[Sinopsis] Saikou no Jinsei no Owarikata ~Ending Planner~ Episode 3
-Saikou no Jinsei no Owarikata ~Ending Planner~ Episode 3-
Aku terlahir sebagai anak kedua dalam keluarga pemilik salon pemakaman Ihara. Kakak ku pergi dari rumah. Karena kematian ayahku, aku berhenti dari perusahaan dan mengambil alih bisnis pemakaman yang dulu aku benci.
Pagi itu, Masato merapihkan rumahnya, ia menyusun kursi di halaman depan. Lalu Haruka meminta Masato mengikuti festival pria, Masato menolak, namun Haruka berkata bahwa kk mereka Kento juga dulu melakukannya, selain itu Perlombaan diikuti oleh pekerja pemakaman, polisi, dan pejabat kota, sehingga baik untuk menjalin koneksi sambil memandangi poster Kento. Masato tetap menolak. Haruka kesal, ia mengatakan Masato tidak menghargai kerja keras Tanaka yg telah membuatkan poster. Tanaka mengatakan kalau Kento lah yang mengajari nya fotografi. Haruka memaksa Masato ikut serta, ia juga bergegas menghubungi Hayato, namun Masato tidak Yakin Hayato mau pulang setelah kejadian tempo hari.
Haruka pun menelpon Hayato dan mengatakan kalau akan ada pembagian warisan peninggalan ayah mereka. Masato tersenyum sinis mendengar ucapan Haruka. Haruka pun meminta Masato untuk tidak membahas masalah pencurian uang tempo hari, dan memintanya membahas nanti setelah Hayato pindah kembali ke rumah mereka. Masato pun tersenyum mengerti.
Di tepi sungai, sekleompok pria memulai lomba, Masato dan hayato berusaha keras mengeluarkan kekuatan mereka. Para wanita pun tidak ketinggalan membuatkan atribut sebagai bentuk suporter. Hayato mengikuti lomba dengan bersemangat sehingga Masato keheranan. Haruka mengacuhkan keheranan Masato, ia pun memberikan Masato ikat kepala.
Masato membaca tulisan Ikat kepala nya, "Sehat selalu! Salon Pemakaman Ihara". Masato pun menanyakan apa maksudnya itu. Tanaka datang menjelaskan, " di festival pria ada tradisi untuk memakai ikat kepala bertuliskan harapanmu." Masato pun mengangguk tanda mengerti.
Pandangan Masato dan Haruka teralih pada seorang anak kecil yaitu Tomoya (teman main bola Osada). Tomoya pun memandangi Masato kemudian pergi menghindari Masato. Masato berteriak memanggil Tomoya. Namun Tomoya mengabaikannya.
Di hadapan Masato dan Haruka tampak Yuko (salah seorang pegawai pemakan Ihara) sedang mengikatkan ikat kepala harapan ke kepala suaminya. Seorang nenek yag tak lain adalah mertuanya, di sebelahnya pun ikut memasangkat ikat kepala. Haruka bergumam, "Yuko dan ibu mertuanya sangat mririp. Dalam rumah tangga mereka, peran wanita begitu kuat daripada pemimpin keluarga."
Yuko menyemangati suaminya, Ibu mertuanya pun menyemangati suaminya,setelah itu Yuko dan mertuanya saling pandang. Masato dan Haruka tersenyum melihat tingkah Yuko dan mertuanya.
Lalu Tanaka datang mengingatkan Masato untuk segera memulai pertandingan. Sementara Tanaka sibuk menjadi fotografer. Masato pun manggut2 melihat ulah Tanaka.
Tenyata di sana ada Yuki, Ia pun menyapa Masato, " Masa-pyon, hehehe, wah pasti sulit ya berpakaian seperti ini di cuaca dingin" ucap nya sambil tersenyum ramah. Masato tersenyum menanggapi ucapan Yuki.
"Lihat! Kita sedang memasak mie Yakisoba disana. Berusahalah!!" ucap Yuki sambil menepuk pundak Masato.
"ok, sudah saat nya!" seru Masato seraya memasang ikat kepalanya.
Festival Pria Koenji pun di mulai. Tim Ihara melawan tim lainnya mengusung furnitur melewati dingginnya sungai. Tanaka, Yuki, dan Megumi menyemangati peserta lomba. Yuko dan ibu mertua nya pun menyemangati suami masing2, masih dengan saling lirik. Hruka meneriaki Masato.
Sambil mengangkat figura, Masato berusaha berbicara pada Hayato, " Hayato! Ada kala nya kita akan melakukan hal2 yg tidak kita suka". Lalu tiba-tiba Masato terkilir dan jatuh terjerembab ke dalam sungai. Haruka terkejut melihatnya.
Perlombaan pun selesai, kaum wanita sibuk mempersiapkan makanan. Masato duduk sambil bersin-bersin. Hayato memanggil Haruka, " nee-chan, aku akan keluar apartemen minggu depan. Bagaimana tentang warisan uang tersembunyi itu?" seru Hayato semangat.
Haruka duduk mendekati Hayato, "aku tidak bisa membicarakannya disini"
"bagianku tidak dihapuskan?"
"tidak, karena kau sudah datang hari ini"
"oke, sampai jumpa lagi" ucap Hayato tersenyum kemudian berdiri meninggalkan Masato dan Haruka.
"yang dia pedulikan hanya uang saja" seru Masato kesal.
Lalu Yuko memanggil Masato, "Mabo, kemari, duduklah ngobrol bersama kami."
Masato pun menghampiri Yuko dan keluarganya. Ibu mertua Yuko tidak mau ketinggalan, ia mengajak Masato ngobrol, "kau tumbuh semakin besar. Berapa usia mu?"
"aku 26" jawab Masato
"eh,,, aku menikah dan masuk kedalam keluarga Kagawa 20 tahun lalu, saat itu pasti kau berusia 6 tahun" ucap Yuko antusias.
"20 tahun?"
"ya"
"kami menikah tahun 1992 aku tidak bisa lupa karena hari itu adalah hari ulang tahun ku yang ke-20,benarkan?" ucap Yuko sambil tersenyum ke arah suaminya.
"ah, mmm" ucap suaminya.
"20 tahun? Bukannya hanya 19 tahun 11 bulan? Berhenti melebih2kan!> seru si mertua.
"19 tahun 11 bulan sama saja dengan 20 tahun." Ucap Yuko tak mau kalah.
"ok, meskipun sdh 2o]0 thn tapi aku tetap saja masih memarahimu selama itu" ucap si mertua semakin menjadi. Yuko pun kesal dibuatnya.
"tapi dengan ulang tahun dan kelahiran yang sama, bukankah perayaannya semakin meriah?" ucap Masato mencairkan suasana.
"kami tidak pernah merayakannya" ucap Yuko.
"kami juga tidak merayakan ulang tahunku" seru si mertua.
"berani nya kau berkata seperti itu! Tahun lalu aku belajar membuatkan karangan bunga mawar, lalu kuberikan padamu di hari ulang tahunmu. Tapi kau marah dan bilang membuang2 uang saja." Seru Yuko kesal.
"ah, memang ada yang mau menaruh bungan kering dalam toko mereka" ucap si mertua
"kau salah aku menyukainya"
"ada lagi, kau ingat, kau selalu mengganggu ku selalu bilang ingin punya toko bunga"
"memang kenapa"
"itu akan membutuhkan banyak uang dan tempat"
Haruka geleng2 kepala melihat ulah Yuko dan mertuanya. Bayi yg didekat mereka pun ikut menangis karena berisiknya. Yuko dan mertua nya masih saja adu mulut tanpa menghiraukan keadaan sekitar.
"aku menyesal memiliki menantu seperti kau" seru si mertua seraya berdiri meninggalkan Yuko. Yuko berusaha meraih tangan mertuanya, namun karena itu kaki si mertua terkilir kemudian terjatuh. Yuko terkejut begitu juga Masato. Yuko dan Masato. mengobati si mertua. Lagi2 si mertua mengeluh tentang lamanya waktu penyembuhan.
"kau berlebihan, itu khan hanya untuk menghilangkan memarnya" seru Yuko
"diam" seru si mertua
"mama, bersyukurlah ini bukan luka berat." Ucap Masato menyemangati mertua Yuko
"Mabo. Terimakasih atas bantuannya hari ini. Ucap nya sambil tersenyum kpd Masato kemudian pergi meninggalkan Masato dan Yuko
"dasar kelelawar tua. Aku selalu menahan diri dari omelannya sepanjang tahun. Dia tidak mau membiarkan aku bekerja sendiri dan selalu mengeluhkan pekerjaanku. Aku tidK TAHAN LAGI" SERU Yuko sambil membereskan toko bunga nya.
"bersabarlah" seru Masato.
"aku berharap orang tua itu cepat mati" seru Yuko kesal
"kalau kau tidak suka aku, pergi sana!" seru mertua dari balik pintu. Yuko terkejut. Masato tersenyum getir.
Di rumah, tampak Haruka sedang onlen di jejaring sosial. Ia sedang membaca profil salah satu teman ol nya. Kemudia ia melihat ada 1 pesan untuknya, ia pun membukanya,
'Haruka, selamat malam, ini Ichinose. Tanggal 30 Januari adalah hari peringatan 3 tahun berdirinya blog mu. Hari itu hari ulang tahunmu khan, Haruka? Aku ingin merayakannya denganmu. Aku ingin bertemu denganmu."
Haruka sgera melihat tanggalan. Tanggal 31 tepat hari Tomobiki, dimana pemakaman di larang di hari tersebut. Haruka pun tersenyum girang.
"mau kemana kau?' seru Masato muncul tiba2. Haruka pun terkejut, sehingga ia melompat beriri menutupi laptopnya.
"kau melompat tinggi sekali" ledek Masato
"karena kau tidak mengucapkan 'aku pulang'" ucap Haruka kesal.
"okaeri (aku pukang)" ucap Masato
"selamat datang" ucap Haruka, "bagaimana luka Sumiko (mertua Yuko)?"
"hanya luka kecil"
"yokatta (syukurlah). Tahun lalu mereka juga bertengkar hebat dan ken-niichan yang menengahinya. Aku penasaran sedang apa ken-niichan sekarang" ucap Haruka sambil memandangi poster kento. Masato pun ikut memnadangi poster tersebut.
"dia masih belum menjawab telponya" ucap Masato lirih
"mungkin dia juga belum tahu kalo ayah sdh meninggal" ucap Haruka lirih.
Di tempat lain, sebuah kafe, Kenyo dan teman-temannya sedang merayakan ulang tahun Taizo (salah satu pelanggan kafe). Taizo pun sangat bahagia. Ken mengambil foto kebahagiaan mereka. Lalu Taizo menunjukkan fotonya bersama temannya kepada ken.
"wah kalian tampak indah disana. Siapa yang memfotonya?" tanya ken
"jangan berlagak bodoh. Kau sendiri yang memfotonya ken" seru Taizo.
"eh?" seru Ken keheranan
"tempo hari khan?"
"ah benar sekali" seru Ken pura2 ingat. "tampaknya aku sudah sedikit mabuk" lanjutnya.
"kau belum minum sama sekali"
"ah benar..." seru Ken keheranan.
Dikantor kepolisisan, Masato menyerahkan foto Megumi dan Yuki saat di festival pria, Megumi tampak senang melihatnya. Dan memuji kameramennya. Masato pun memuji orang yg ada dalam foto tersebut, sehingga Megumi mulai narsis.
Masato berpapasan dengan Yuki dan Yuko ketika hendak meninggalkan kantor polisi. Yuki menyapanya, Masato heran melihat Yuko ada disana.
"Yuko, apa yg kau lakukan disini?" tanya Masato pd Yuko
"ibu meninggalkan rumah" jawab Yuko sedih
"eh??!!"
"dia tdk pulang semalaman, aku rasa dia marah padaku"
"kami sudah mendaftarkannya ke list orang hilang untuk berjaga2" ucap Yuki.
Di magazine shop tampak Haruka sedang memilih majalah yg akan dia beli. Mata nya terpaku pada Mjalah yg mengulas kencan pertama. Iapun mengmabil majalah tersebut, ketika melewati kaca, ia berhenti sejenak dan memandangi kakinya. Ia tersenyum getir.
Masato mengantarkan Yuko pulang dan Membantu Yuko membereskan toko bunga nya. Yuko berterimakasih karena ayah mertuanya sdh bersedia menggantikannya menjaga toko bunga.
"salon pemakaman dan toko bunga itu mirip. Kita selalu tetap buka 365 hari setahun. Aku selalu berfikir, mungkin ini akan kujalani selama 20 tahun saja" ucap Yuko sambil duduk.
"kenapa 20 tahun?" tanya Masato.
"ibu mertuaku bilang saat kami menikah, butuh waktu 20 tahun untuk dia bisa menerimaku sebagai menantunya"
"jadi itu sebentar lagi khan?"
"iya, tapi tidak ada tanda2 dia akan menerimaku. Seorang menantu tidak akan pernah bisa melawan mertuanya." ucap Yuko sambil menerawang jauh.
"apa pekerjaan suami mu?"
"di bekerja di perusahaan"
"ibu mertua dan aku yg menjalani bisnis ini"
"jd begitu" ucap Masato sambil menganggukkan kepalanya.
"aku jatuh cinta pada suamiku karena dia memberiku bunga mawar" ucap Yuko antusias.
"semua wanita pasti menyukai bunga mawar" seruMasato tertawa.
"tentu saja, tapi kesukaanku pada mawar berbeda. Ibuku meninggal saat aku masih SMU. Beliau suka mengirimkan bunga mawar. Jadi bunga mawar mengingatkanku pada beliau. Ini adalah bunga yg ditanam ibuku." Seru Yuko sambil menunjukkan bunga mawar kering.
"jd kau selalu menyimpannya ya"
"iya, tp ibu mertuaku membencinya krn aku menyimpannya di toko" ucap Yuko dengan wajah sedih. Lalu HP Yuko berdering. Yuko menerimanya kemudian sangat terkejut sehingga Masato mengambil alih Hpnya. Diseberang telpon Yuki mengatakan kalau mereka menemukan jasad Sumiko (mertua Yuko).
Masato dan Yuko menjemput jasad Sumiko di kantor kepolisian. Begitu Megumi membuka kain penutup jasad, Yuko menangis melihat wajah mertuanya. Yuki menjelaskan bahwa Sumiko tewas karena keracunan CO disebuah kamar bersama jasad seorang pria muda. Di duga mereka berdua menginap disana dari kemarin. Yuko sangat kaget, apalagi ia tidak mengenal pria muda itu sama sekali. Megumi pun menunjukkan barang2 si pria muda. Masato mendekati barang2 tersebut dan menemukan kartu nama pria muda tadi sebagai pekerja host club seiya. Yuko tambah terkejut karena pria itu seorang hostes.
Masato dan Yuko pun membawa jasad Sumiko pulang. Tanaka dan Hruka mulai menghiasai jasad tersebut. Masato mengatakan kepada Yuko kalau mereka akan mengadakan upacara pemakaman pd tanggal 29. Dan ternyata hari itu adalah hari ultah Yuko. Yuko menangis dan mengatakan kalo ia semakin marah pada ibu mertuanya karena ia kesal ibu mertuanya selalu menyuruhnya berhemat, sementara si ibu sendiri menghabiskan uang sesuka nya dan pergi ke host club. Yuko menduga ibu mertuanya pura-pura pergi dari rumag lalu berkencan dg hostes. Yuko merasa ibu mertuanya menghianati mereka. Di luar para tetangga mulai mempergunjingkan almarhum Sumiko yg ditemukan bersama hostes. Hal ini membuat Yuko malu, ia mengeluh krn walaupun sudah mati mertuanya masih meninggalkan masalah dan mempermalukan keluarga. Ia merasa lega mertuanya sudah meninggal.
Masato berjalan kaki menuju rumahnya, Ia melihat Momoko pulang diantar seorang pria bermobil, ia mencoba mengingat pria itu, dan menyadari bahwa pria tersebut adalah guru Momoko yg hadir di pemakaman ayah nya tempo hari.
Masato memasuki rumah, disambut dengan Haruka yg sedang makan ramen. Haruka menanyakan perihal Sumiko. Kemudian momoko bergabung bersama mereka. Masato langsung membahas mengenai Momoko yang pulang diantar mobil. Haruka terkejut, ia menanyakan siapa yang mengantar Momoko pulang. Bukannya menjawab pertanyaan Haruka, ia malah meledek Haruka dengan menunjukkan majalah kencan pertama yg di beli Haruka.
"Momoko, apa kau mendengarku? Dia itu gurumu yg datang ke pemakaman ayah bukan?" tanya Masato dingin. Momoko terdiam bisu.
"guru? Apa maksud semua ini? Momoko apa kau...?" tanya Haruka terpotong.
"aku minta diantar olehnya sampai rumah." Bentak Momoko. "ngomong2 kenapa membaca buku seperti ini, diusia mu seperti sekarang? Sangat menggelikan!" ledek Momko, sehingga Haruka berusaha merebut majalahnya dari tangan Momoko. Masato terdiam kesal.
Momoko mulai membaca isi majalah smbil meledek Haruka, Haruka memegang tubuh Momoko berusaha meraih majalahnya. Dan Masao berusaha menghentikan keributan adiknya. Namun Momoko menepis tangan Masato dan berkata, " siapa kau? Tidak usah berlagak seperti orang tua disaat seperti ini. Kau selalu membela, dan membela nya... kau beruntung kak. Bisa membuat orang iba terhadapmu karena kakimu." Seru Momoko.
"diam!" ucap Haruka kesal.
"disaat seperti ini harusnya kau tersenyum! Itu khan yg terstulis di buku mu" seru Momoko tidak berhenti. Haruka terkejut dengan ucapan Momoko, ia kesal sekali, ia pun mengambil mangkuk mie nya dan menumpahkan isinya ke wajah Momoko. Momoko kesal, ia membanting majalah ke meja kemudian menyerang Haruka. Kedua nya baku hantam hingga terhempas dan merusak pintu rumah. Masato pun berteriak meminta mereka berhenti.
Masato mendatangi rumah Yuko. Disana ia melihat Yuko sedang meratap di depan jasad ibu mertuanya. Masato pun memutuskan kembali ke rumah. Ia melihat Iwata-san sedang duduk di halaman rumahnya, ia tersenyum dan berniat mengagetkan Iwata, namun iwata segera menoleh sebelum sempat dikagetkan. Masato pun menyapa Iwata-san sambil tersenyum. Masato menceritakan perihal Yuko yang sedang menangisi jasad mertunya. Dan Iwata san sekali lagi menyarankan Masato untuk ikut campur.
Masato segara berlari mendatangi kantor polisi. Ia mencari Nagamie, Nagamie justru menunjukkan majalah yang memuat poster fotonya di festival pria. Ia meminta salinan fotonya karena ingin diberikan pada kekasihnya. Masato pun mengiyakannya. Kemudian ia menanyakan perihal kasus kematian Sumiko. Tepat saat itu Yuki muncul,yuki pun menyapa Masato. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Nagamie langsung menyerahkan Masato pada Yuki. Sehingga Yuki terkejut. Masato dengan gaya coolnya menepuk pundak Yuki dan berharap pada Yuki.
Yuki segera membawa Masato ke ruangan biasanya dan mulai menjelaskan detail kejadian, "orangtua Seiya, baru saja membawa jasad hostes itu ke Osaka. Kedua korban turun dari kereta Shinkan jam 1 siang. Mereka makan malam di resto prancis Stella Marion jam 6 sore. Aktifitas antar jam 1 sampai 6 belum diketahui. Tapi perkiraan kematian disebabkan kecelakaan, tidak ada hal yang mencurigakan di tempat kejadian"
"tapi orang2 menggunjingkan mereka dengan pengkhianatan dan perzinaan. Yuko merasa bersalah karena nya. " ucap Masato.
"tapi polisi tdk bs berbuat apa2 lagi" ucap Yuki.
"di Festival pria ada tradisi menuliskan harapan untuk keluarga diikat kepala mereka" ucap Masato sambil mengenang moment Sumiko mengikatkan ikat kepala bertuliskan 'keluarga harmonis' ke suaminya. "saat itu aku fikir betapa baiknya wanita itu kemarin, aku tidak menyangka dia bisa berbuat seburuk itu. Ini mungkin bukan urusanku dan mungkin aku hanya ikut campur saja, tapi aku ingin membantu Yuko melepas kepergian mertuanya dalam keadaan damai. Aku ingin sekali membantunya." Seru Masato.
"begitu yaa" ucap Yuki
"kapan kau libur?" tanya Masato sambil merapatkan diri ke Yuki.
"aku tidak akan memberitahumu"
"kenapa tidak?"
"kau pati merencanakan sesuatu. Aku terlalu sibuk untuk itu. Seorang gadis lajang 26 tahun yang hampir tdk memiliki hari libur. Apa kau ingin merusaknya?" seru Yuki
"apa kau akan pergi kencan dengan pacarmu?" tanya Masato. Yuki pun membuang muka.
"apa? Tidak? Tapi kau jarang ada hari libur kan?" lanjut Masato
"besok adalah weekday, jadi dia harus bekerja"
"jadi liburnya besok ya? Ayo kita pergi minum-minum" seru Masato seraya mendorong kursi Yuki.
"tidak! Aku membuat kesalahan!" seru Yuki mengelak.
"seorang polisi tidak seharusnya membuat kesalahan seperti itu!" ucap Masato masih terus mendorong kursi Yuki. Yuki pun tertawa.
Masato membawa Yuki ke Hostclub tempat Seiya bekerja. Yuki mengeluh bahwa ia belum pernah ke hostclub sebelumnya. Namun Masato memaksa Yuki tetap semangat. Mereka pun minum2 bersama para Host. Para host mulai merayu Yuki, salah satu Host memberi Yuki bunga mawar. Yuki sangat senang dan memamerkan bunga mawarnya pada Masato. Masato meledek Yuki,
"tuh khan, kamu senang"
"tentu saja! Semua wanita pasti senang diberi bunga!" Seru Yuki antusias.
"mawar lambang cinta itu adalah cerita klasik" seru Masato. Yuki pun terdiam.
Para host dan Yuki pun asyik minum-minum. Sementara Masato mengobrol dengan salah satu host dan mulai bertanya mengenai Seiya. Si host berkata bahwa pria dan wanita jika menghabiskan malam bersama pasti memiliki hubungan yg dekat. Selain itu Seiya juga besar di kota Karuizawa.
Di kediaman Ihara, tampak Haruka sedang membalas pesan teman onlennya. Dan setuju untuk bertemu dengan teman onlennya.
Seperti biasa, Yuki tidak tahan alkohol, ia pun mabuk. Dan Masato mengangkutnya kembali dengan kereta. Masato membawa Yuki ke resto prancis Stela. Disana mereka makan sambil mencari informasi kepada pelayan. Kebetulan salah satu pelayan masih mengingat kedatangan Sumiko dan Seiya. Pelayan itu mengatakan kalau Sumiko dan Seiya duduk di tempat ini, memesan makanan paling mahal dan terlihat sangat bahagia sama seperti masato dan Yuki. Masato tertawa mendengarnya, sementara Yuki tidak terima,
"eh, kami bukan sepasang kekasih. Pacarku bukanlah bocah seperti dia" seru Yuki.
Masato memandang kesal ke arah Yuki, kemudian bertanya pada pelayan, "apakah anda tahu kemana atau darimana mereka?"
"mereka bilang baru saja dari pemandian kaki sebelum kesini."
Yuki dan Masato pun segera mengunjungi pemandian tersebut. Yuki bertanya perihal kedua korban kepada pengunjung namun tidak ada yang mengenalnya. Mereka berdua pun memutuskan menikmati pemandian kaki. Kemudian mereka memasuki sebuah ruangan, Masato tersenyum melihat pemandangan sekitar.
Di kediaman keluarga Kagawa, satu persatu pelawat datang. Yuko menerima telpon dari Masato, dan meminta Yuko datang ke Karuizawa karena ia ingin menunjukkan sesuatu sebelum pemakaman Sumiko. Yuko berusaha menolak dengan alasan acara pemakaman sedang berlangsung, namun Haruka yg mendengarnya menyarankan Yuko mengikuti apa kata Masato.
Yuko diantar dengan Tanaka datang ke Karuizawa menemui Masato. Masato dan Yuki membawa Yuko dan Tanaka melewati pemandian kaki. Yuko heran kenapa ia di bawa kesini. Masato pun mengatakan kalau Sumiko sering datang kesini.
Yuki juga ikut menjelaskan detail kejadian,
"pada jam 1 siang 24 Januari Sumiko Kagawa dan hostes itu, Seiya, turun di stasiun Karuizawa. Kami tidak tahu aktifitas mereka antara saat itu sampai jam 6 sore tapi kami baru saja mengetahui bawa mereka mengunjungi pemandian kaki ini."
"sebenarnya aku melihat yang Sumiko lakukan saat itu. Dia menata kembali vas bunga mawar berharga milikmu yang terjatuh." Ucap Masato seraya mengingat obrolan nya di rumah Yuko tempo hari. Dan memang setelah Yuko mengatakan mertuanya kelelawar tua dan masuk ke dalam rumah, sUmiko justru tertawa dan merapihkan vas bunga mawar yag terjatuh.
"saat itu aku menyadari, tujuan dia sebenarnya bukanlah kepemandian kaki ini."lanjut Masato.
"tujuan sebenarnya?" tanya Yuko heran. Masato pun menyarankan mereka duduk merendam kaki.
Masato melanjutkan pembicaraan nya sambil merendam kakinya.
"perjalanan ini adalah untuk mengamati sesuatu" lanjut Masato
"mengamati?" tanya Yuko heran.
"kurasa mereka berdua berhubungan baik dan memiliki kesamaan. Mereka adalah dua orang yang menyukai hal yg sama."
"eh??!!"
"Yuko, maukah kau duduk disebelah sini?" tanya Masato seraya menunjukkan tempat di selahnya. Yuko pun mengikuti saran Masato.
"coba lihat ke arah sana" pinta Masato setelah Yuko duduk disebelahnya. Tanaka pun ikut pindah duduk di sebelah Yuki.
"ibu mertua mu sering mengunjungi tempat itu. Ibu mertuamu dan Seiya berkunjung kesana sesaat sebelum mereka meninggal di penginapan. Teman seiya bekerja disana, Seiya mengenalnya saat dia dibesarkan disini. Tampaknya ibu mertuamu meminta Seiya untuk memintakan tolong pada temannya beberapa hal." Ucap Masato seraya memandang ke arah rumah kaca.
"eh?"
"apakah semuanya baik2 saja? Apa akan berjalan dengan lancar? Ibu mertuamu khawatir jadi ia mengeceknya beberapa kali. Dia melakukannya sebagai kejutan untuk seseorang" jelas Masato seraya menatap dalam Yuko.
"kejutan?" tanya Yuko keheranan.
"dia menyiapkan dalam waktu lama sampai semunya siap. Dia meelakukannya demi seseorang yang sangat dia sayangi. Dan semuanya telah siap besok saat hari yang spesial."
"ashita (besok)?"
"ashita" jawab Masato sambil mengangguk.
"besok adalah hari ulang tahunku"
"ayo kita masuk ke dalam sana" ajak Masato.
Mereka pun segara menuju rumah kaca, begitu sampai di dalam, Masato memperkenalkan Kawasaki, teman Seiya kepada Yuko. Kawasaki pun menceritakan bahwa Sumiko sangat bahagia bila berada disini. Dia begitu bersemangat saat membuka pintu rumah kaca tersebut. Yuko pun meminta izin untuk membukanya. Kawasaki mempersilahkannya seraya tersenyum penuh arti. Masato, Yuki, dan Tanaka menatap dalam Yuko.
Perlahan tapi pasti, Yuko membuka pintu tersebut. Mata nya terbelalak ketika melihat isi ruangan tersebut. Ia terdiam membisu menyaksi jutaan tanaman mawar di hadapannya. Yuko mulai meneteskan air mata, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Flashback
Sumiko bercerita, "ibu mertuaku mengatakan saat kami menikah, butuh waktu 20 tahun baginya untuk bisa menerimaku sebagai menantunya"
"heeh..." ucap Seiya.
"lalu setelah 20 tahun untuk pertama kalinya dia merayakannya untukku. Dia bilang padaku, selama ini aku sudah bekerja keras. Aku sangat senang mendengarnya" ucap Sumiko bahagia. Seiya tersenyum mendengarnya.
"apa anak menantumu begitu menyukai bunga mawar?" tanya Kawasaki.
"mm, mawar itu bunga spesial baginya. Dia selalu menyimpan mawar dari mendiang ibunya selama bertahun2 hingga menjadi bunga kering sekarang. " ucap Sumiko bersemangat, ia pun segera meraih salah satu bunga mawar dan menciumnya. "ah harummnya, aku yakin saat dia melihat seluruh mawar bermekaran disini, dia akan merasa sangat bahagia." Lanjutanya sambil tersenyum lebar.
Flashback end
"ibu mertuamu mengatakan hal itu dengan senyum lebar di wajahnya" ucap Masato
"okasan (ibu)" ucap Yuko sambil menangis.
"dia kelihatannya sgt memahamimu. Kurasa mungkin dia ingin kau bisa merasakan kebahagiaan yang sangat dalam ditempat ini. Mungkin itulah sebabnya dia bekerja begitu keras untuk membuat hadiah ulang tahun pernikahan ke-20 dan kelahiran yang spesial untukmu. Dia tidak mampu mengungkapkan secara langsung. Dan dia ingin mewakili perasaannya melalui bunga2 mawar yang kau sukai" ucap Masato seraya memandangi Yuko yang sedang menangis.
"kalian selalu bertengkar dan tidak bisa saling terbuka satu sma lain. Tapi itulah sisi lain dari cinta. Jika dia tidak mencintaimu, dia tdk akan mempersiapkan kejutan yang sangat indah ini untukmu" ucap Yuki menambahkan.
"tdk peduli apa yang telah dia katakan, aku percaya bahwa dia benar2 memandangmu sebagai menantu yang dia sayangi. Setelah kesini dan melihat mawar2 ini, itulah yg aku rasakan. Ini adalah sebuah tanda cinta seorang ibu mertua. Setelah hidup bersama setelah 20 tahun, kau harus mengetahui yang sebenarnya." Ucap Masato
"wakarimasuu (aku mengerti)" ucap Yuko seraya berusaha tegar.
"kalian berdua memiliki hubungan yg indah" ucap Tanaka. Mendengar ini tangisan Yuko menjadi semakin kuat. Masato tersenyum kepada Yuki, Yuki pun membalas senyumannya.
Yuko membawa pulang bunga mawar itu dan menghiasinya ke jenasah mertuanya, "aku sangat terkejut. Aku tidak percaya kau pergi untuk merencanakan kebahagiaanku. Rasanya seperti berada di surga. Tapi... ini akan menjadi hari ulang tahun yang tidak akan pernah kulupakan. Ibu... menikah dan masuk dalam keuarga Kagawa.. aku sangat bahagia.. aku mencintaimu. Terimakasih." Ucap seraya memandangi wajah mertuanya. Yuko pun mengambil bunga mawar kering pemberian mendiang ibunya, kemudian meletakkannya diantara mawar2 dalam peti mati mertuanya. Yuko mencoba tegar, Masato terharu melihatnya begitu juga Haruka, "bunga mawar itu begitu indah. Bersinar cerah, penuh keceriaan, seperti Sumiko" ucap Haruka tersenyum dengan diiyakan oleh Masato.
Acara berdoa pun di mulai. Kali ini pidato pemakaman dibawakan oleh Haruka, "meskipun kita bisa melihat bunganya, kita takkan pernah bisa melihat akarnya. Setiap orang dikenal dari tingkah laku dan kepribadian dalam kesehariaannya. Senyum manis, kata2 yg hangat. Mari kita antar kepergian jenazah untuk ia memulai perjalanan kehidupan selanjutnya. Selamat tinggal."
Dikantor polisi, Yuki membuka paket kiriman bunga mawar di dampingi Megumi.
"wow! Ini dari siapa?" ucap Yuki bahagia.
"dari pria salon pemakaman" ucap Megumi
"masa-pyon?" tanya Yuki tidak percaya.
"dia jatuh cinta padaku? Aku bingung apa yg harus aku lakukan" ucap Uki ge-er.
"itu adalah hadiah terimakasih untukku" ucap Megumi menepuk pundak Yuki. "dia menyuruhku untuk memberikannya pada kekasihku" ucapnya kemudian sambil tertawa.
"EH??!!" seru Yuki kaget, "kau punya pacar" ucapnya lagi dengan wajah tak percaya.
Haruka pergi ke suatu tempat, ia berniat memenuhi janji kopdar dengan teman onlennya. Disuatu tempat seorang pria berkacamata, membaca pesan dr Hp nya –dari Haruka. Maaf! Aku mendapat telpon dari kantor saat mau pergi, jadi mungkin akan sedikit terlambat.-
Haruka telah sampai di tempat janjian, matanya berkeliling mencari sosok teman onlennya. Ia melihat seorang pria berkacamata sedang menulis sms dan mengirimnya. Tidak beberapa lama HP Haruka berbunyi, ia memandangi pria tadi lalu tersenyum. Ia pun membuka sms nya, -tidak apa2!! Aku sangat gugup menunggu Haruka berlari menuju kesini. Dari Ichinose.-
Haruka terdiam,matanya terpaku pada kalimat '...berlari menuju kesini'. Ia membalikkan badan dengan wajah sedih dan meninggal tempat itu.
Di kediaman keluarga Ihara, Masato dan Momoko memasak bersama. Masato meletakkan maskan yg sudah matang ke meja makan lalu membuka gorden jendela. Di luar tampak Iwata-san sedang tertidur di kursi halaman. Masato pun membuka pintu dan mengejutkan Iwata, Iwata terbangun dengan teriakan Masato. Masato mengajak Iwata makan bersama, namun Iwata menolak dan pergi. Sebelum pergi Iwata melihat ke arah Momoko yang sedang masak. Masato pun mengucapkan terimakasih.
Di tempat lain, Kento memberesi kafe nya, ia melihat tanggalan dimana angka 31 tercatat sebuah memo.
Masato berusaha menelpon Hayato. Di luar Haruka berdiri terpaku di depan rumahnya. Haruka memasuki rumah dengan disambut kejutan dari kakak dan adiknya, ia menangis. Momoko berfikir Haruka terharu. Namun Haruka berkata mereka salah. Hayato mengatakan Haruka bohong. Mereka pun bersiap menyantap hidangan.
Tiba-tiba Hp Haruka berbunyi,
"Haruka, selamat ulang tahun" ucap Keto diseberang telpon
Ayah tercinta, saat mempersiapkan pemakaman mu, Tanaka berkata padaku, memberikan kesempatan orang untuk berkabung adalah tugas direktur pemakaman. Sama halnya seperti merayakan hari jadi pernikahan atau ulang tahun. Ternyata tidak mudah memberi kesempatan orang untuk merasakan kebahagiaan. Aku merasa hal itu sangat berarti. Itulah yang kurasakan sekarang.
Author note: Don't judge a book by its cover. Sepertinya itu yg pantas mengambarkan sikap Sumiko pada Yuko. Seseorang jangan di nilai berdasarkan apa yg terlihat, namun nilailah dari apa yg telah ia perbuat. Maksudnya kita jgn cepat sekali menilai org hny dari pertemuan pertama, akan lebih baik bila mencari tahu dan memahami nya dulu sebelum kita menilai sesorang.
See you next episode
DON'T REPOST TO OTHER SITE
さくら21Saa 19 Feb, 2012
-
Source: http://www.pelangidrama.net/2012/02/sinopsis-saikou-no-jinsei-no-owarikata_19.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com Share on Facebook