersebar presdir Cha tidak akan memiliki kekuatan lagi dan itu akan berpengaruh pada Jihun. Publik tidak akan mempercayainya lagi dan menganggap presdir Cha hanya berpura-pura. Jihun cemas.
Jihun masuk ke kamar ayahnya ketika ayahnya sedang di toilet. Ia tersenyum ketika membaca daftar yang ditulis ayahnya. Mendengar pintu kamar mandi dibuka, Jihun melempar buku itu.
Melihat Jihun, presdir Cha mulai memarahi Jihun karena Jihun bersenang-senang dengan Eunsul ketika ia jatuh sakit.
"Bukankah aku menyuruhmu untuk tidak menemuinya lagi?"suara presdir meninggi.
"Apa yang salah dengan keadaanmu? Kau terlalu cengeng".
"Diam kau! Ini semua karena kau. Ini bukan karena posisiku, tapi posisimu yang direbut oleh Muwon!"
"Ya, semua salahku,"jawab Jihun ngeyel.
Presdir menahan amarahnya dan menyuruh Jihun segera mengambil kembali posisinya. Jangan pernah memikirkan untuk bertemu Eunsul lagi. Jihun mengiyakan masalah pekerjaan, tapi tidak dengan Eunsul. Dengan lemas presdir bertanya bagaimana jika sesuatu terjadi padanya. "Itu tidak akan terjadi ayah,"jawab Jihun. Presdir tidak yakin siapa yang bisa menjamin kalau tidak ada hal yang terjadi. Ia khawatir tidak bisa menjaga Jihun lagi. Dada presdir terasa sesak dan sakit, Jihun panik.
"Ada banyak orang yang ingin menyingkirkanmu. Jika kau terus bersama Eunsul, tidak akan ada lagi tempat untukmu. Jika kau tidak bisa mengambil posisiku, setidaknya bertahanlah agar tidak dikeluarkan. DN adalah perusahaanku dan kau adalah anakku. Kumohon, sadarlah. Bekerjalah. Jika semua itu terjadi, aku tidak bisa menutup mataku dengan tenang. Permintaanku bukanlah hal yang besar. Hanya ambil kemballi apa yang telah dirampas darimu,"pinta presdir. Jihun menuruti apa kata presdir. Jihun berjanji akan memenuhi permintaan presdir, hanya saja jangan bersikap terlalu berlebihan seperti tadi. Presdir berterimakasih pada Jihun.
Di apartemennya, Na Yun bertanya apakah Eunsul menemukan laki-laki yang tampan di tempat kerjanya. "Buang Jihun jauh-jauh dan temukan orang lain di sana,"kata Na Yun sambil makan nugget. Eunsul mengatakan kalau di sana tidak ada laki-laki single, semuanya sudah menikah. "Tempat kerjamu buruk sekali Eunsul," Myungran menambahkan. Eunsul balik bertanya pada Na Yun bagaimana hubungan dengan Muwon. Na Yun menyesal tidak jatuh cinta dari awal pada Muwon. Mengapa dulu ia meninggalkan Muwon hanya demi Jihun yang seperti itu. Merasa Jihun dijelek-jelekkan oleh Na Yun, Eunsul sengaja menjatuhkan nugget yang dipegang Na Yun. Na Yun membalas dengan melempar Eunsul. Myungran marah karena mereka berdua membuang-buang makanan. "Jam berapa sekarang?"tanya Eunsul. Ia ingat janji dengan Jihun.
Eunsul berjalan menuju taman tempat ia janjian dengan Jihun. Eunsul celingak-celinguk dan duduk. Namun berdiri lagi. Ia menganggap apa yang dilakukannya saat ini benar-benar menjatuhkan harga dirinya. Ia mondar-mandir di sekitar taman dan terus menunggu Jihun.

Jihun mengendarai mobil untuk bertemu dengan Eunsul. Tampak gelisah dengan apa yang sudah ia putuskan sebelumnya. Yang jelas saat kini ia bingung, tak ingin kehilangan keduanya, ayahnya dan Eunsul.

Tanpa disadari Eunsul telah menunggu selama 3 jam. Dan Jihun tak menampakkan batang hidungnya. Eunsul melangkah pergi tepat ketika Jihun berlari menuju taman.
"Kau mau kemana?"tanya Jihun.
"Aku tidak sedang menunggumu,"Eunsul kesal.
Jihun menganggap Eunsul becanda tapi Eunsul serius. "Aku memang menunggumu, tapi itu semenit yang lalu. Sekarang tidak lagi,"jelas Eunsul. Jihun memeluk Eunsul dari belakang.
"Tunggu aku".
"Kau terlambat".
"Sekarang aku terlambat, jadi tunggulah aku nanti".
Eunsul berbalik, menyadari ada sesuatu yang terjadi pada Jihun.
"Kau menyuruhku menunggu untuk mengatakan aku harus menunggumu?"
"Begini, aku mengatakan padamu kalau aku sedang menjalani tugasku sebagai seorang anak. Aku akan kembali setelah itu. Ini tidak akan lama,"pinta Jihun. tapi Eunsul menolak, apa alasanku untuk menuruti Jihun yang selalu berubah pikiran seenaknya.
"Meskipun kau tidak percaya aku akan kembali, tapi aku percaya kau akan menungguku". Jihun mencoba memeluk dan mencium Eunsul tapi ditepis oleh Eunsul. Jihun tidak bisa menahannya, ia pun memeluk Eunsul.

Jihun kembali ke rumah sakit. Ayahnya sudah tertidur. ia mendekati dan menatap wajah ayahnya. Jihun lalu meniup telapak tangannya dan mengusapkan ke dadanya lalu ke dada ayahnya. Dan Jihun pun menggenggam tangan ayahnya.

Eunsul kembali. Ia terus berpikir apa yang sebenarnya terjadi sepanjang perjalanan pulang.

Di tempat tinggalnya, ia menuliskan walaupun ia tidak berjanji untuk menunggu Jihun tapi ini sudah hari ke 11 ia menunggu Jihun. Eunsul mengambil ponselnya dan mencari nomor Jihun. ingin sekali ia menelepon atau mengirimkan pesan pada Jihun, tapi diurungkannya.

Di tempat kerjanya, ketika Eunsul sibuk memindahkan barang Jihun lewat di belakangnya. Eunsul menangkap bayangan Jihun dan mengejarnya, tapi Eunsul tidak menemukan Jihun.

Di pantai Eunsul tiba-tiba meninju Jihun yang ada dihadapannya. Jihun mengerang kesakitan. "Kau tidak menghubungiku selama satu bulan ini. Lalu sekarang tiba-tiba kau muncul. Dasar!",Eunsul berteriak kesal. Eunsul berbalik lalu berlari menendang Jihun. BUAKK!!! Jihun tersungkur. Jihun memohon agar Eunsul sadar. tapi Eunsul tidak mendengar malah terus memukuli Jihun. Eunsul mengeluhkan kalau ia berpura-pura sabar dan menunjukkan kerutan di wajahnya akibat terus memikirkan Jihun. Eunsul tak berhenti memukul Jihun. Terakhir ia menendang kaleng dan tepat mengenai wajah Jihun. Jihun kembali jatuh dan wuuuuuss, Jihun hilang. "Aku pasti sudah gila,"pikir Eunsul. Semua itu hanya imajinasinya.
"Apakah terjadi sesuatu? Ketika aku memikirkan hal terburuk, aku melihatnya di TV. Cha Jihun muncul".
Benar saja. Jihun muncul untuk mempromosikan produk terbaru DN. Jihun tampil keren. Beda dengan Jihun yang dulu. Tanpa ragu dan penuh percaya diri. Eunsul melihatnya di TV.

Di kamarnya, Eunsul mencorat-coret foto Jihun di surat kabar. "Aku tidak harus membantunya lagi, kau bisa melakukannya dengan baik,"kata Eunsul pada gambar Jihun.

Keesokannya, Eunsul pamit pada para pegawai di gudang. Ia memutuskan untuk berhenti bekerja di sana, karena ia tak bisa menunggu lebih lama lagi. Pekerja yang lain merasa kehilangan Eunsul.

Selepas itu Eunsul bekerja sambilan sebagai pengantar ayam goreng. Setiap ada pengumunan lowongan kerja selalu ia catat dan mengajukan lamaran.
Menunggu Cha Jihun 3.5 bulan. Tak menunggu Cha Jihun 0.7 bulan.
Muwon menandatangani berkas. ketika ia sedang berbicara pada stafnya, Na Yun menelepon.
Na Yun menunggu Muwon yang, seperti biasa, selalu terlambat. Ketika Na Yun berdiri, Muwon datang dan meminta maaf atas kesibukannya. Na Yun cemberut. Muwon menyuruhnya untuk tidak marah dan duduk.
"Aku sudah menunggumu selama satu jam, kau tahu itu?"kata Na Yun kesal. Muwon benar-benar minta maaf. Na Yun kesal karena Muwon tidak memintanya untuk menunggunya dan sengaja seperti menunjukkan kalau Muwon sekarang direktur utama. "Aku juga direktur utama. Direktur utama Seo. Jangan bertingkah seperti itu!"ucap Na Yun. Muwon menjelaskan kalau dirinya benar-benar sibuk, sampai-sampai sulit bernapas. "Bukankah aku pernah mengatakan ini beberapa kali?".
"Apa artinya aku bagimu? Apakah aku sama seperti pekerjaanmu?"tanya Na Yun.
"Pass. Apakah kau lapar?"kata Muwon. Na Yun membuka menu.
Muwon menanyakan kabar Eunsul dan Na Yun pun menanyakan apa yang terjadi pada Jihun. Ponsel Muwon berbunyi. Itu dari kliennya dan Muwon menjawab dengan bahasa Jepang. Na Yun bertambah kesal ketika Muwon malah membahas pekerjaan saat bersamanya. Muwon meminta Na Yun untuk menunggu, tapi Na Yun tidak bisa bersabar lagi. Ini bukan pertama kalinya Muwon bersikap seperti itu. Na Yun pun pergi meninggalkan Muwon. Muwon mengejar.
Ketika Muwon tengah menjelaskan pada Na Yun, ponselnya kembali berdering. Na Yun mengatakan kalau bagi Muwon ia tidak berarti apa-apa. Mengejar-ngejar Muwon seperti penguntit, meminta Muwon untuk menemuinya, Na Yun merasa capek.
"Yang kita butuhkan hanyalah waktu,"jelas Muwon.
"Bukan, yang terpenting di sini adalah hati. Kau tidak memberikan hatimu padaku. Kau tidak punya perasaan apapun terhadapku, " Na Yun terisak. Ponsel Muwon berdering kembali. Kali ini Na Yun meninggalkan Muwon.
Di rumah Ny. Seo, manager Park sedang memohon agar Ny. Seo menolongnya agar tidak diusir dari DN. Ia mengeluhkan betapa malang hidupnya. Ny. Seo menyuruh manager Park pergi ke Ny. Shin, tapi Ny. Shin tidak bertanggung jawab. Ny. Shin malah menyuruh manager Park menemui Ny. Seo. Pusing mendengarkan rengekan manager Park, Ny. Seo menyuruh pengawalnya menyeret manager Park keluar rumah. Na Yun melihat manager Park diseret keluar.Tak tahan dengan perlakuan Ny. Seo, manager Park akan membalas dendam. Na Yun menanyakan apa yang terjadi tapi Ny. Seo bilang tidak ada apa-apa. Na Yun memandang ibunya sinis.
Na Yun menceritakan sikap Muwon padanya. Ny. Seo meminta Na Yun untuk menurutinya kali ini dan pergi kencan buta. Ny. Seo mengancam akan mengambil apartemen Na Yun jika Na Yun tidak menurutinya kali ini. "Baiklah, aku mengerti," Na Yun mengangguk. Ny. Seo kaget mendengar jawaban putrinya, ia pikir kalau Na Yun memilih apartemen diambil. "Bukan begitu, aku mengerti maksudmu ibu,"kata Na Yun. Na Yun memutuskan untuk meninggalkan Muwon dan pergi kencan buta. Ny. Seo senang akan keputusan putrinya.
Na Yun menangis sejadi-jadinya di apartemennya, ditemani Eunsul dan Myungran. Ia mengatakan Muwon lelaki yang sangat jahat. Berlembar-lembar tisu dia pakai untuk mengelap air matanya. Na Yun meminta Eunsul dan Myungran untuk menginap. Mereka berdua pun mengiyakan.
"Apakah kau sudah tidur Eunsul,"tanya Na Yun.
"Tidak".
"Haruskah aku putus dengan Muwon?"
"Tidak".
"Tentang Jihun. Kau tidak memikirkannya lagi bukan?", kali ini Eunsul terdiam. Na Yun mengatakan kalau Jihun pun tak pernah menghubunginya.
"Apakah kau benar-benar berhenti memikirkan Jihun?"
"Tidak".
Na Yun menepuk-nepuk tangan Eunsul dan Eunsul membalas mengelus-ngelus Na Yun dengan kakinya. Myungran terbangun. Melihat kedua temannya yang sedang galau, Myungran merentangkan kedua tangannya. Na Yun dan Eunsul pun memeluk Myungran.
Esoknya, Eunsul kembali bekerja. Ketika tiba di depan toko, ponselnya berdering. Ada seseorang yang ingin menemuinya.
Seorang wanita yang mengaku jasa pencari kerja menemui Eunsul. Eunsul menanyakan hal yang sama berkali-kali. Eunsul penasaran apa yang menyebabkan wanita ini mencarinya. Wanita itu mencarinya karena Eunsul pernah bekerja dengan Jihun. Jihun yang awalnya tidak bisa apa-apa, bisa berubah karena Eunsul. Eunsul minta maaf telah mencurigai wanita itu.

Keduanya lalu pergi ke perusahaan yang mencari karyawan itu. Ternyata DN departemen store. Eunsul kaget karena sebelumnya ia tidak diberitahu kalau perusahaan itu adalah cabang DN. Wanita itu membantah jika ia sudah memberitahu Eunsul sebelumnya. Eunsul kembali curiga dan bertanya apakah Muwon yang melakukan hal ini.

Eunsul masuk ke ruang kerja direktur dan memperkenalkan diri pada bosnya yang baru. namun, bosnya duduk membelakanginya sehingga Eunsul tidak tahu siapa bossnya. Bosnya diam saja.
"Aku datang karena kau mencariku. Senang bertemu dengan anda," Eunsul membungkuk dan kursi bos berputar. Dan Jeng jreeeng! Ketika Eunsul mengangkat badannya, ia melihat Jihun duduk di kursi tersenyum padanya. "Kita lihat. Ini bukan pertama kalinya, kan"jawab Jihun. Eunsul terperangah.
"Aku merindukanmu, No Eunsul". Eunsul melempar Jihun dengan tas ketika Jihun mendekatinya, "Terima kasih Eunsul, tidak melihat orang lain dan telah menungguku".
"Ya. Aku menunggumu. Izinkan aku memukulmu, aku menunggumu sampai aku menangis".
Eunsul bersiap-siap memukul tapi Jihun berhasil menghindar. Alasannya ia sudah terbiasa dipukul oleh ayahnya, jadi dia bisa sigap. Tak berhasil meninju, Eunsul melayangkan tendangan ke tubuh Jihun. Jihun bilang kalau itu sangat membahayakan. Eunsul tak peduli. Ia kesal karena Jihun mempermainkannya. Eunsul menarik kerah Jihun. Eunsul bilang walaupun Jihun punya segalanya, tapi Eunsul tidak bisa dipermainkan begitu saja. Jihun hanya tersenyum. Eunsul bertambah kesal dan membenturkan kepalanya ke kepala Jihun. Namun, ditahan Jihun. "Kemampuanmu berkurang. Aku sudah dua kali dipukul olehmu". Eunsul semakin erat mencengkeram kerah Jihun.
Jihun meminta maaf pada Eunsul. Maaf karena ia terlalu lama menghilang, terlalu lama dari yang Jihun perkirakan. "Ya, ini sudah terlalu lama. Karena itu, di dalam kepalaku sudah tidak ada lagi dirimu,"ucap Eunsul sambil berlalu pergi.
Jihun mengejar Eunsul. Eunsul memencet tombol lift, tapi tak ada satu pun yang terbuka. Eunsul pun berlari ke arah tangga darurat. Di depan tangga darurat, Jihun menahan Eunsul. Eunsul coba meredam emosinya. Jihun mengizinkan Eunsul meluapkan emosinya dengan memukuli Jihun. Tapi Eunsul menyuruh Jihun untuk menyingkir. Tapi Jihun tak mau beranjak sedikit pun.
"Aku mengizinkanmu menggunakan caramu untuk menumpahkan perasaanmu,"kata Jihun.
"Kau sedang mempermainkanku saat ini,"Eunsul menghela napas, "Hanya karena aku melepaskan tinjuku dan membenturkan kepalaku, kau berpikir aku sedang becanda kan. Semua itu sama mudahnya dengan tertawa kan. Itu sebabnya aku tidak mau melakukannya. Aku juga tidak akan memperhatikanmu lagi. Mengerti? Menyingkirlah!".
Jihun memegang kepala Eunsul.
"Ayahku sakit,"kata Jihun.
"Lalu?"
"Ini bukan hal serius, tapi untuk mengurangi kekhawatirannya aku melakukan beberapa pekerjaan. Oleh karena itu aku terlambat".
"Jadi, apakah sekarang presdir baik-baik saja?"
"Ia sangat baik sekarang. Aku berjanji padanya untuk tidak menghubungi dirimu. Walaupun, secara diam-diam aku bersembunyi untuk melihatmu dan hampir tertangkap oleh mata tajammu. Alasanku terlalu lemah bukan? Kau tetap marah?"
"Ya. Alasanmu sangat lemah. Tetap saja, ini waktu yang lama. Selama itu aku berpikir bahwa aku sendiri dan khawatir, sendiri dan khawatir. Aku sangat menyedihkan. Karena saat itu sangat tidak adil bagiku, aku tidak bisa menerimamu lagi. Pintu itu sudah tertutup, Cha Jihun," Eunsul berlalu pergi meninggalkan Jihun yang terdiam tak tahu harus berbuat apa. Jihun tak menyangka respon Eunsul akan seperti ini.
Presdir sedang berbicara dengan Dokter Kim mengenai penyakitnya. Dokter Kim mengatakan kalau presdir baik-baik saja dan operasinya bagaikan sebuah keberuntungan. Presdir tak percaya begitu saja. Dokter Kim bersumpah kalau ia mengatakan yang sebenarnya, "Apa perlu aku membawa alat untuk mengetes kebohongan?". Presdir menanyakan mengenai pelayanan masyarakat yang masih harus dijalaninya, apakah penyakitnya membuatnya tidak perlu melakukan itu lagi. Dokter Kim menyuruh presdir agar menganggap hal itu sebagai bentuk olahraga yang baik untuk kesehatan presdir.

Meskipun kini Presdir sudah sembuh, ia melihat kembali daftar keinginan yang belum dilaksanakan. Ia bertekad ia harus melaksanakan semua itu. Mulai dari mencarikan jodoh untuk Sekretaris Jang sampai menemukan lelaki yang tepat untuk ibunya.

Di rumah, presdir memanggil nenek. Nenek langsung menanyakan apa yang disampaikan Dokter Kim. Nenek cemas. Mendengar kalau presdir baik-baik saja nenek lega. Presdir lalu jongkok di depan nenek dan menyuruh nenek naik ke punggungnya. Nenek menolak, tapi presdir terus memaksa. "Ketika orang melakukan ini, biasanya mereka akan bilang kalau orang yang digendongnya itu sangat ringan. Ibu, mengapa kau begitu berat? Kau harus banyak olahraga". Nenek memukul kepala presdir, "Beratku sama dengan satu karung beras".
Jihun kembali ke DN dan melihat kantornya. "Sejak kau lama tak kembali, apa kau begitu tergerak?"tanya Muwon. "Ya, aku terganggu. Ruangan ini sangat berdebu. Aku sudah menyuruh sekretaris Kim untuk membersihkannya. Lebih baik aku ganti dia,"ucap Jihun. Muwon menyerahkan setumpuk berkas terupdate. Jihun menerimanya, "Kau tidak perlu repot-repot melakukan ini". Muwon mengingatkan Jihun kalau karena usahanyalah Jihun bisa kembali ke DN. Tapi Jihun berkilah kalau semua itu terjadi karena dirinya sendiri. Muwon tak percaya dan menggoda Jihun, "Kau bahkan tidak bisa menyelesaikan masalah pacarmu". Jihun ingin membalas Muwon, tapi ia diam. Jihun bertanya bagaimana cara berbaikan dengan seseorang. Muwon menolak mengajarkannya. Merasa kini Muwon adalah boss Jihun, Muwon menyuruh Jihun untuk memanggilnya dengan sebutan direktur utama.
Muwon dan Ny. Shin pergi ke tempat meeting bersama. Di dalam mobil mereka berdua membaca-baca berkas untuk meeting. Muwon menarik napas panjang, dia benar-benar lelah. Ny. Shin mengkhawatirkan kondisi anaknya, apakah Muwon tidak cukup tidur. Muwon tidak ingin membuat ibunya khawatir. Ny. Shin tanya apa Muwon masih suka bertemu Na Yun. Muwon malah ingin berubah pikiran. "Bukankah kau tidak menyukai direktur Hwang (Ny. Seo) dan kau tidak ingin jadi menantunya kan?" Ny. Shin mengingatkan perkataan Muwon tempo hari. Ny. Shin menceritakan kalau Na Yun disuruh ibunya untuk pergi kencan dengan orang yang disiapkan ibunya.
"Apa yang Na Yun lakukan?" Muwon tidak menyimak betul. Ny. Seo mengirim sms pada Ny. Shin dan memberitahukan kalau Na Yun pergi kencan hari ini. Muwon terdiam sejenak dan memutuskan untuk tidak melanjutkan meeting bersama ibunya. "Bisakah kau menghentikan mobil ini?"pinta Muwon pada supir. Muwon keluar begitu saja tanpa mempedulikan ibunya yang memanggil-manggilnya dari dalam mobil.
Sementara itu, Na Yun benar-benar kencan. Orang yang dijodohkan dengannya seperti preman yang mengendarai motor besar, dengan scraf diikat di kepala. Na Yun hanya fokus pada makanannya.
"Aku tahu tentangmu dan DN bersaudara,"kata lelaki itu. "Itu skandal yang besar. Orang tuaku khawatir tapi aku tenang saja. Aku tidak peduli, jadi kau jangan khawatir".
Na Yun kesal dan mengatakan kalau lelaki itu tak perlu melakukannya, karena Na Yun ingin menghentikan semua ini lalu bilang selamat tinggal. Lelaki itu mengatai Na Yun tidak punya sopan santun.
"Kau yang tidak punya sopan santun," Na Yun balik mengata-ngatai sambil melempar senyum menyindir. "Lihatlah pakaianmu. Sudah 20 menit, aku sudah berusaha baik untuk duduk di sini dalam waktu yang begini lama, jadi hentikan saja. Jika dulu aku mencoba menahan diri, tapi sekarang tidak. kau sangat tidak beruntung,"ucap Na Yun sambil melangkah pergi. Lelaki itu tidak terima begitu saja dan mencengkeram tangan Na Yun. Na Yun menepisnya dan malah menghunuskan pisau di depan lelaki itu. Na Yun pergi dan dikejar-kejar lelaki itu.
Muwon datang tepat waktu. Na Yun bersembunyi di belakang Muwon. Lelaki itu menyuruh Muwon minggir.
"Saat ini kau beruntung. Tak baik menghabiskan waktu bersama gadis yang melelahkan dan kekanakkan seperti Na Yun. Aku yang sial harus bersamanya. Jadi sebaiknya kau pergi saja dan itu lebih baik bagi hidupmu. Atau kau ingin melakukan sesuatu untuk memperbaikinya? bahwa Na Yun, direktur DN dan kau berkelahi," Muwon mengepalkan tangannya. Lelaki itu malah tertawa dan mengacungkan kedua jarinya,"Gunting. Kau menang," dan pergi begitu saja.
Na Yun berjalan di depan Muwon. Muwon tanya mau kemana dan pergi ke kencan yang lain. Na Yun mengiyakan, alasannya karena Muwon yang mengabaikannya. Na Yun kesal dibilang perempuan yang bikin capek dan kekanak-kanakan. Na Yun benar-benar menganggap ucapan Muwon barusan. Muwon hanya tersenyum.
"Jadi seperti itu aku di dirimu? Kau benar-benar tidak menyukaiku?"
"Otakmu benar-benar buruk," Muwon menunjuk-nunjuk kepala Na Yun. "Metafor, nada bicara, ekspresi, kau tidak tahu semua itu?". Na Yun berpura-pura tahu.
"Baiklah anggap saja kau tahu. Apakah kau pernah melihatku jalan dengan wanita lain?"
"Setelah kau tidak bertemu Eunsul, tidak pernah,"jawab Na Yun.
"Apa aku pernah pergi kencan buta sepertimu?"
"Tidak".
"Untuk sementara aku sibuk dengan pekerjaan, bukankah aku bilang begitu?"
"Iya".
"Ketika kau memintaku menemuimu, apakah aku menemuimu atau tidak?"
"Iya, kau menemuiku".
"Jadi, kesimpulannya, salah siapa ini?"
Na Yun jawab kalau ia hanya salah sedikit. Muwon sudah mengira Na Yun akan menjawab seperti itu, Na Yun tak pernah dewasa. Muwon tersenyum mendengar jawaban Na Yun yang seperti anak kecil. "Bagus. gadis baik,"kata Muwon sambil membelai rambut Na Yun. Na Yun buru-buru merapikan rambutnya.
Na Yun tak mau kalah. ia bilang kalau Muwon pun salah. Tapi Muwon tak merasa. Muwon bilang karena Na Yun ia terpaksa membatalkan meetingnya, "Apa kau tidak mau bertanggungjawab?" Muwon pergi meninggalkan Na Yun yang melongo. Na Yun pun mengejar Muwon.
Eunsul memarkir motor di depan toko. Jihun sudah menunggunya di dalam. Eunsul menanyakan pada pemilik toko apakah ada pesanan lagi. Pemilik toko jawab iya, dan dia sedang menyiapkannya. Tiba-tiba Jihun datang, "Bagaimana jika anda saja yang mengantarkannya sendiri?" Eunsul malah mengusir Jihun dan Jihun tidak peduli.
"Berapa jam lagi ia harus bekerja?"tanya Jihun. Jihun membayar uang yang didapatkan selama 5 jam, ia ingin menyewa Eunsul selama itu. Eunsul berkata kasar pada Jihun tapi dimarahi pemilik toko yang menganggapnya tak sopan pada pembeli. pemilik toko dan Jihun pun menghitung-hitung biaya ayam yang terjual selam 5 jam.
Akhirnya Eunsul mau keluar. Ia menyalahkan Jihun yang sedang pamer kekayaan lagi. Tapi Jihun membantah kalau yang ia lakukan hanyalah investasi untuk merekrut karyawan baru. Jihun menyuruh Eunsul berhenti kerja part time dan memintanya menjadi sekretarisnya lagi. Eunsul menolak. Jihun merekrutnya bukan hanya karena perasaannya, tapi karena ia tahu kemampuan Eunsul. Jihun berpikir dan ia mengajukan penawaran gaji yang cukup besar, 10%. Eunsul menolak, walaupun ia tumbuh tanpa apapun, ia benci jika uang digunakan untuk mempengaruhi orang lain.
Jihun pantang menyerah. Ia mencegat Eunsul di depan rumahnya dan kembali menawarkan insentif yang menggiurkan. Namun, Eunsul tidak menganggapnya dan berjalan pergi.
Eunsul keluar dari tempat interview dan Jihun kembali mencegatnya. 20%, penawaran terakhir Jihun. Eunsul hanya diam saja. Jihun tak bisa meninggikan lagi penawarannya dan gantian, sekarang Jihun yang pergi duluan.
Eunsul ingin menolak Jihun sampai akhir dan menendangnya. Tapi tidak bisa. Myungran menyimak sambil makan ayam goreng. Eunsul menyalahkan sistem yang membuat ia harus menganggur seperti ini. Mereka membuatnya menyerah dan menyedihkan. Myungran bilang kalau penilaian Eunsul sanagat menarik. "Sudahlah, dengan begitu kau bisa bertemu dengan Jihun lagi," Myungran menyodorkan sepotong paha ayam pada Eunsul. Tapi Eunsul berpura-pura tidak ingin menemui Jihun. Myungran hapal betuk Eunsul. Eunsul menggelitik Myungran dan membekap mulut Myungran dengan ayam goreng.
Di rumahnya, Jihun bilang ke presdir kalau ia akan merekrut Eunsul sebagai sekretarisnya lagi. Presdir menyayangkan keputusan Jihun, karena ia sudah bekerja lebih baik mengapa harus melakukan hal yang akan menjatuhkannya lagi. Jihun malah menganggap ayahnya harus memberikan hadiah atas kerja kerasnya selama ini.
"Kau harus memberikan wortel... ah tidak aku tidak suka wortel. Akahkah kau memberikaku permen untuk memuaskanku? Aku sudah melakukan apa yang kau minta, sangat tidak adil jika aku tidak mendapatkan apa-apa," Jihun memaksa.
"Aku akan memberikanmu permen dan segalanya tapi jangan Eunsul,"presdir menawar.
"Aku tidak membutuhkan yang lain selain Eunsul," Jihun bersikeras.
"Kau ini,"bentak presdir dan membuat dadanya menjadi sakit lagi. Jihun tahu itu hanya pura-pura. Jihun mengingatkan kembali kalau ayahnya pernah menjanjikan akan memikirkan dan menerima hal itu. Presdir berkilah kalau pikiran manusia bisa berubah-ubah sewaktu-waktu. Jihun pun meniru ayahnya untuk mengubah pikirannya dan berhenti bekerja. Mau tak mau presdir menyetujui Jihun merekrut Eunsul dengan satu syarat, Jihun harus kembali mengambil kembali posisi presdir dari Ny. Shin. "Mari kita lihat,"jawab Jihun. Presdir senang Jihun sudah tegas sekarang.
Jihun pergi menemui Eunsul. Eunsul pun menerima tawaran Jihun. Dalam pekerjaan ia akan mencoba menahan amarahnya dan bersikap profesional.
Esoknya, Eunsul datang ke DN. Di ruang sekretaris ia menyapa sunbae-sunbaenya yang kaget melihat kedatangan Eunsul. Mereka menanyakan bagaimana bisa. Muwon pun menyambut kedatangan Eunsul.
Eunsul memulai pekerjaannya, merapikan ruangan, menyiapkan bahan bahkan sarapan untuk Jihun. Jihun datang terlambat karena ia terlalu senang akan bertemu dengan Eunsul kembali jadi ia sulit tidur. Jihun lalu mengecek setiap sudut ruangannya, apakah Eunsul bekerja dengan baik. Jihun senang kerja Eunsul semakin membaik. Tapi Jihun tidak hanya menguji kerja fisik Eunsul tapi juga kerja pikirannya, ia pun memberikan Eunsul bertumpuk-tumpuk berkas yang harus ia review. Tumpukan berkas itu membuat Eunsul dan Myungran begadang.
Ketika Jihun melihat-lihat hasil pekerjaan Eunsul, Eunsul malah tertidur. Jihun tersenyum dan memukul kursi untuk membangunkan Eunsul. Eunsul terbangun dan mendapati Jihun marah-marah karena Eunsul banyak salah ketik dalam laporannya. Eunsul minta maaf.
Sementara di ruang presdir, Presdir Shin berdiskusi dengan beberapa petinggi DN. Ny. Shin kaget ketika tahu nenek mengawasinya bahkan sampai mengecek calon kandidat CEO perusahaan. Ia merasa kekuasaannya akan segera berakhir. Salah satu dari mereka mengatakan jika begitu Cha Jihun kembali ke kantornya bahkan merekrut kembali sekretarisnya yang dulu. Dan mereka mengatakan pasti ada kesempatan untuk mengusir presdir Cha. Ny. Shin berpikir keras.
Muwon membaca artikel tentang hubungan cinta Jihun dan Eunsul yang sudah tersebar di internet. Sekretarisnya masuk dan menanyakan apakah Muwon sudah membaca artikel tersebut. Muwon menugaskan sekretarisnya untuk mencari tahu sumbernya tapi menggantinya dengan memberitahu Eunsul masalah ini. Karena Eunsul dalam perjalanan ke kantor dan pasti ada banyak wartawan di depan gedung, Eunsul disuruh untuk mengabaikannya.
Benar saja, begitu Eunsul tiba di depan gedung, ia diserbu para wartawan. Wartawan mulai tanya apakah Eunsul informan itu, Eunsul menajwab tidak. Pertanyaan lainnya adalah apakah benar Eunsul berpacaran dengan Jihun. Eunsul tidak menjawab dan menerobos kerumunan wartawan itu. Jihun datang dan heran mengapa ada banyak wartawan.
"Ada apa ini? Jika kau ingin bertanya, tanyalah padaku bukan dia,"ucap Jihun. Eunsul menarik tangan Jihun agar masuk ke gedung.
"Apa benar kau berpacaran dengan dia? Apakah dia benar-benar informan itu?"tanya salah satu wartawan. Eunsul berteriak semuanya itu tidak benar. Tapi Jihun malah membenarkan.
"Lalu apakah ia orang dalam yang menyebabkan masalah baik presdir Cha dan anda?"
"Ya, lalu?"Jihun balik bertanya.
"Apa maksudmu dengan itu?"wartawan yang lain menimpali.
"Bukankah itu bagus. Dia punya keberanian untuk melawan sesuatu yang salah. Kalian semua setuju bukan? Karena ia sangat keren, itulah yang menyebabkan aku menyukainya pada pandangan pertama". Eunsul kaget dengan jawaban Jihun. Jihun hanya tersenyum.

==to be continue...==


Written by : Ima @PelangiDrama.Net
Picture by : Ari @PelangiDrama.Net , thanks to Asri :P
Shared by : PelangiDrama.Net

PelangiDrama crew 31 Jan, 2012


-
Source: http://www.pelangidrama.net/2012/01/sinopsis-k-drama-protect-boss-episode_31.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com Share on Facebook