HPK

mesothelioma survival rates,structured settlement annuity companies,mesothelioma attorneys california,structured settlements annuities,structured settlement buyer,mesothelioma suit,mesothelioma claim,small business administration sba,structured settlement purchasers,wisconsin mesothelioma attorney,houston tx auto insurance,mesotheliama,mesothelioma lawyer virginia,seattle mesothelioma lawyer,selling my structured settlement,mesothelioma attorney illinois,selling annuity,mesothelioma trial attorney,injury lawyer houston tx,baltimore mesothelioma attorneys,mesothelioma care,mesothelioma lawyer texas,structered settlement,houston motorcycle accident lawyer,p0135 honda civic 2004,structured settlement investments,mesothelioma lawyer dallas,caraccidentlawyer,structured settlemen,houston mesothelioma attorney,structured settlement sell,new york mesothelioma law firm,cash out structured settlement,mesothelioma lawyer chicago,lawsuit mesothelioma,truck accident attorney los angeles,asbestos exposure lawyers,mesothelioma cases,emergency response plan ppt,support.peachtree.com,structured settlement quote,semi truck accident lawyers,auto accident attorney Torrance,mesothelioma lawyer asbestos cancer lawsuit,mesothelioma lawyers san diego,asbestos mesothelioma lawsuit,buying structured settlements,mesothelioma attorney assistance,tennessee mesothelioma lawyer,earthlink business internet,meso lawyer,tucson car accident attorney,accident attorney orange county,mesothelioma litigation,mesothelioma settlements amounts,mesothelioma law firms,new mexico mesothelioma lawyer,accident attorneys orange county,mesothelioma lawsuit,personal injury accident lawyer,purchase structured settlements,firm law mesothelioma,car accident lawyers los angeles,mesothelioma attorneys,structured settlement company,auto accident lawyer san francisco,mesotheolima,los angeles motorcycle accident lawyer,mesothelioma attorney florida,broward county dui lawyer,state of california car insurance,selling a structured settlement,best accident attorneys,accident attorney san bernardino,mesothelioma ct,hughes net business,california motorcycle accident lawyer,mesothelioma help,washington mesothelioma attorney,best mesothelioma lawyers,diagnosed with mesothelioma,motorcycle accident attorney chicago,structured settlement need cash now,mesothelioma settlement amounts,motorcycle accident attorney sacramento,alcohol rehab center in florida,fast cash for house,car accident lawyer michigan,maritime lawyer houston,mesothelioma personal injury lawyers,personal injury attorney ocala fl,business voice mail service,california mesothelioma attorney,offshore accident lawyer,buy structured settlements,philadelphia mesothelioma lawyer,selling structured settlement,workplace accident attorney,illinois mesothelioma lawyer

Menu Navigasi

[Sinopsis] Saikou no Jinsei no Owarikata ~Ending Planner~ Episode 1

 Saikou no Jinsei no Owarikata ~Ending Planner~ Episode 1


Ini adalah hari terburuk dalam 26 tahun usiaku, apakah kamu mengerti mengenai manajer sebuah cabang perusahaan? Banyak sekali orang yang ingin merebut jabatan itu. Aku selalu mengunjungi toko yang di blacklist dari cabang utama. Itulah pekerjaanku. Disana Ada seorang manajer yang sedang sekarat Karena kesalahanku.

Beberapa hari sebelumnya,


Masato berjalan menuju kantornya sambil bercakap-cakap melalui telponnya, ia membicarakan janji blind date dan perihal kekasihnya yang sedang sekolah di luar negeri. Pandangannya terhenti begitu melihat spaduk bertuliskan 'kematian-sesuatu yang sangat dekat'.


Ia pun teringat tentang keluarganya yang memiliki usaha pemakaman jenazah, ia pun bergumam dalam hati, "selama 365 hari, 24 jam, telpon selalu berdering menginfokan kematian seseorang. Dari kecil aku terbiasa melihat ayah yg terbangun dimalam hari hanya karena ada konsumen yg ingin dipersiapkan pemakaman keluarganya. Sehingga dimasa kecil aku beranggapan kalau keluargaku selalu menunggu kematian seseorang. Karena hal ini juga ketika aku kecil selalu di bully dengan teman. Hal ini menjadi kenangan buruk dalam fikiranku. Aku merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Kakak tertuaku bernama Ken, lalu adik perempuan pertamaku bernama Haruka, adik laki laki ku bernama Hayato, dan si bungsu Momoko. Aku yakin mereka juga memiliki perasaan yang sama mengenai pekerjaan Ayah. Aku bersyukur bukan anak pertama sehingga tdk diharuskan meneruskan pekerjaan keluarga. Seseorang hidup untuk menghadapi kematian, ketika lahir kita menangis, kita menghadapi kenyataan bahwa suatu saat kita akan mati, jadi untuk apa seseorang dilahirkan? Untuk apa kita hidup? Apakah seseorang hidup seperti sekarang ini hanya untuk mencari tahu jawaban semua itu?"


Tak terasa Masato telah sampai di stasiun, dengan wajah mengantuk sesekali menguap ia memasuki deretan antrian penumpang di pinggir rel. Ia melihat ada seorang wanita berdoa di pinggir rel. Kereta pun menuju lintasan, dan wanita tadi berjalan maju mendekati kereta api yang lewat. Masato terkejut, ia pun refleks berlari menarik tangan wanita tersebut. Wanita tersebut kaget begitu juga Masato, ia berkata: "jika kamu menyerah, maka semuanya berakhir, tapi bila kamu tdk menyerah, hari esok akan datang dan kamu akan bersyukur karena kamu tidak menyerah. Benar khan?" kemudian berlalu meninggalkan wanita tersebut yang masih melongo memandangi kepergian Masato.


Masato mendatangi salah satu pub cabang, ia mulai mengkritik manajer toko tersebut karena tidak mencapai target penjualan. Si Manajer hanya terdiam dengan wajah bete.

"banyak yg ingin mengambil alih tempat ini, kau akan dipecat bila seperti ini terus" ujar Masato dengan wajah dinginnya.

"gomen" ucap lirih si Manajer ketakutan kemudian melihat keluar jendela sambil menekuk ibu jarinya ke dalam genggaman tanggannya.

Masato yang melihat tingkah aneh manajer segera mengikuti arah pandangan manajer, ia pun melihat sebuah mobil dg furnitur naga. "itu mobil jenazah. Mereka mengatakan kalau kita tidak menyembunyikan jempol ketika melihatnya, maka orangtua akan mati? Benarkah?" tanya Masato menanggapi kegugupan manajer.

"mmm" seru Manajer nya salah tingkah.

"hemm, jika itu benar, maka aku akan selalu menyaksikan kematian org tuaku. Karena orangtuaku memiliki usaha pemakaman jenazah" ucap Masato menanggapi manajernya. Si Manajer kaget.


Masato mengunjungi meja kasir, ia mengkritik permen yg disediakan manajer hanya buang2 uang saja, tanpa ada manfaatnya untuk kemajuan pub. Manajer membela diri dg mengatakan kalau konsumen menyukainya. Masato kesal, ia membanting permen tadi ke meja kasir sehingga Manajer terdiam.


Di kediaman keluarga Ihara, Haruka mengatakan pada ayahnya kalau Masato tidak akan pulang tahun baru ini, ayahnya marah dan mengatakan Haruka bodoh karena mengharapkan kepulangan Masato. Ia juga kesal karena dari kelima anaknya tdk ada yang mendukungnya. Ayah pun pergi meninggalkan Haruka dan Tanaka. Haruka mengatakan kalau ayahnya mati saat ini, maka dia tidak akan beristirahat dengan tenang. Tanaka pun menegur kalau lelucon Haruka itu tidak baik.


Ditempat lain, Masato sedang menjalani BLIND DATE bersama teman-temannya, ia mulai mengocok kartu nama dan memberikan nya kepada para gadis. Kebetulan hanya Masato sendiri yang tidak kebagian pasangan. Lalu datanglah seorang gadis bergabung bersama mereka, gadis tersebut adalah wanita yg diselamatkan Masato pagi tadi yang juga merupakan seorang polwan divisi detektif. Sesaat Masato dan wanita itu berpandangan, kemudian mereka pun memilih duduk berdua memisahkan diri dari yang lain. Yuki, nama wanita tersebut, berterimakasih kepada Masato perihal kejadian di stasiun pagi tadi. Masato pun tertawa dan menyerahkan kartu namanya, ia juga bercerita tentang pekerjaannya yang merupakan supervisi sales pub yang mengatur manajer pub. Yuki mulai memuji pekerjaan Masato. Dan Masato tertawa salah tingkah.

"apakah kau punya pacar" tanya Yuki,

"aku jomblo dalam setahun terakhir. Lalu Yuki, apakah kamu punya pacar?" tanya Masato.

"tentu saja aku tidak punya" ucap Yuki sambil memegang kepalanya.

Masato tertawa, "ahhh, aku yakin kamu bohong". Mereka berdua pun tertawa.

"ngomong-ngomong, aku senang melihatmu lebih bersemangat, jadi mari kita minum" ucap Masato sambil menyodorkan gelasnya ke gelas Yuki.

"oke aku akan minum malam ini" ucap Yuki bersemangat.

"mari, yopapi---" ucap Masato sambil tertawa menanggapi Yuki lalu menyodorkan gelasnya kepada teman-temannya "cheers". Yuki dan Masato tertawa bersama menghabiskan minumannya, sampai akhirnya Yuki tepar alias mabok.


Teman-teman Masato izin pulang duluan bersama para teman kencannya dan meninggalkan Yuki dan Masato. Karena tidak ada pilihan lain, Masato mengangkut Yuki dengan kereta barang, berjalan menyusuri jalanan, sambil manyun-manyun sendiri.


Yuki tersadar, ia menyakan drinya dimana, Masato pun menjawab kalau mereka berada dijalanan.

"hanya karena aku mabuk, itu bukan berarti kau bisa tidur dengan ku" ucap Yuki sambil mengantuk.

"setelah aku mengantarmu sampai stasiun, aku akan kembali dan mengembalikan kereta barang ini ke restaurant" ucap Masato dengan kesal.

"iya, iya, kenapa kau memilih pekerjaanmu yg sekarang" tanya Yuki menanggapi kekesalan Masato.

"karena aku benci pekerjaan keluargaku" jawab Masato dengan wajah makin kesal.

"apa pekerjaan keluargamu?" tanya Yuki kembali.

"sesuatu" jawab Masato kesal.


Yuki merengek ingin muntah, Masato pun mencarikan air putih untuk Yuki, ia memandang sebal pada Yuki namun segera memberikan sapu tangannya untuk Yuki. Yuki tertawa senang melihat kekesalan Masato. Masato pun memilih duduk disebelah Yuki.

"apa yang terjadi?" tanya Masato serius

"hari ini merupakan hari peringatan kematian seseorang yang sangat penting untukku, 5 tahun yg lalu ia meninggal, aku tidak pernah berniat bunuh diri (teringat kejadian pagi tadi), terimakasih telah menarik tanganku. Aku akan mentraktirmu makan malam suatu hari nanti" ucap Yuki sambil menepuk tangan Masato.

"terserah" ucap Masato

"ini kesempatan bagus" goda Yuki dan Masato pun tertawa.

"baiklah, bs kita tukeran nomor?" ucap Masato tersenyum

"hemmm" ucap Yuki bersemangat dan segera mengambil Hpnya.

Masato pun membuka handponenya dan bersiap menyimpan nomor Yuki, bukannya menyebutkan nomornya, Yuki justru merebut Hp Masato, berniat ingin menulis sendiri. Namun ia terdiam kemudian tersenyum begitu melihat foto mesra Masato dan kekasihnya muncul di layar Hp.

"ini ada telpon untukmu" ucap Yuki seraya menunjukkan callscren Hp Masato.

"siapa itu? Aku tidak kenal dia" ucap Masato. Padahal dalam gambar itu tertuliskan 'Masa-pyon dan Azuazu-together forever'.


Yuki pun tertawa meledek Masato, Masato kesal dan meminta Hpnya. Yuki malah berdiri dan mulai meledek Masato, "Masa-pyon!!???" ucapnya sambil tertawa terbahak-bahak.

"aku benci wanita yg melihat Hp pria asing! Berikan padaku" seru Masato kemudian berdiri untuk merebut Hpnya.

"kau bilang kau jomblo dalam setahun ini" ucap Yuki dengan tetap menjauhkan Hp dari jangkauan Masato. Masato berhasil memegang tangan Yuki untuk merebut Hpnya, namun Yuki justru membanting tubuh Masato ke trotoar. Masato pun mengaduh, "ah sakit"

"aku mungkin tidak baik, tapi aku sabuk hitam ketika karate" ucap Yuki tersenyum. Kemudian mendekat ke Masato, "penipu" ucapnya kemudian dengan wajah serius.

"terserah, apakah seseorang yg ikut blind date perlu mengatakan kalau ia punya pacar?!" seru Masato kesal.

"yaah, sebenarnya aku juga punya pacar" ucap Yuki santai.

"eh!?" ucap Masato kaget sambil menaham rasa sakit.

"ini, ambillah Masa-pyon" ucap Yuki sambil menyerahkan Hp Masato. Masato pun menarik Hpnya. Yuki bangkit dan berkata, "BAKA!!!!" kemudian berjalan meninggalkan Masato yang masih kesakitan. Yuki menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Masato, "tapi, terimakasih" ucapnya sambil memberikan hormat polisi. Dan melanjutkan jalannya. Di jalan raya Yuki berpapasan dengan pria tua, ia tidak menyadarinya dan terus berjalan, sementara pria tua tadi memandangi Yuki, setelah bayangan Yuki hilang, pak tua itu memandang Masato yang terseok-seok mendorong kereta, pak tua pun tersenyum.


Diperjalanan pulang Masato melihat manajer yg ia kunjungi pagi tadi sedang menyebar selebaran promosi pub nya dengan semangat.


Keesokan harinya Masato datang kekantor dengan semangat, namun ia segera dipanggil serius oleh pimpinannya, Masato pun di bawa kedalam ruangan rapat dan telah ditunggu banyak orang. Ternyata pimpinan hanya ingin memastikan kalau Masato kemarin mengunjungi Osada, manajer pub Columbus dan hari ini ternyata Osada dalam kondsi koma. Masato kaget begitu juga angoota rapat lainya. Pimpinan mengatakan setelah lompat dr gedung pagi ini, Osada tdk meninggalkan catatan bunuh diri. Masato teringat kembali percakapannya dengan Osada kemarin Pagi. Masato pun merasa bersalah. Namun pimpinan mengatakan tidak ada yang salah, apa yg dilakukan Masato sesuai dengan manual prosedur dan memberikan perintah agar Masato tidak mengunjungi RS untuk berjaga2 bila ada kasus gugatan. Kemudian Masato pun di tugaskan menggantikan Osada menjadi manager di pub tersebut. Masato tak dapat menolak, ia masih merasa bersalah.


Masato memulai pekerjaannya sebagai Manajer pub, seorang nenek yang merupakan konsumen tetap pub itu meminta permen buatan Osada, ia mengatakan kalau cucunya sangat suka sekali dengan permen itu. Masato pun teringat pembicaraannya dengan Osada mengenai permen itu. Lalu datanglah seorang pemuda, ia mengatakan kalau ia memiliki janji interview bersama Osada jam 8.00, namun karena ramainya pengunjung, Masato meminta pemuda itu datang lain waktu.

"tempat bekerja ku yang lama di tutup, aku butuh pekerjaan. Bisa kah aku memulai pekerjaan hari ini? Aku sungguh membutuhkannya" ucap si pemuda. Namun Masato memintanya lain waktu dan meninggalkan pemuda tadi karena harus melayani konsumen. Pemuda itu pun pergi meninggalkan pub.


Masato berjalan pulang ke rumahnya, ia melihat ada selebaran pub columbus yang telah lecek dijalan, ia pun teringat malam ketika Osada menyebarkan selebaran tersebut. Perasaannya kembali tidak enak, tiba2 Hp nya berdering, setelah menerima telpon yang ternyata dari Haruka yang mengabarkan kalau ayahnya sekarat di RS, Masato segera berlari menembus derasanya hujan.


Haruka menangis di tepi ranjang RS sambil menggenggam tangan ayahnya, ia meminta maaf karena kemaren bercanda dengan kematian ayahnya. Masato muncul dengan terengah-engah,

"Masato nii-chan, Ayah terjatuh ketika menuruni tangga di gudang. Ia telah terbaring tidak sadar cukup lama" adu Haruka sambil menangis. Sementara Masato masih terngah-engah.

"dimana Kento (kk tertua)?" tanya Masato dengan suara meninggi

"dia pergi dari rumah" ucap Haruka.

"lagi?!" seru Masato spechless.

"kali ini ia tidak pulang beberpa bulan" ucap Haruka.

"kau sdh menghubunginya?" tanya Masato,

"dia mematikan Hpnya" ucap Haruka masih sambil memangis.

"kamu seharusnya mengatakan hal ini kepadaku" seru Masato kesal.

"kenapa kau berbicara seperti itu?! Kamu tidak pulang saat tahun baru dan tidak menjawab telponku" ucap Haruka.

"keadaannya berbeda" seru Masato meninggi dan makin terengah-engah. Haruka kaget, ia memandangi Masato. Masato pun teringat pembicaraan antara ia dan Kento 4 tahun silam.


Flashback,

Masato sedang memandori Kento merapihkan barang2 dalam bagasi mobil,

"bekerja keraslah tuan bisnisman, Masato, kau adalah keluarga Ihara pertama yang lulus universitas. Jangan memperdulikan keadaan dirumah. Kamu memiliki kakak tertua" ucap Kento sambil merapihkan barang2.

"apa yg sebenarnya ingin kau ucapkan? Aku tahu kau tidak ingin mengambil alih usaha pemakaman." Ucap Masato menanggapi kaka nya.

"tapi itu tidak bisa dielakkan, aku anak tertua" ucap Kento kemudian menutup bagasi mobil dan memandang Masato, "aku becanda, aku tidak pernah benar2 membencinya. Ibu mengatakan aku harus melakukannya. Ibu kandungku yang mengatakannya" imbuh Kento sambil memandangi papan plang usaha pemakaman keluarga Ihara, Masato pun ikut memandangi papan tersebut.

Kento pun masuk ke dalam rumah dan memanggil yang lainnya. Masato tersenyum mendengar penjelasan Kento. Setelah seluruh keluarga berkumpul, Mereka pun melakukan foto keluarga. Setelah selesai berfoto, Ken-chan menyuruh Masato untuk bicara pada ayah.


Masato pun memberanikan diri berbicara pada Otosan yang sedang merapihkan tanaman hias,

"aku akan pergi, terimakasih atas semua yang telah kau lakukan untukku" ucap Masato

"berhenti bermuka dua dan mengatakan kata-kata manis. Kau membenci rumah ini khan? Karenanya, jangan pernah tunjukkan lagi wajah mu dihadapanku" seru Otosan tanpa menoleh pada Masato.

Flashback end


Masato memandangi wajah ayahnya yg terbaring lemah. Beberapa saat kemudian Hayato dan Momoko datang, Masato pun menyapa mereka.


Lalu ayahpun siuman, Haruka memanggil ayahnya begitu juga Masato, kedua adiknya pun mendekati ayah.

"ayah, tak ada yg perlu dikhawatirkan, beristirahatlah dan cepat sembuh" ucap Masato.

"kenapa..." ucap ayah lirih, "...kau ada disini??! Dimana Ken?"

Sesaat Masato terdiam namun segara ia menjawab ayahnya, "dia kan ada disini sesaat lagi". Haruka pun menyemangati ayahnya.

"jadi begitu, aku akan mati, anak-anak, aku tidak pernah melakukan yang terbaik untuk kalian" ucap ayah terbata-bata. Dan semua anak-anaknya terdiam khawatir.

"Masato... usaha pemakaman...tutup saja" ucap ayahnya kemudian menghembuskan nafas terakhir.

"ayah....?" ucap Haruka lirih.

"eh? Apakah ayah mati?" ucap Hayato.

"tidak bisa" ucap Momoko.

Sementara Masato hanya terdiam.


Sesampainya di rumah, mereka membaringkan ayah di ruangan. Mereka terdiam memandangi jenazah ayah.

"apa yg akan kita lakukan dengan pemakamannya?" ucap Hayato sambil menangis.

"hemm, Ken tidak ada disini, jadi hanya Haruka yang mengetahuinya" ucap Masato. Haruka pun memandangi Masato.

"ken kakak kita, jadi aku yakin ia akan kembali secepatnya" ucap Momoko.

"dia tidak pernah disini ketika kita membutuhkannya" ucap Hayato lirih.


"ini masalah mudah, kita tinggal meminta bisnis pemakaman lain untuk mempersiapkan pemakaman ayah" ucap Momoko.

"bisnis pemakaman, tidak bisa meminta bisnis pemakaman lain untuk mempersiapkan pemekaman mereka" ucap Haruka sambil berjalan terseok-seok mendekati Momoko dan lainnya dan membawakan makanan. "aku akan melakukan prosesi nya, jadi tolong aku melakukannya. Ini adalah acara pemakaman direktur pemilik usaha pemakaman" imbuh Haruka.

"usaha pemakaman...usaha pemakaman..." ucap Hayato tanpa semangat.

"kalian semua dibesarkan dengan uang hasil usaha pemakaman juga!" ucap Haruka

"tapi ini bukan keinginan kami terlahir dlm keluarga dengan usaha pemakaman!" seru Momoko

"benar" ucap Hayato

"apa-apan ini!?" seru Haruka mulai meninggikan suaranya.

"tenang Haruka" ucap Masato

"haahh?!! Siapa kau, berbicara sebagai seseorang yang meninggalkan rumah dan pura-pura tidak tahu kami" seru Haruka sambil memandangi Masato.

"tapi, kamu menolong usaha pemakaman karena kau cacat, benar khan?" seru Momoko.

"apa maksdumu?" seru Haruka

"jika kamu tidak mengalami kecelakaan, kau pasti akan bekerja di tempat lain, benar khan?" seru Momoko.

"itu benar" ucap Hayato.


Haruka kesal, ia membuka botol cuka dan menyiramkan isinya ke wajah momoko. Momoko mengaduh, kemudian berdiri mengambil makanan lainnya dan melemparkannya ke Haruka, dan aksi jambak menjambak pun terjadi.

"apa yang kalian lakukan adik-adik, hentikan?" seru Masato bangkit memisahkan kedua adiknya. Hayato pun bangkit menarik Momoko, namun Momoko mendorongnya sehingga Hayato terlempar tepat di atas wajah ayahnya, ia pun terkejut. Momoko berniat kabur dari rumah, dan Masato mengejarnya, ia menahan Momoko, namun Momoko meronta-ronta, Masato meminta bantuan Hayato untuk memeganginya. Momoko menampar Hayato, Hayato kesal, ia pun menampar balik Momoko,

"hentikan, ayah kita meninggal!" seru Masato dengan suara meninggi. Hayato menengok ke belakang memandangi jenazah ayahnya. Momoko menangis dipelukan Masato, Masato pun memeluk Momoko dan menenangkannya.

"mari kita persiapkan pemakaman ayah, bukan kah ini memalukan untuk ayah" ucap Haruka sambil melepaskan gelang ayahnya, "ini akan menjadi akhir ayah".

Di luar tangisan Momoko makin kencang, hujan pun turun membasahi mereka.


Di dalam kamarnya, Masato menyetel beberapa DVD pemakaman, ia mendengarkan dan mencatat pidato pemakaman sambil sesekali bersin. Sementara itu Haruka mempersiapkan makanan sambil menangis.


Keesokan harinya, acara pemakaman pun dilangsungkan. Mereka semua berkabung. Para pelayat pun berdatangan, Momoko memandang seorang pria yg merupakan salah satu pelayat, sehingga Masato menegurnya.

"siapa itu?" tanya Masato.

"guruku" jawab Momoko setelah beradu pandang dengan pria tadi.


Masato pun menyampaikan pidato kematian, sementara di sebuah pantai, Kento sedang asyik memancing. Setelah membungkukkan badan, Masato memandang ke arah pelayat, disana terdapat seorang pria tua yg tidak ikut membungkuk, Masato pun memberikan isyarat hormat kepada pria tua itu, sementara pria tua tadi justru heran melihat Masato.

Masato menyapa pimpinannya yang datang melayat, ia bertanya mengenai kabar Osada. Pemimpin mengatakan kalau Osada masih terbaring di RS.


Para pelayat memuji pidato kematian Masato, Haruka pun mengatakan kalau Masato hanya mencontek dari DVD. Ia pun bertanya kembali perihal nasib usaha pemakaman keluarga Ihara,

"Ma-bo, apakah kau akan mengambil alih usaha pemakaman? Hayato sedang kuliah dan Momoko masih SMU?" tanyanya. Masato dan Haruka terdiam,

"itu benar" ucap Hayato.

"aku rasa, kami memilih menutup bisnis ini. Itu juga yg diucapkan oleh ayah" jawab Masato.

"ah, benarkah? Tapi haruka akan kehilangan pekerjaan"

"tidak apa2. Aku memiliki hal lain yg ingin aku kerjakan" ucap Haruka menimpali pertanyaan tersebut. Masato pun terdiam.

Setelah dikremasi, abu ayah pun di bawa oleh Masato dan siap disemayamkan.


Sesampai di rumah Haruka dan Masato membahas biaya hidup dan biaya sekolah adik2 mereka, Haruka meminta maaf pada Tanaka, salah seorang pegawai bisnis, karena terpaksa harus menutup bisnis pemakaman yang telah puluhan tahun di tangani oleh Ihara family. Masato pun ikut meminta maaf kepada Tanaka. Tanaka hanya tersenyum, ia mengatakan sudah mendapatkan tempat kerja yang baru. Ia juga meminta maaf pada Masato dan Haruka karena belum memberikan yang terbaik.


Masato berniat membawakan makanan untuk Kotaro, anjing kesayangan keluarga mereka. Diluar ternyata berdiri seorang pria tua. Masato menyapa nya, namun pria tua itu diam saja, pria tua itu heran, Masato pun ikut heran. Akhirnya pria tadi pun memberitahukan namanya adalah Iwata. Iwata meminjam gunting rumput pada Masato dan menyuruh Masato memotong bunga hias yang biasa di potong ayah. Ia pun menanyakan nasib bisnis pemakaman keluarga Ihara, dan sekali lagi Masato mengatakan ingin menutupnya dan mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Iwata menyarankan pada Masato untuk mencari wasiat peninggalan ayah.


Masato dibantu Haruka akhirnya berhasil menemukan wasiat ayah, ia pun membacakannya di depan semua adik2nya. Dan isi wasiat itu adalah:

Jika aku mati, aku menyerahkan semua urusan bisnisku pada Haruka.

"hah, Cuma segitu saja" seru Hayato. Masato pun membuka lembaran kedua wasiat ayahnya, disana tertulis satu persatu nama anaknya.


Masato membacakan isi surat itu dengan seksama, adik-adiknya pun mendengarkan sambil merenungi kata per kata peninggalan ayah mereka.

Kento, kamu telah bekerja keras menolong bisnis pemakaman. Ini adalah rumahmu, jangan lupakan itu.

Masato, lakukan apapun yang kau inginkan dalam hidupmu. Hiduplah dengan bebas. Tapi yakinkanlah kau memilih jalan yang kau sukai dalam hidupmu.

Haruka, ketika kau kecil, kau mengalami kecelakaan karena ketidakhatian orangtua. Sehingga kaki kiri mu cacat. Aku sangat menyesalinya dari lubuk hatiku terdalam.

Hayato, hanya memikirkan org secara langsung itu bukan talenta.

Momoko, kamu keliru, jika berharap aku meninggalkan sesuatu untukmu.

Di dunia ini ada yang disebut alasan, seseorang membenci kematian, semua orang takut pada kematian,itulah kenapa pemakaman juga dibenci. Jika aku meninggal tiba-tiba, dan tidak ada seorang pun yang inginmengambil alih bisnis ini, maka tutup saja.


Setelah selesai membacakan wasiat, Masato pun mengatakan kalau ia akan menutup bisnis ini dan meminta adik2nya kembali tinggal di rumah untuk menghemat pengeluaran. Awalnya Hayato dan Momoko protes, namun Haruka mengatakan kalau uang asuransi ayah tidak mencukupi untuk biaya sekolah mereka berdua. Hayato dan Momoko pun tidak bisa berkata2 lagi.


Yuki sedang termenung di meja kerjanya, lalu datanglah Kinohara memanggil Yuki, Yuki pun segera beranjak mendekati kinohara, Kinohara memuji Yuki, ia mengatakan kalau kakek Yuki akan berbahagia di surga karena cucunya menggeluti pekerjaan yang sama dengannya dan sukses. Yuki pun tersenyum kelu dan mengucapkan terimakasih.


Masato mengunjungi rumah sakit, ia berniat melihat kondisi Osada, ia merasa cukup terganggu dengan tuduhan orang2 yang mengatakan kalo dirinya penyebab bunuh diri Osada. Ia berniat memasuki kamar Osada, tiba-tiba perawat berlari mendatangi kamar Osada, dari sana Masato melihat Osada sedang kritis dan menembuskan nafas terakhirnya. Masato lemas, ia terduduk dilantai.


Masato galau, ia merasa menjadi penyebab kematian Osada, ia pun pergi minum2 di bar. Setelah selesai minum ia pergi kestasiun dengan terhuyung, lalu ia pun tak sengaja tersenggol seseorang sehingga hampir jatuh ke lintasan kereta api yang sedang lewat, namun Yuki tiba-tiba menangkap tubuh Masato. Ia menggadeng Masato dan bertanya ada apa. Namun Masato hanya diam saja dan terkulai lemah, sehingga Yuki membawanya ke bangku di dekat stasiun. Masato mengatakan kalau dirinya merasa bersalah atas tragedi bunuh diri Osada. Namun Osada mengatakan, dengan tidak adanya catatan bunuh diri, maka sulit untuk mengetahui motiv sebenarnya si manajer bunuh diri. Masato menanggapinya dengan tidak semangat.

"Masa-pyon, kamu orang yg baik, kamu menyelamatkan aku tempo hari, walaupun kau keliru dengan keadaanku saat itu. Sangat jarang ada seseorang yang mengatakan ucapan seperti itu pada seseorang yg ingin bunuh diri. Kau orang yang hebat" ucap Yuki mengingat kejadian tempo hari. Ia pun berdiri menepuk bahu Masato, "jangan menyerah dan temukan jawabannya. Jika kamu tidak menyerah, esok hari kau akan bersyukur krn tidak menyerah. Itu ucapanmu, Masa-pyon". Imbuh Yuki.


Masato terduduk lemas di hadapan foto mendiang ayahnya, ia pun teringat ucapan ayahnya dihari ia meninggalkan rumah. Ia pun membuka kotak yang berisi semua memori anak-anak Ihara, ia pun teringat pesan mendiang ayahnya yang meminta nya memilih jalan yang ia sukai.


Masato segera mengunjungi kediaman Osada, ia menawarkan diri untuk mempersiapkan pemakaman Osada kepada Ibu Osada. Keesokan harinya Haruka terkejut, ia berfikir Masato ingin meneruskan bisnis ayahnya, namun Masato mengatakan ia hanya ingin melakukannya sekali demi kasus Osada. Tanaka yang hampir saja resign pun bersedia membantu Masato.


Dibantu Haruka dan Tanaka, Masato mempersiapkan pemakaman Osada. Ibu Osada sangat terpukul dengan kematian anaknya. Ia pun beranggapan kalau Osada mati demi pekerjaannya. Hal ini membuat Masato semakin merasa tidak enak, ia pun memandangi jenazah Osada dengan wajah pilu.


Masato mendatangi kantor polisi untuk meminta bantuan penyelidikan penyebab kematian Osada, dan tak disangka petugas yang akan membimbingnya adalah Yuki, mereka pun saling terkejut. Di dalam perjalanan menuju kediaman Osada, Masato bercerita kalau ayahnya meninggal.

Masato dan Yuki pun memulai penyelidikan di TKP jatuhnya Osada. Masato melihat ada sebuah permen pub yang tergeletak di tumpukan bunga di lokasi jatuhnya Osada, dan beberapa meter daroi mereka ada seorang anak kecil mengamati dan berlari setelah ketahuan Masato. Anaka kecil itu berlari, Masato pun mengejarnya. Ternyata anak itu menuju ke atap gedung, dan sedang bermain tangkap bola sendirian. Masato menyapanya, "siapa yg selalu menemani mu bermain tangkap bola?"

"paman, namun ia sdh meninggal" seru anak tadi sambil melempar bola ke Masato.

"apakah kau yg meletakkan permen di bawah sana?"

"karena ia selalu memberiku permen" jawab si anak.

"bagaimana kau mengenalnya?" tanya Yuki

"aku mengatakan padanya kalau aku tidak punya ayah. Jadi ia mengatakan padaku akan menemaniku bermain tangkap bola pada hari Minggu pagi" jawab si anak kecil sambil terus melempar bola ke Masato.

"diatas atap ini?" tanya Yuki lagi.

"Mmm... apakah kalian teman paman itu?" tanya si anak. Masato terdiam sehingga dia tidak konsen menangkap bola, dan bola itu terjatuh menuju pinggiran atap. Masato pun mengambil bola tersebut dan memberikannya pada si anak.

"Arigato. Bola lain yang aku bawa pernah jatuh disana" ucap si anak sambil menunjukkan tepi atap. Masato pun meloncat pagar pembatas dan melihat kearah atap seng, namun tidak ada bola disana. "dimana?".

"disana" ucap si anak sambil menunjuk bagian atap seng di ujung tepi atap gedung. Masato pun mulai tersadar, begitu juga Yuki. Mereka akhirnya turun dan mencari bola yang dimaksud si anak. Bola pun ditemukan terjatuh tidak jauh dari apartemen itu.

Yuki membawa bola tersebut dan menceritakan hasil penyelidikannya pada ibu Osada, "sidik jari Osada ditemukan pada bola ini, dan permen ini juga ditemukan dilokasi tubuhnya terjatuh" jelas Yuki.

"apa? Permen ini adalah kesukaannya" ucap Ibu Osada.

"pada Minggu pagi, Osada pergi ke atap gedung, tempat ia dan Tomoya (anak kecil yang menyukai permen) janjian untuk bermain tangkap bola. Sambil menunggu kedatangan Tomoya, aku rasa ia melihat sebuah bola yang tejatuh diujung atap dan berusaha mengambilnya. Namun karena bola jauh dari jangkauannya, justru saat ia hampir meraih bola itu, tubuh Osada terdorong hingga terjatuh" jelas Yuki.

"dengan kata lain penyebab kematian Osada adalah kecelakaan" ucap Masato.


"kenapa direktur Pemakaman bisa menentukan seperti itu? Apa yang kamu ketahui tentang anakku?" selidik Ibu Osada.

"ketika mobil jenazah melewati toko anakmu, ia menyembunyikan jempolnya. Ia melakukannya karena percaya agar ibunya tidak meninggal. Aku.... aku sudah berbohong" ucap Masato yang mulai menangis. Ibu Osada pun mulai menangis.

"seseorang yang membuat pekerjaannya terasa sulit adalah aku. Aku ingin meyakinkan bahwa penyebab kematiannya bukan bunuh diri. Aku berpura-pura untuk menyelidiki penyebab kematian Osada. Faktanya aku melakukan semua ini untuk melindungi diriku sendiri. Aku ingin menemukan bukti kalau ini bukan bunuh diri. Aku sungguh-sungguh minta maaf" ucap Masato kemudian membungkukkan badannya sambil menangis.

"aku tahu itu, aku berencana menggugat perusahaannya. Itulah kenapa aku melihat apa yang kalian lakukan seperti seseorang yang berasal dr satu perusahaan dengannya." Ucap Ibu Osada.

"aku minta maaf. Tolong cari jasa pemakaman lainnya untuk mengatur pemakaman Osada." Ucap Masato.

"apakah kau menyerah sekarang?" ucap Ibu Osada,

"sejujurnya.... aku ingin melihat ini sampai akhir. Karena ini semua yang bisa aku lakukan untuk osada." Ucap Masato.

"benarkah? Apakah itu perasaanmu sebenarnya?"

"ya"

"karena itu, aku ingin, kau mengatur pemakaman untuk putraku." Ucap Ibu Osada sambil tersenyum. Masato pun menyanggupinya.


Masato dan Yuki meninggalkan kediaman Osada. Masato berterimakasih pada Yuki, Yuki menepuk pundak Masato dan meninggalkannya sambil tersenyum, Masato hanya memandangi kepergian Yuki.

Haruka dibantu Tanaka dkk mempersiapkan Pemakaman Osada. Saat menghadapi peti Osada. Masato teringat sesuatu, ia pun segara keluar berlari menuju pub dan mengambil permen lalu meletakkannya di meja duka. Haruka pun mulai membacakan pidato pemakaman. Diluar apartemen tampak Tomoya menangis. Ibu Osada mengusap wajah Osada utk terakhir kalinya dan menucapkan kata2 perpisahan sambil menangis. Setelah selesai mengkremasi Osada dan bersiap pulang, Ibu Osada mengatakan pada Masato kalau ia sangat sedih dan mengucapkan terimakasih karena telah mengurus pemakaman Osada. Masato tidak sanggup menahan air matanya, ia pun mebungkuk sambil menangis. Di belakangnya Haruka dan Tanaka berbahagia karena Masato bersedih.


Masato mengunjungi makam ayahnya dan membacakan karya tulis nya ketika SD, kebetulan saat itu ayahnya datang mendengarkan karya tulisannya di hari Father's Day.


-Keluargaku memiliki usaha pemakaman. Pekerjaan ayahku adalah mempersiapkan kepergian orang-orang menuju surga. Keluarga dari org2 yang meninggal selalu mengucapkan terimakasih. Menjadi direktur pemakaman merupakan pekerjaan sulit. Ayahku selalu pergi keluar setiap subuh dan pulang malam sekali. Aku sangat mecintai bagaimana kerasnya ayahku berusaha. Oleh karena itu aku ingin memiliki pekerjaan yang sama dengan ayahku ketika aku dewasa.-


" Ini adalah yang aku baca ketika kelas 2 SD, Saat itu ayah sangat bahagia dan bangga dengan tulisan ku. Ia tersenyum kepada ku setelah selesai membacakan essay. Namun seluruh siswa dikelas semuanya terdiam..."


"aku sangat bodoh, ini yang menyebabkan aku di bully. Tapi sungguh pada saat itu aku melihat ayah sgt hebat" ucap Masato tersenyum.

"aku... untuk pertama kalinya memimpin upacara pemakaman, dan keluarga mereka mengucapkan terimakasih padaku. Tapi aku sungguh tidak melakukan apapun utk membuat mereka berterimakasih. Ini tidak seperti bayanganku. Aku jadi memahami bagaimana kau menjalani kehidupan, ayah. Ini membuatku melihat bahwa kau telah mengatur untuk membesarkan kami dengan baik, ayah." Ucap Masato yang kemudian mulai terisak di makam ayahnya.


"kamu hebat" ucapnya sambil terisak membayangkan moment2 ayahnya

"terimaksih ayah, aku sungguh-sungguh berterimkasih. Ini karena aku tidak pernah berusaha melihat mu dengan pandangan seperti ini sebelumnya. Mulai saat ini, aku akan melakukannya, demi kakak dan adik2ku. Karena itu... karena itu... aku akan meneruskan usaha pemakaman yang kau tinggalkan ayah" ucapnya sambil mengingat kejadian pertengkaran saudara nya di hari kematian ayahnya, kemudian ia berdiri membungkuk.


Lalu tiba-tiba muncul Iwata, Masato kaget, ia segera menghapus air matanya. Iwata san mengatakan kalau ayah Masato pasti berbahagia di surga sana. Masato pun berdoa untuk ayahnya.


Aku rasa mungkin banyak manusia hidup untuk mempelajari apa itu cinta....

Masato memulai pekerjaannya sebagai direktur pemakaman, Haruka pun memakaikan gelang kebruntungan ayahnya pada Masato. Tanaka datang dan bergabung kembali bersama mereka.


Dan pekerjaan kedua Masato sebagai pengatur pemakaman pun dimulai, ia bertemu Yuki di kamar jenazah, Yuki menanyakan Pub Masato, namun Masato menjawab kalau ia telah resign, Yuki pun tersenyum menanggapinya. Dan kali ini korbannya adalah Pria muda berusia 20 tahun. Masato terkejut, karena ia pernah bertemu dengan korban sebelumnya, ia adalah pria yang pernah ia tolak saat mengajukan wawancara pekerjaan di PUB. Lalu apakah penyebab kematiannya, dan siapakah dia... saksikan selanjutnya di episode 2...

Author's note: seperti ucapan Haruka, "kalian semua dibesarkan dengan uang hasil usaha pemakaman juga!" ketika saudara-saudara nya lepas tangan. Kejadian ini sering terjadi pada kita, ada saat dimana kita minder dengan pekerjaan ortu kita, kita malu dan kesal dengan pekerjaan org tua kita tanpa sadar kalo selama ini kita makan dan sekolah hingga menjadi seperti sekarang merupakan hasil kerja keras ortu dengan usaha nya. Memang kita tidak pernah ingin terlahir dalam keluarga yang memiliki keterbatasan, bila bisa memilih kita akan memilih menjadi anak pengusaha. Tapi ini takdir yang harus kita jalani, yang memiliki suatu tujuan demi kebaikan kita. Jadi jangan malu saat teman kita mengolok2 atau minder bergaul dengan mereka yg ortu nya berada, tapi buktikan kalau kita anak yang mulia, anak yang menghargai kerja keras ortu nya. Kita justru harus bangga, dengan keterbatasan yang dimiliki ortu, kita masih bisa seperti sekarang, kita harus buktikan kalau usaha ortu kita tdk pernah sia-sia dengan menjadi anak yang sukses dengan segala keterbatasan ortu dan berakhlak mulia. Bayarlah kerja keras ortu kita dengan tangisan kebahagiaannya karena ia memiliki anak seperti kita, bukan tangisan sakit hati karena perilaku kasar kita terhadap nya.

See you next episode -o____o-

  

Written and Picture by: Saa @Pelangidrama.net

さくら21Saa 05 Feb, 2012


-
Source: http://www.pelangidrama.net/2012/02/sinopsis-saikou-no-jinsei-no-owarikata.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com Share on Facebook