Komandan Militer Ternama Di Dinasti Goryeo, Gang Gam-chan
Pahlawan Yang Menyelamatkan Negaraàn
Semenanjung Korea yang terletak di ujung benua Urasia dan bagian awal untuk menuju Samudra Pasifik mengalami banyak peperangan karena posisi strategisnya secara geografis. Namun, setiap saat berlangsungnya perang, ada banyak pahlawan yang menyelamatkan negara. Diantara banyak pahlawan, Gang Gam-chan yang mengalahkan pasukan bangsa Khitan yang berjumlah 100 ribu orang di dalam perang Gwiju tidak dapat dikecualikan.
Tokoh Yang Lahir Dengan Menerima Semangat Dari Bintang Mungok
Gang Gam-chan yang lahir pada tahun 948 di Geumju yang merupakan kecamatan Bongcheon, Gwangak-gu, Seoul pada saat ini memiliki mitos kelahiran yang istimewa. Saat dia lahir, bintang besar jatuh dari langit. Diantara beberapa kawasan di Seoul, kawasan 'Nakseongdae' juga diberinama karena ibu Gang Gam-chan melahirkan putranya setelah bermimpi bahwa bintang jatuh ke pelukannya. Menurut buku sejarah Goryeo, tercatat isi yang berkaitan sebagai berikut.
Seorang utusan kebetulan menyaksikan jatuhnya bintang ke suatu rumah, sehingga suruh seseorang untuk mencari rumah itu. Secara nyata, ibu dari rumah itu melahirkan putra dan anak itu adalah Gang Gam-chan. Pada kemudian hari, seorang utusan dari kerajaan Song memberi salam kepada Gang Gam-chan dan mengatakan "saya tidak dapat sekian lama menyaksikan bintang Mungok, namun baru menemukannya di sini."
Bintang Mungok adalah bintang ke-4 dari Bintang Biduk atau Big Dipper dan mengontrol keberuntungan di bidang sastra. Demikianlah, Gang Gam-chan yang lahir dengan mendapat semangat dari bintang Mungok belajar dibawah ayahnya, Gang Gung-jin yang berjasa untuk mendirikan dinasti Goryeo.
Namun, setelah ayahnya meninggal dunia saat Gang Gam-chan berusia 17 tahun, dia memusatkan pikirannya untuk mengontrol jiwa dan raga dengan mengembara. Namun, pada tahun 983 ketika dia berusia 36 tahun, dia lulus ujian negara dengan menduduki urutan puncak.
Ke Medan Perangng
Sebenarnya, Gang Gam-chan mulai memegang jabatan sebagai pejabat pemerintah. Namun pada tahun 1018, dia menjabat sebagai wakil menteri dalam negeri merangkap gubernur di kawasan barat dari ibukota 'Seogyeong.' Sebenarnya, gubernur di kawasan barat dari ibukota tersebut bukanlah pejabat biasa, melainkan pejabat utama yang mampu memiliki kekuasaan militer. Hal tersebut adalah langkah untuk siap menghadapi serangan bangsa Khitan.
Pada tahun 993 dan 1010, bangsa Khitan menyerang Goryeo sebanyak 2 kali, dan akhirnya melakukan serangan ketiga pada tahun 1014. Untuk menghadapi bangsa Khitan, Gang Gam-chan diangkat sebagai komandan tertinggi.
Mitos Di Perang Gwiju
Pada waktu itu, Gang Gam-chan telah berusia 70-an tahun, namun memimpin pasukannya dengan penuh strategi dan kebijaksanaan. Gang Gam-chan membendung sungai di Honghwajin dengan tenda yang dibuat dengan kulit sapi agar airnya tidak mengalir, dan menghancurkannya saat pasukan Khitan menyeberanginya. Hal tersebut memberikan kerugian yang sangat besar kepada pasukan Khitan, dan mengalahkan pasukan Khitan yang melarikan diri di kawasan Gwiju. Akibatnya, bangsa Khitan tidak meminta lagi kepada pihak Goryeo agar mengembalikan 6 provinsi di Goryeo. Berkat jasa tersebut, Gang Gam-chan diangkat sebagai pejabat tertinggi di Goryeo pada tahun 1030.
Setelah itu, Gang Gam-chan menyatakan undur diri dari jabatannya, karena usianya terlalu tua. Namun, raja menyuruh kepadanya agar masuk ke istana sekali dalam 3 hari. Karena itu, dia mengundurkan diri dari jabatannya pada bulan Juni tahun berikutnya. Gang Gam-chan meninggal dunia pada tahun 1032 dalam usia 84 tahun, dan raja yang menghargainya memerintahkan untuk mengadakan upacara pemakaman secara kenegaraan. Itulah imbalan yang sangat layak bagi pahlawan yang menyelamatkan negara.
Source :KBSWorld
Shared By IniSajaMo
Share on Facebook