[Sinopsis K-Drama] Dream High 2 Episode 4
"Apa?"
"Keluar"
Yoo Jin telah dibebaskan dari ruang tahanan. Orang lain telah membereskan masalahnya. Sebelum ia keluar, petugas memberi sedikit pesan agar Yoo Jin hidup dengan baik. Dan petugas juga bilang, kalau ada seorang guru membayar denda 10 juta untuk muridnya.
Di luar kantor polisi, Yoo Jin sudah ditungggu oleh Guru Joo Jung Wan. Yoo Jin lalu mendatangi Jung Wan. Ia bertanya apa maksudnya Jung Wan membebaskannya. Guru Jung Wan tidak langsung menjawab pertanyaannya, ia bilang apa bagusnya masuk ke dalam tahanan. Kemudian ia malah menyuruh Yoo Jin makan tofu yang sudah dibawakannya.
Yoo Jin tidak peduli dengan tofu, dia tetap ingin tahu apa alasan gurunya membebaskannya. Guru Jung Wan malah balik bertanya, dimana orangtua Yoo Jin. Kenapa Yoo Jin tidak menghubungi mereka. Dengan penuh basa-basi guru Jung Wan tetap menyuruh Yoo Jin makan tofu. Walaupun menolak, tapi akhirnya Yoo Jin makan tofunya juga.
"Berhentilah berulah. Apa yang ingin kamu dapatkan?"ujar guru Jung Wan
"Apakah 10 juta itu candaan?"jawab Yoo Jin dengan mulut masih penuh dengan tofu. "Kenapa Anda memperlakukanku seperti ini? Apa Anda punya penyakit?"
Guru Jung Wan kemudian menarik telinga Yoo Jin untuk mendekat ke wajahnya. Lalu ia membisikkan, bahwa Yoo Jin berhutang padanya 10 juta. Kalau Yoo Jin tidak dapat membayar hutangnya itu, Jung Wan mengancam akan meguburnya dengan kedalaman 3 kaki. Dan Jung Wan mengajak Yoo Jin untuk menemukan orangtuanya.
Langkah pertama untuk membayar utangnya, Yoo Jin harus lulus semua evaluasi akhir bulan. Jika dia tidak lulus, guru Jung Wan memberi isyarat bahwa Yoo Jin akan mati. "Benar-benar memalukan", kata Yoo Jin kepada guru Jung Wan yang hendak pergi meninggalkannya.
Guru Jung Wan kemudian berbalik lagi ke belakang, "Aku adalah satu-satunya yang membantumu keluar, kamu seharusnya berlutut sambil berterima kasih padaku, dasar bodoh. Aku mengeluarkan uang 10 juta. Apakah aku terlihat seperti hanya memberikan sumbangan. Huh!?! Jangan membuat banyak alasan. Cepat kembali ke sekolah" bentak guru Jung Wan. "Itu sebuah aib" keluhnya ketika beranjak pergi meninggalkan Yoo Jin. "Apa maksudnya?" kata Yoo Jin pelan sambil memakan tofu.
Di Ruang alat musik, Hye Sung sibuk melamun. Kedua tangannya memegang stik drum, sambil memukulkannya ke drum dengan rasa malas. Dari luar Ri An melihat Hye Sung. Dan ketika Hye Sung mau pergi, ia melihat Ri An. Namun, ia terlihat cuek dan tidak peduli. Sampai di depan pintu, Ri An kemudian berkata, "Ini waktu untuk berduet, ayo lakukan itu bersama."
Hye Sung berhenti. Dan merasa tidak percaya. "Apa?". "Ayo lakukan itu bersama" ulang Ri An. Hye Sung menyindir kalau saat itu Ri An sedang mengiggau.
"Bukankah kau pernah bilang, bahwa aku tidaklah hebat" ucap Ri An. "Aku ingin menunjukkan padamu bagaimana sungguh hebatnya aku" lanjutnya dengan penuh percaya diri.
"Lupakan itu" jawab Hye Sung. Namun, Ri An tetap bersikukuh untuk berduet dengan Hye Sung. Dia merasa nyaman berada disampingnya. Lagipula, Hye Sung belum mempunyai pasangan duet, jadi tidak ada alasan untuk menolak.
Ri An dan Hye Sung tiba-tiba menoleh ke sisi yang sama. Mereka melihat Yoo Jin berlari menaiki tangga mengejar JB yang sedang berjalan dengan santainya. Dan Yoo Jin akhirnya meraih baju JB. Dengan perasaan penuh amarah, Yoo Jin bilang ke JB, "Semuanya diselesaikan menggunakan uang, huh!?!". JB menyingkirkan tangan Yoo Jin dari bajunya. Menurutnya, uang yang bisa diberikan untuk menyelesaikan masalah. Jika tidak, maka mereka tidak akan berhenti membuat susah.
"Siapa yang membuatku terseret ke dalam sebuah perkelahian?" kata Yoo Jin
"Siapa yang minta bantuanmu?" jawab JB dengan mudah.
"Apa?" Yoo Jin heran apa maksud JB. Kemudian JB membalas Yoo Jin dengan sombongnya. Jika Yoo Jin tidak punya uang, maka JB akan meminjamkannya untuk Yoo Jin. "Apakah kamu benar-benar manusia? Kau pengecut!" teriak Yoo Jin ketika JB mau meninggalkannya.
JB diam sejenak. Hye Sung dan Ri An tetap memperhatikan dengan seksama, "Apakah kamu berpikir aku akan bersikeras merasa tidak bersalah, seperti yang kamu lakukan? Apa kamu lupa karena kita di sekolah yang sama. Aku adalah seorang artis. Itu adalah perkelahian yang sengit. Berapa lama itu perlu diulur-ulur?"jawab JB.
Tak berapa lama, direktur Kang Chul datang. Dia bertanya, apakah mereka bertengkar. Namun mereka menyangkal kalau mereka tidak bertengkar. Tapi direktur Kang Chul tetap tahu kalau mereka sedang berkelahi. Direktur Kang Chul juga tahu kalau hubungan diantara keduanya tidaklah baik. Lalu Kang Chul malah menyarankan, agar mereka menjadi pasangan duet untuk evaluasi bulanan. Kontan saja, keduanya kaget. Namun direktur Kang Chul beralasan, ini untuk menggantikan hukuman mereka. Kang Chul menambahkan tidakkah mereka seharusnya berterima kasih, untuk kesempatan ini. "Jangan bertengkar!" kata Kang Chul sebelum pergi.
Masih diam di tempat, Hye Sung dan Ri An melanjutkan pembicaraan mereka. "Apa yang ingin kamu lakukan?"kata Ri An ke Hye Sung sedikit berbisik. Hye Sung sedikit kaget, karena ia masih terbengong-bengong dengan kejadian antara JB-Yoo Jin. "Apakah kamu ingin berpasangan denganku?"tanya Ri An lagi. Sepertinya Hye Sung menunjukkan wajah setuju. "Jangan lari-lari."guru Jung Wan memperingatkan kedua murid wanita yang berlari-lari di tangga. Guru Jung Wan bertemu direktur Kang Chul ketika naik tangga. "Itu sangat melelahkan, kepala sekolah"kata Kang Chul. Jung Wan dengan cepat ingin beranjak pergi. Tetapi kemudian Kang Chul menanyakan, apakah Jung Wan sudah menyelesaikan apa yang ingin Jung Wan cepat-cepat lakukan. (sepertinya ini masalah uang untuk membebaskan Yoo Jin). Jung Wan mengucapkan terima kasih, dan akan membayar secepat mungkin yang dia bisa. Kang Chul melihat wajah Jung Wan seperti ada masalah. Dan dia langsung menanyakannya sama Jung Wan. Spontan, Jung Wan meletakkan jari telunjuk di depan mulutnya."ssstt..", sepertinya Jung Wan tidak ingin siapa-siapa mendengar. Jung Wan bilang kalau dia tidak bisa cerita sama Kang Chul.
"Lupakan. Jika kamu tidak ingin menceritakannya."kata Kang Chul. "Benar. Seharusnya ada pertemuan untuk guru yang belum pernah mengajar sebelumnya."lanjutnya.
"Ya, kedengarannya bagus."
Datanglah sepasang kekasih, yang tidak mengetahui kalau di tangga ada direktur dan kepala sekolah yang menjadi guru, Kang Chul dan Jung Wan. Direktur Kang Chul menegur mereka dan bilang kalau pacaran itu dilarang. Sementara, guru Jung Wan melihat dengan perasaan yang sedih, karena tidak tahu harus berbuat apa.
"Pacaran bukanlah sebuah kejahatan. Ya kan?
"Bukankah ini sedikit kasar?"bela pasangan itu di depan guru Hyun Ji Soo.
Hyun Ji Soo menyuruh mereka pergi ke sekolah lain kalau mereka ingin pacaran. Sementara, guru Jin Man dan guru Ahn memperhatikan pasangan itu dan guru Ji Soo. Mereka berdua lalu mulai bergosip sendiri. "Bagaimana seseorang bisa begitu dingin? Jangan bilang ini adalah penyakit 'wanita kesepian' ."ujar guru Ahn. "Itu sangat tragis."jawab Jin Man. Dan mereka terus bergosip dengan suara pelan.
Datanglah Hye Sung menemui guru Ji Soo. Ia mengatakan bahwa ia sudah menemukan pasangan duet untuk evaluasi akhir bulan, yaitu Ri An. Guru Ji Soo sedikit kaget, dan tiba-tiba guru Ahn berlari ke meja guru Ji Soo dan bilang,"Pasangan duetmu Ri An? Apa kamu berkhayal?". Hye Sung menjelaskan bahwa hanya Ri An satu-satunya yang mengajaknya duluan. Lalu dengan antusias guru Ahn meyuruh Hye Sung pergi dan bilang ke Ri An bahwa dia yang akan melatih mereka berdua. Kemudian guru Ahn melihat daftar Yoo Jin akan dipasangkan dengan JB. Hye Sung terlihat kaget dan kecewa. Guru Jin Man lalu ikut-ikutan berdiri dan bilang, kalau dia akan melatih JB dan Yoo Jin juga. Namun guru Ji Soo menawarkan guru Ahn yang melatih JB dan Yoo Jin. Tentu saja, guru Ahn tidak menolak. Karena semuanya sudah terbagi, sisanya, Ailee akan dipasangkan dengan Dong Soo.
Dong Soo menemui Ailee.
Yoo Jin tak sengaja melihat JB menari di ruang latihan. Yoo Jin merasa muak, lalu ia mematikan lampu di ruang latihan itu.
"Nana mari aku bantu bawakan itu."usul Park Hong Joo. Lalu ia membawakan tas Nana.
Di Kamar, Yoo Jin memainkan bola basketnya. Ia hanya memantul-mantulkan bola itu ke dinding. Dan dia melihat kertas berisikan lagu 'beautiful dance'. "Aku harus bernyanyi sambil menari?".
Ketika Yoo Jin ingin merobek kertasnya, Yoo Jin teringat apa yang dikatakan guru Jung Wan padanya setelah ia baru keluar dari tahanan. "Tidak ada alasan, dan kamu tidak bisa menyalahkan orang lain. Siapa sebenarnya Jo Jung Wan ini?"katanya dengan penuh kesal.
Lalu ia menghayal, ketika guru Jung Wan meninggal. Ia menangis sambil membawa figura foto guru Jung Wan. Tak perlu lama menghayal, Yoo Jin menghilangkan khayalannya itu. Dia tidak ingin menjadi seperti itu. tapi dia mengakui kalau guru Jung Wan sedikit baik, walau dengan ragu-ragu. Akhirnya dia kesal dan bingung sendiri.
"Mengiriringi di samping, juga dihitung sebagai menyanyi bersama."kilah Ri An.
"Mungkin di kelompokmu, kamu akan membuat agar orang mengiringi kamu. Tapi, aku tidak.'protes Hye Sung. Hye Sung merasa ada yang salah, lalu dia memperbaiki kata-katanya. 'Tidak. Aku hanya berpikir sejak duet, aku ingin kita bernyanyi dengan baik bersama-sama."
"Lakukan apa yang kamu inginkan."Ri An melanjutkan tidurnya kembali.
Keesokannya. Yoo Jin ditarik oleh guru Jin Man. Yoo Jin sendiri ditarik ke depan ruang tari sambil membawa ember beserta kain pelnya. Yoo Jin disuruh bersih-bersih sama guru Yang Jin Man. Tak hanya itu, Yoo Jin masih diomeli juga. Tak berapa lama, guru Ji Soo keluar dari ruang tari dan meminta sedikit bantuan dari guru Jin Man.
"Guru, Yang Jin Man. Sudah pernahkah Anda menari sebelumnya?"tanya guru Ji Soo
Guru Yang Jin Man tidak menjawab secara langsung. Ia hanya membuat ekspresi yang menunjukkan kalau dia pernah menari sebelumnya.
Guru Ji Soo dan Jin Man masuk ruangan. Ji Soo kemudian memberikan sedikit penjelasan tentang menari kepada murid-murid, "Melompat-lompat itu bukanlah menari. Itu hanya berayun bolak-balik. Menari. Setiap gerakan sangatlah sulit. Apakah kalian bisa melakukannya dengan segera? "
Guru Jin Man yang berdiri memperhatikan, mengangguk tanda mengerti. Walau sebenarnya, guru Ji Soo bukan menjelaskan padanya. "Berapa kali kalian terjatuh sebelum kalian belajar berjalan? 2000 kali? Itu seharusnya kurang dari 2000 kali, sampai kalian tahu bagaimana bisa berjalan. Lalu, berani kalian mengatakan bisa menari setelah beberapa hari latihan. Tapi, kalian beruntung. Kalian akan menari bersama-sama."lanjut guru Ji Soo. Setelah itu, guru Ji Soo memperhatikan guru Jin Man yang sejak daritadi berdiri.
Ia memperhatikan dengan seksama. Lalu ia mengatakan betapa kasihannya guru Jin Man. Diangkatnya lengan guru Jin Man, katanya lengannya terlalu panjang dan kakinya juga sama panjang. Lanjutnya lagi, "Fisik yang optimal untuk menari. " lalu, guru Ji Soo menunjukkan satu gerakan pada guru Jin Man. "Kamu bisa melakukannya?"tanya guru Ji Soo. Lalu Jin Man mengikuti. Guru Ji Soo membalas dengan senyum meremehkan. "Itu terlihat seperti kamu menggunakannya (tangan) untuk ke klub malam. Lalu, Ji Soo menyuruh Jin Man untuk bergerak dengan menekuk lutut sedikit. Begitu seterusnya. Murid-murid disuruh perhatikan baik-baik.
Dance dimulai
Guru Ji Soo mempraktekkan tarian, dan guru Jin Man hanya disuruh untuk melakukan gerakan yang disuruh Ji Soo sebelumnya. Semua murid di kelas itu melihat dengan tercengang. Guru Ahn yang berada di luar juga melihat. Ia berkomentar bahwa yang dilakukan Ji Soo tidak buruk. Yoo Jin yang sedang bersih-bersih di luar juga ikut melihat.
Setelah selesai menari, guru Jin Man disindir untuk cepat pergi oleh guru Ji Soo. Kemudian, Ji Soo melanjutkan latihan menari. Kini, ia menunjuk JB dan Hye Sung untuk menari bersama. Hye Sung sebagai orang yang tidak bisa menari dan JB yang hebat menari. Ri An di kejauhan juga tengah memperhatikan mereka. Yoo Jin juga masih memperhatikan. Lalu JB dan Hye Sung mulai mempraktekkan.
Hye Sung sangat senang sekali karena ia bisa menari dengan JB. Tak henti-hentinya dia tersenyum.
Pelajaran telah selesai. Hye Sung bercerita sama Dong Soo bahwa betapa beruntungnya ia. Dia berpikir seharusnya ia merekamnya menjadi video. Dan dia akan men-sharenya di internet. Dong Soo yang mendengar cemberut merasa iri. Ketika mereka sedang berjalan, mereka bertemu dengan Ri An. Ri An bilang, kalau dia tidak akan melakukan seperti apa yang JB lakukan. "Kamu berkata kamu tidak ingin mendukungku. Jadi aku tidak ingin melakukannya."lanjut Ri An.
"Tidak masalah. Aku akan berhati-hati menari dan menyanyi di bagianku"jawab Hye Sung
Ri An membalas dengan sinis,"Hh, sungguh tidak dapat dipercaya."
Di tengah perdebatan itu, Dong Soo malah pergi melarikan diri. Ri An mengatakan kalau Hye Sung kehabisan napas dalam satu tarian. Lalu apa bisa Hye Sung mensinkronisasikan dengan lagu. Hye Sung mengelak. Ia berkata kalau ia menahan napas. "Kenapa? Hanya meniup jutaan balon akankah bisa. "balas Ri An.
"Apakah meniup balon membantu latihan pernapasan?"tanya Hye Sung dengan wajah innocent.
Tentu saja itu bukan maksud Ri An, tapi Hye Sung sepertinya menanggapi dengan serius. Ri An tak habis pikir. Lalu ditinggalkannya lah si Hye Sung. Baru saja berbalik, Ri An langsung mendapat telpon. Ia kemudian menjawab telponnya dengan handsfree. Tak jauh dari tempatnya ada guru Ahn yang sedang berjalan. Di belakangnya Hye Sung melihat apa yang dilakukan Ri An, ia berusaha untuk memberi isyarat ke guru Ahn apa yang sedang dilakukan Ri An. Karena peraturan baru mengatakan bahwa tidak boleh telponan di lingkungan sekolah. Namun terlambat, karena Ri An cepat membalikkan badannya ke arah Hye Sung tadi. Kemudian ia berpura-pura sedang berdebat dengan Hye Sung. Dan berpura-pura kalau ia sedang ditindas oleh Hye Sung.
Guru Ahn lalu cepat datang dan menegur Ri An. Terlihat kalau guru Ahn termakan tipuan Ri An. Ia bersimpatik padanya. Lalu Hye Sung sedikit diomeli oleh guru Ahn. Hye Sung merasa marah, tapi ia tetap harus menahan kemarahannya itu.
Ri An cepat pergi dari tempat Hye Sung tadi. Kini ia menemui ibunya. Ibunya ingin membicarakan tentang ganti perusahaan. Tapi Ri An sudah bilang kalau dia tidak ingin ganti perusahaan. Ibunya menjelaskan lagi, kalau ia tidak mau maka semua akan berantakkan.
Ri An melihat mantel bulu yang dikenakan ibunya. "Beli lagi?'katanya.
"Aku akan menemui direktur, bukan kepala desa. Aku ibunya Ri An. Jika aku terlihat tidak modis, itu akan membuatmu kehilangan muka."
Ri An merasa semua orang sedang memperhatikan mereka, jadi dia mengajak ibunya pergi. Di dalam taksi, ibunya tetap berusaha untuk membujuk Ri An. Ia menunjukkan kontrak kerjanya dengan perusahaan baru. Ri An membalas dengan bentakkan. Tidakkah ibunya mengerti apa yang dia katakan. Lalu dia memanggil supir taksi. Dia menanyakan, akankah supir ini menggosipkan apa yang sedang dibicarakan Ri An dan ibunya. Supir taksi menjawab bahwa ia tak akan melakukan itu. Namun Ri An bilang, kalau supir taksi itu tidak mempunyai foto kejadian itu, rasanya akan sia-sia. Dan dia menyuruh supir untuk berpura-pura tidak mendengarnya.
"Ini bukan karena aku tidak patuh."kata Ri An sambil merobek kertas kontraknya. "Itu adalah ibuku yang lebih jahat daripada baik. Itu sebabnya aku marah. Jangan berpikir aku orang yang memperlakukan orantuanya seenak yang dimau."
"Apa yang kau lakukan?"tanya Ibu Ri An sambil menghentikan tindakan yang dilakukan Ri An.
"Aku juga ingin main film, dan popularitasku bertambah. Aku juga ingin pergi ke perusahaan yang memperlakukanku dengan baik. Bagaimanapun juga.. kalau kita menarik perhatian direktur kita tidak akan pernah berada di dalam lingkaran. Bagaimana jika kita diketahui oleh paparazzi? Hh.. ibu juga.. apa yang salah dengan ibu? Kenapa ibu selalu harus melakukan hal-hal yang menjengkelkan?"kata Ri An penuh kekesalan.
"Ini bukan untuk... ini bukan hanya karena kamu bekerja sangat keras sebagai penyanyi" ibunya Ri An kemudian menyuruh supir taksi untuk menurunkannya. Ri An lalu menyuruhnya untuk tetap duduk. Tapi, ibunya tetap ingin turun. Dan dia berpesan, agar supir taksi itu menurunkan Ri An di sekolah seni Kirin. Dia akan mencatat nomor taksi itu.
Sesaat setelah ibunya keluar, Ri An melihat bulu mantel ibunya rontok di kursi. Setelah mencatat nomor taksi itu ibunya pergi. Tak lama berjalan, ia dikagetkan suara Ri An. Ri An berkata "Apakah itu palsu? Benar kan?". Ibunya berhenti. "Apakah Ibu membeli itu di Dongdaemun atau Namdaemun?"
Ibunya mengelak. Ia berkata kalau itu asli. "Bulu mantelnya semua mengenaiku. Kenapa ibu menyembunyikan itu bahkan dariku? Apa yang memalukan tentang itu".
Ibunya kemudian berlari mendatanginya dan membersihkan badannya. Namun Ri An mengelak. Ibunya bilang, barang-barang murah itu seperti ini. Dan ibunya juga beralasan kalau mantelnya sekilas terlihat tampak asli. Lalu Ri An menanyakan, uang yang diberikannya selama ini dihabiskan untuk apa. "Buang ini jauh-jauh dan beli seperti ini di dept-store. Ibunya Ri An memakai sweater palsu. Hhh (senyum sinis). Itu dianggap mencemarkan namaku."
"Oke. Aku tahu."
"Pergi. Panggil taksi dan pergi." Setelah bilang seperti itu, Ri An bergegas pergi.
"Aku di tim yang sama dengan JB"kata Yoo Jin. Lalu dilemparkannya lagi bola itu ke ring. Dan kali ini bola itu ditangkap oleh JB. "Kamu punya waktu untuk berkeringat di sini? Kamu seharusnya sibuk belajar menari. Itu terlihat kamu masih punya energi yang tertinggal."sindir JB sambil melemparkan bola ke arah Yoo Jin.
"Siapa bilang aku menari?"tanya Yoo Jin. "Tidakkah kamu tahu bahwa kita harus menarikan sebuah lagu?"ucap JB.
Yoo Jin mengatakan ke JB untuk tidak bilang 'kita'. Karena baginya, itu aneh. Lalu, JB mengajak Yoo Jin untuk bertanding basket dengannya. Yoo Jin tersenyum,"kamu akan menyesali itu". JB menggelengkan kepala.
Ui Bong kemudian pergi menemui murid-murid yang lain dan mengumumkan kalau JB akan bertanding basket dengan Yoo Jin. Semua murid pun cepat-cepat menuju ke tempat pertandingan. Nana yang baru datang, bingung melihat mereka berlari cepat-cepat. Dia bertanya mau kemana Hong Joo,mereka harus latihan. Hong Joo bilang, latihannya nanti setelah melihat pertandingan basket. Jin Yoo Jin hebat dalam bidang basket. Hong Joo memberi sedikit keyakinan pada Nana, bahwa dia tidak akan menyesal kalau dia ikut melihat.
Di tempat pertandingan. Yoo Jin dan JB sudah memulai pertandingan one by one ini. Bola berada di tangan Yoo Jin. Yoo Jin merasa aneh dengan apa yang dilakukan JB. Kenapa dia malah menari. JB bilang, Yoo Jin lakukan saja pakai caranya, dan dia juga akan melakukan pakai caranya sendiri. Murid-murid sudah berkumpul melihat pertandingan itu. Terlihat Hye Sung juga ikut menonton. Ia mendukung jagoannya, JB.
JB akhirnya merebut bola yang ada di tangan Yoo Jin. Tentu saja, soalnya dari awal Yoo Jin hanya berdiri diam melihat tingkah JB. JB kemudian memainkan bola itu. Tapi akhirnya bola berhasil direbut Yoo Jin dan dimasukkan ke dalam ring. Yoo Jin kemudian memberikan bola ke JB, dan JB memberikan lagi ke Yoo Jin, dan Yoo Jin memberikan lagi ke JB, dan langsung direbut lagi oleh Yoo Jin dengan gayanya. Lalu dikasihkan ke JB lagi. JB melemparkannya ke arah Yoo Jin. Yoo Jin merasa kesakitan. Namun ia berpura-pura bertahan.
JB kembali beraksi. Ia menari,menari dan terus menari dengan gayanya. Ada kesempatan, JB lengah. Yoo Jin mengambil kesempatan itu dan memasukkan bolanya ke dalam ring.
Bola diambil oleh JB, tapi berhasil direbut oleh Yoo Jin. Yoo Jin berusaha untuk memasukkan bolanya lagi. Mencari kesempatan. Namun, apa yang diperbuat JB. Dia menari lagi. Itulah cara yang dilakukannya.
Begitulah pertandingan berjalan sampai pada akhirnya Yoo Jin yang memenangkan itu. JB tetap tersenyum. Di kejauhan ternyata guru Jung Wan juga melihat pertandingan itu. Datanglah direktur Kang Chul,"Dia tidak buruk dalam basket." "Apakah dia menari sambil bermain basket? Tariannya cukup bagus."ujar Jung Wan ke Kang Chul. Kang Chul mengajak Jung Wan untuk pertemuan makan malam. Kemudian Kang Chul pergi.
JB memberikan apresiasi terhadap kemenangan Yoo Jin. 15-2, untuk Yoo Jin-JB. Namun apresiasi itu terdengar seperti meremehkan. Saat JB beranjak pergi, Yoo Jin melampiaskan kemarahannya. Ia melempar bola basket sekuat tenaga ke arah JB. Pelan-pelan. Entah JB tahu atau tidak, tiba-tiba dia membungkuk. Bola masih terus melayang di udara. Dan akhirnya tepat terkena wajah guru Jung Wan yang berada di depan JB. Yoo Jin dengan wajah pura-pura tidak bersalah, dan JB bingung kenapa bisa begitu. Brakk.. guru Jung Wan jatuh.
Ri An kembali ke sekolah dengan wajah kusut. Ia bertemu dengan direktur Kang Chul. Kang Chul tanya habis darimana Ri An, apakah Ri An bolos sekolah. "Apakah sekolah adalah mall perbelanjaan? Apakah kamu pikir kamu bisa pergi semaumu, dan datang semaumu?"
"Sesuatu terjadi di rumah."jawab Ri An beralasan.
"Bagaimana kamu tahu sesuatu terjadi di rumah?
Kang Chul mengetahuinya, dan menjulurkan tangannya. Ia meminta hp Ri An. Ri An memberikan dan mengucapkan maaf. Kang Chul memberikan sanksi bahwa sampai evaluasi akhir bulan selesai, Ri An tidak boleh memakai ruang latihan. Itu hukuman karena kembali ke rumah semaunya dan menggunakan hp tanpa ijin. Lalu kenapa juga Ri An harus memakai ruang latihan,menurut direktur Kang Chul. Lalu dia pergi. (Ingat, HP dan segala bentuk elektronik diharamkan.)
Malam harinya, Guru Ahn sedang bernyanyi di tempat karaoke, suaranya buruk sekali. (Aku ingat lagu ini, soundtracknya Secret Garden. Seharusnya lagu ini bernuansa sedih.)
Di pojok berbeda, keempat guru lainnya termasuk Direktur Lee Kang Chul sedang duduk mendengarkan dengan terpaksa.
Direktur Lee bertanya pada Kepala sekolah Jung Wan, "Kenapa dengan suara guru pelatih itu?", Kepala sekolah Jung Wan mengakuinya, "Ah, iya, meski dia tidak bisa menyanyi, dia sangat baik dalam mengajar."
Kepala sekolah Jung Wan lalu mengalihkan perhatian dan menanyakan mengenai persiapan exam yang tinggal sebentar lagi.
Direktur Lee tidak mengindahkan dan meminta Kepala sekolah Jung Wan untuk menyumbangkan sebuah lagu, "Hyung (sebutan untuk kakak laki-laki atau senior), bagaimana kalau kau menyanyikan sebuah lagu?"
Guru Yang Ji Man menangkap ucapan itu dan kaget menanyakan, "Kalian adalah Hyung dan Dongsaeng (sebutan untuk adik laki-laki atau yunior)?" Kepala sekolah Jung Wan yang juga tersentak kaget hanya tertawa, begitu pula Direktur Lee. Dia melanjutkan, "Itu bagus sekali Direktur Lee."
Direktur Lee : "Terimakasih seharusnya untuk Kepala Sekolah. Saya yakin tidak mudah bekerja dibawah tekanan saya." Direktur Lee mengangkat sebuah botol, dengan sikap membungkuk Kepala sekolah Jung Wan mengambil gelas dan menerima minuman itu. Begitu pula saat Direktur Lee mengambil gelas, dengan sikap hormat Kepala sekolah Jung Wan segera menuangkan minuman ke dalam gelas Presdir. Terlihat sekali, Direktur Lee yang memiliki dominasi dan secara tersirat mengintimidasi Kepala sekolah Jung Wan.
Akhirnya guru Ahn selesai menanyikan lagu itu, mau tak mau keempatnya bertepuk tangan. Dengan santainya, guru Ahn berkeluh, "Saya tidak tahu entah dikarenakan flu, lagu saya tidak begitu bagus hari ini."
Direktur Lee kembali meminta Kepala sekolah Jung Wan untuk bernyanyi. Kepala sekolah Jung Wan berbalik meminta Direktur Lee yang seharusnya bernyanyi lebih dulu.
Guru Ji Man lalu mengusulkan, "Kalian berdua bisa menyanyikan lagu 'Milky Way'." Aku kurang begitu paham, mungkin lagu jadul yang tren di jamannya. Ide itu mendapat dukungan dari guru Ahn. Keduanya pun bersorai, "Milky Way.. Milky Way…" Namun 'gayung tidak bersambut', guru tari Hyun Ji Soo menyarankan guru Ji Man yang menghangatkan suasana (menyanyi).
Direktur Lee pun mendukungnya, "Bila nyanyianmu bagus, aku akan mendebutmu sebagai penyanyi." Guru Ji Man pun melangkah maju, dan langsung menari dengan lincahnya. Kalau kunilai itu tariannya berlebihan. Uhm, tapi mereka suka.
Dengan penuh percaya diri, saat intro guru Ji Man sudah melakukan gerakan tari yang ekspresif. Saat menyanyi pun dia menyanyikannya cukup baik, guru Ahn, Kepala sekolah Jung Wan ikut terpana. Direktur Lee bertanya pada guru Ji Soo, "Bukankah dia guru bahasa Inggris?" Guru Ji Soo tertawa mengiyakan, "Sepertinya begitu, tapi dia juga tidak buruk dalam menari."
Sembari menyanyi guru Ji Man melangkah ke arah guru Ji Soo, dia mengajaknya menari bersama di depan. Melihat hal itu, guru Ahn mendengus kesal.
Keduanya menari sangat baik.
Melihat salah satu gerakan tarian itu, Direktur Lee menyarankan agar dia dan Kepala sekolah Jung Wan juga menarikan gerakan yang sama. Kepala sekolah Jung Wan tersenyum memaksakan dan mengatakan bahwa itu sebabnya mereka terpisah. Direktur Lee pun menekankan, "Itu sebabnya kau tidak pernah menjadi seorang penari, bukan?" Kepala sekolah Jung Wan hanya mengangguk mengiyakan.
Tarian yang diperlihatkan guru Ji Man dan guru Ji Soo selesai dengan ending yang sangat baik. Guru Ahn masih melihat dengan kesal, "Mereka menari bersama setiap hari atau memang ada sesuatu?"
Kepala sekolah Jung Wan permisi keluar. Dia menghela nafas berat. Tampaknya sangat sulit berada didekat Direktur Lee.
Ailee : "Apa yang sedang kau lakukan?"
Soon Dong tidak mengindahkannya, masih tetap berkonsentrasi dengan apa yang dilakukannya sebelumnya, "Dia datang.. Dia datang. Dia datang!" Ailee bertanya-tanya apa yang datang. Soon Dong menyelesaikan dengan tenang, "Dia di sini."
Ailee : "Aku rasa aku tidak bisa satu tim denganmu."
Soon Dong menghentakkan jarinya di atas tuts piano, "Itu takdir."
Ailee : "Kau. Secara tidak langsung, memiliki kemampuan spiritual? Kau dapat melihat hantu" Sembari melirik ke sekeliling.
Soon Dong membantahnya, "Aku tidak bisa melihatnya, aku hanya bisa mendengar mereka. Kenapa? Karena mereka adalah jiwa dengan semangat. Jadi, mereka menumbuhkan musik. Seseorang sedang di ruang musik bersama dengan kita." Ailee mulai ketakutan. Soon Dong melanjutkan, "Dia mengatakan, kau menyanyi..dan aku berdansa." Hahaha, maunya Soon Dong.
Ailee yang sadar akan bualan Soon Dong, menyarankan agar Soon Dong seharusnya sekolah di Hogwarts bersama Harry Potter, bukannya bersekolah di Kirin Art School.
Soon Dong masih bersikeras dengan ucapannya, dia bahkan menambahkan, bahwa hasil exam kali ini akan sangat buruk, akan terjadi perpaduan dahsyat hujan dan angin. Hahaha.
Hye Sung mengatakan tidak. Guru Ahn mengatakan, "Ada dua tipe orang yang memiliki nafas pendek sepertimu. Tidak lain adalah perokok atau bayi yang baru lahir. Satunya sekarat dan lainnya baru dilahirkan. Kau bukan yang satu atau yang satunya, lalu kau pikir kenapa kau seperti ini?" JB tertawa mendengarnya.
Guru Ahn melanjutkan, "Meskipun suara dari pernafasan adalah bagian dari musik, karena kau bernafas kapanpun kau ingin dan nafasmu sangat pendek, kau tidak bisa mengontrol intonasi dan nadamu rusak total." Hye Sung hanya terdiam.
Guru Ahn lalu bertanya, "Siapa yang memutuskan pembagiannya?"
Hye Sung : "S..saya."
Hye Sung menyimpulkan, "Jadi ini sebabnya Ri An tidak datang latihan. Kau pikir dia memang ingin bernyanyi denganmu?" Dia mengambil partitur (lembar musik) yang dipegang Hye Sung, "Sini. Hanya bernyanyi di bagian yang saya tandai." Dia lalu membagikan part nada sebagaimana yang pernah ditandai Ri An, it means, Hye Sung hanya menyanyikan untuk mensupport Ri An yang menjadi Lead Vokal.
Guru Ahn menekankan bahwa ini bukan mengenai solo dan kompetisi namun mengenai satu tim yang saling menyeimbangkan (harmoni), "Tanpa seseorang yang mensupport bagaimana menjadi sebuah harmoni?"
Guru Ahn melanjutkan, "Oke, mari kita lanjutkan." JB melangkah maju, sementara Yoo Jin masih tetap duduk. Guru Ahn menanyakannya.
JB pun ikut bertanya, "Kau belum pernah latihan menari kan?"
Yoo Jin melihatnya dengan dingin, dia lalu berdiri dan berlalu. Guru Ahn menghentikannya, "Kau mau kemana?"
Dengan malas Yoo Jin mengatakan akan mengambil air, dia pun berlalu. Meski awalnya guru Ahn berniat tidak membolehkan, melihat Yoo Jin sudah keluar dia pun malah berteriak.
Termasuk saat melangkah di tangga dan berjalan di koridor, tanpa sengaja dia berhadapan dengan Ailee yang sedang berjalan sambil melihat ke belakang. Alhasil, mereka bertabrakan dan balon yang ditiup Hye Sung meletus. Ailee semakin kesal dibuatnya. Dia pun berlalu. Hye Sung masuk ke ruang latihan yang baru ditinggalkan Ailee. Dia menemukan Soon Dong yang masih berlatih menyanyi dan menari sesukanya. Hye Sung menanyakan, "Soon Dong-ah , tolong panggil 'seseorang' untuk menemuiku."
Soon Dong : "Seseorang itu baru saja datang dan pergi."
Hahaha, maksudnya 'seseorang' ngga lain adalah jiwa yang tadi dipanggil Soon Dong, Hye Sung mau minta 'petunjuk'.
Hye Sung : "Dia tidak seperti membutuhkan jemputan khusus untuk datang, jadi panggil saja dia! Apa yang akan terjadi padaku dalam audisi ini."
Soon Dong merangkulnya, "Kau kebingungan?" Hye Sung mengangguk. Soon Dong melihat ke arahnya dengan prihatin.
Beberapa siswa terlihat baru keluar dari kamar, Hye Sung bersembunyi dan diam-diam berjalan di lorong itu, terdengar wejangan dari Soon Dong, "Seseorang itu mengatakan agar kau menyimpan sebuah foto semasa kecil idolamu saat akan tampil di pentas."
Sepertinya Hye Sung ini percaya banget dengan hal-hal yang begituan.
Setelah kedua siswa tersebut berlalu cukup jauh. Dia mengendap-endap masuk ke dalam sebuah kamar. Oh my God, itu kamar JB!
Hye Sung bergegas mencari-cari, membongkar-bongkar, akhirnya dia menemukan album foto JB. Beberapa foto saat JB kanak-kanak terlihat di album itu. Dia mengatakan, "Ahh, gyupta (cute). Kau, seharusnya sudah bertemu denganku saat 10 tahun."
Hye Sung mengambil sebuah foto saat JB kecil saat tersenyum tiduran di kasur. Dibalik foto itu terdapat foto JB sedang merangkul Ri An. Dia pun tercenung.
Ri An sedang di tempat laundry. Dia menyanyikan lagu dan terhenti saat melihat JB berjalan ke arahnya. JB membawa sekeranjang pakaian kotor, duduk dan sembari memasukkan pakaiannya ke mesin cuci, "Kau tidak datang latihan di ruang latihan dan kau menyanyi sendiri di sini?"
Ri An menunjuk ke arah mesin cuci, "Aku sedang menunggu, pakaian kotorku."
JB melihat ke arah mesin cuci, "Mesinnya sudah kosong tuh."
Ri An : "Lucu sekali." Dia mengalihkan pembicaraan, "Kurasa semenjak kau di sini, kau tidak memiliki pilihan, kau mencuci sendiri pakaianmu."
JB mengatakan, "Bukankah ini saatnya untuk melakukannya kan? Sekarang, mari kita biarkan saja, tapi, kesalahan apa yang dilakukan partnermu (Hye Sung)?" Ri An terlihat kesal. JB melanjutkan, "Kau bahkan belum pernah latihan dengannya. Bukankah itu sangat tidak bertanggungjawab?"
Ri An balas bertanya, "Lalu bagaimana denganmu? Apa kau bertanggungjawab pada Siwoo?" Diungkit itu JB terlihat kesal. Ri An tetap melanjutkan, "Seseorang yang tidak peduli satu-satunya dan hanya satu membernya terancam dikeluarkan, kenapa kau malah peduli tentang aku? Seperti bukan kamu, JB."
JB : "Aku mengatakannya karena aku khawatir... Kau selalu memiliki sesuatu untuk membalas? Itu sebabnya kau masih berdiri di tempat."
Ri An berdiri mendekati JB, "Apa maksud ucapanmu?"
JB : "Aku yakin kau lebih mengetahuinya."
Ri An : "Aku tidak tahu apa-apa."
JB : "Aku rasa kau sudah merasa puas menjadi paras sebuah girl group, benar kan? Seorang penyanyi? Oh iya, impianmu adalah menjadi seorang aktris, ya? Meskipun kau bahkan tidak bisa berakting." Sadis banget ucapan JB ini.
Ri An menampar JB, dia segera berlalu. JB hanya melihatnya berlalu menjauh.
Hye Sung segera mengembalikan album foto dan berniat akan keluar.
Namun, JB masuk ke dalam kamar. Tak ayal Hye Sung pun bergegas sembunyi di balik tempat tidur yang tersembunyi dengan juntaian seprai/spanduk. (Entahlah aku ngga tau pasti.)
JB ngga menyadari keberadaan Hye Sung, dia duduk di kasurnya (berhadapan menyamping dengan Hye Sung), dia mengambil mainan dan mengotak-atiknya. (Maaf, aku lupa nama mainan itu.)
Hye Sung teringat masa lalu, dimana dia masih lebih bongsor dari sekarang, dia melihat JB sedang duduk di tangga dan menangis. Saat itu, Hye Sung bingung harus bagaimana, dia lalu mendekati JB dan memberi mainan yang dipegangnya, dia mengatakan, "Ini, bila kau memainkannya, itu akan membantu mengurangi rasa sedihmu. Cobalah." Saat itu pun, JB hanya menerima tanpa melihat siapa yang memberinya.
Hye Sung tersenyum karena hingga saat ini, mainan itu berguna bagi JB untuk mengurangi rasa stresnya.
Lalu, Yoo Jin masuk ke kamar JB. JB kesal, "Kau bahkan tidak tahu cara mengetuk pintu?"
Yoo Jin tidak mempedulikannya, dia mengatakan keinginannya agar JB meminjamkannya sebuah CD.
JB : "CD apa?"
Dengan enggan Yoo Jin menjelaskan, "Koreografi kita. Aku tidak mau belajar sementara kau memperhatikan, jadi pinjamkan saja aku CD nya."
Yoo Jin tidak sengaja melihat ke arah dimana kaki Hye Sung di balik tirai yang tidak tersembunyi. Dia melirik ke arah JB dan menekankan, "Yaaah, kurasa aku memang harus mengetuk pintu sebelumnya." Dari nadanya seperti menggoda dikiranya JB sedang bersama seorang wanita sebelum dia masuk.
Hye Sung yang merasa sudah tertangkap basah, terlihat ketakutan. Apalagi Yoo Jin melangkah mendekati tempat persembunyian Hye Sung.
JB tidak tahu apa maksud dari ucapan Yoo Jin, Yoo Jin menegaskan, "Kencan diHARAMKan. Apakah tidak apa-apa melanggar peraturan?"
JB : "Apa yang kau bicarakan?"
Yoo Jin tertawa dan menyibakkan tirai tersebut. Melihat Hye Sung di sana, JB berdiri kaget, Yoo Jin pun kaget, cewek di balik tirai itu Hye Sung.
Yoo Jin : "Kau.. Kau, apa yang kau lakukan?"
Hye Sung : "Maaf,, entah bagaimana aku harus.."
JB : "Sejak kapan kau ada di sana?"
Hye Sung menjelaskan, "Aku,, ini tidak seperti yang kalian bayangkan." Dia bergegas berlalu meninggalkan Yoo Jin dan JB yang kaget mengetahui keberadaannya.
Yoo Jin menunjuk ke arah kepergian Hye Sung dan kemudian JB, dia bertanya, "Kalian pacaran?"
JB emosi, "Jangan bicara sembarangan."
Yoo Jin menyimpulkan, "Jadi dia beneran si penguntit (stalker)."
Hye Sung berjalan tergesa-gesa menuruni tangga, dia lalu duduk di sana, "Aku benar-benar sekarat. Aku harus mati.. aku gila-aku gila.." Namun dia teringat apa yang berhasil diperolehnya, setelah melihat foto JB kecil yang berhasil diperolehnya, dia tersenyum senang dan bangga.
Di sebuah ruangan, tempat laundry, Nana HershE dan Hong Joo (Park Hong Joo yang sebelumnya melakukan audisi dibantu Ui Bong untuk menjadi partnernya dalam exam mendatang. Berbagai usaha dilakukan teman-temannya termasuk Hye Sung untuk dapat berpartner dengannya. Namun dengan keikutsertaan Nana, Nana langsung diputuskan sebagai pemenang yang berpartner dengannya.)
Mereka berlatih, Hong Joo memainkan gitar dan keduanya bernyanyi. Saat sedang asik-asiknya bernyanyi, Nana merasakan sakit di tenggorokannya. Hong Joo minta maaf karena kesalahan mereka latihan di ruang laundry. Nana mengatakan sebaliknya, ruangan itu justru cukup baik karena memiliki kelembaban yang tinggi, namun dia tetap mengatakan bahwa mereka akan tetap berlatih namun dia tidak dapat bernyanyi nada tinggi saat itu.
Namun itu tidak bertahan lama, Nana kembali merasa nyeri pada tenggorokannya. Hong Joo menyarankannya untuk ke dokter, meski rumah sakit tidak ada yang buka hari Minggu, masih ada ruang gawat darurat.
Nana merasa Hong Joo bereaksi terlalu berlebihan. Namun dia menurut checkup ke rumah sakit.
Di rumah sakit Nana melihat Siwoo sedang merayu perawat wanita di sana. Nana yang kesal berteriak, "Hei!" Dia terbatuk.
Siwoo melihat ke arah Nana, "Oh, apa yang membuatmu ke sini?' Dia melihat-lihat ke arah apa yang dibawa Nana, "Kau ke sini dengan tangan kosong?"
Nana berbicara melalui Notes (buku saku), "Kerongkonganku sedang sakit. Aku disarankan untuk diam saat ini. Aku harus menjaga suaraku."
Siwoo melihatnya, "Pergilah ke rumah sakit." Dia lalu teringat, "Oh, di sini rumah sakit ya."
Nana kembali menuliskan, "Dikeluarkan atau apapun itu… Itu rumor palsu 'kan?"
Siwoo : "Kau punya banyak ketertarikan untuk urusan orang lain. Cobalah untuk secuek Ri An, meski hanya separuh sifatnya. Hidupmu akan menjadi lebih nyaman."
Ri An : "Mohon lagi pada Direktur Lee."
Siwoo malas, "Lupakan. Aku sakit lama berada di rumah sakit. Kapanpun sesuatu terjadi, mereka menempatkan kita di rumah sakit. Haruskah aku melarikan diri?" Dia masih sempat-sempatnya bercanda. (Aku suka karakter Siwoo. :)
Nana menendang kakinya. Siwoo kesakitan, "Ah, kenapa? Kenapa? Apa?"
Nana akhirnya bersuara, "Itu karena aku memang khawatir. Kenapa!" Dia bergegas beranjak pergi.
Siwoo masih berniat mengusiknya, "Scarf itu milikku." Menunjuk ke arah scarf yang dikenakan Nana di lehernya.
Nana menunjuk ke arah lehernya yang sedang sakit, dia pun cuek berlalu, meninggalkan Siwoo yang masih berteriak minta scarf nya dikembalikan. Hahaha.
Hye Sung mengejar Ri An dan mengatakan bahwa dia ingin mensupport Ri An sesuai apa yang dikatakan Ri An sebelumnya. Ri An cuek saja. Hye Sung menanyakan Ri An akan kemana karena mereka harus berlatih. Ri An menjadi marah, "Aku bahkan tidak dapat keluar sebagaimana aku ingin? Kau latihan saja. Kita akan menggabungkannya di saat hari pertunjukan."
Hye Sung : "Kita duet kan?"
Ri An menekankan sebaliknya. Kemampuan mereka tidak seimbang untuk melakukan pertunjukan bersama atau tidak.
Hye Sung bertanya, "Lalu kenapa kau mengajakku untuk menjadi pertnermu?"
Ri An : "Aku tidak tahu kemampuanmu seburuk ini." Dia pun berlalu meninggalkan Hye Sung.
Yoo Jin sedang di panggung ruang latihan, dia memegang bola dan menari dengan bola sebagaimana yang pernah dilihatnya dilakukan JB dengan indah. Namun dia melakukannya dengan kaku, bahkan bolanya terlepas darinya dan ditahan oleh kaki Hye Sung.
Hye Sung datang masih dengan balon yang ditiupnya.
Yoo Jin : "Stalker, pass bolanya." Yoo Jin menunjuk ke arah bola di kaki Hye Sung.
Hahaha. Hye Sung punya julukan dari Yoo Jin.
Hye Sung yang kesal menendang bola itu, "Kau.. Kenapa? Kau meniup balon-balon itu dan berharap itu terbang mengelilingi JB?"
Hye Sung kesal dan mengatakan, "Aku melatih pernafasanku."
Yoo Jin : "Kau berlatih pernafasan dengan cara yang aneh. Itu membuatmu terlihat seperti meraup roti besar." Dia mempraktekkannya. Hahaha, Yoo Jin lucu.
Yoo Jin : "Kenapa kau tidak berlatih saja?"
Hye Sung yang masih kesal makin memperbesar balon yang ditiupnya dan mendekati Yoo Jin. Yoo Jin yang kaget berteriak, "Apa itu? Pergi sana!" Terlihat seperti Yoo Jin ketakutan dengan balon.
Hye Sung yang merasa Yoo Jin takut balon semakin mengusilinya, "Jangan-jangan.. Kau takut dengan benda ini?"
Yoo Jin membantahnya, namun menghindarinya. Melihat hal itu, Hye Sung semakin mendekati Yoo Jin dengan balonnya, hingga balon itu meledak, Yoo Jin berteriak ketakutan atau kaget.
Hye Sung menertawakannya, "Hahaha, apa yang kau takutkan dengan ini?"
Yoo Jin berkilah, "Aku tidak takut, aku hanya tidak menyukainya."
Hye Sung melanjutkan, "Hahaha, JB harus melihat ini."
Yoo Jin menyarankan, "Kau hanya lanjutkan latihan bernyanyi. Itu akan lebih efektif daripada meniup balon."
Hye Sung membantahnya, "Ngga mau. Aku akan terus meniup beberapa balon." Bernada bercanda dengan Yoo Jin.
Saat dia akan meniupkan balonnya, Yoo Jin mendekatkan bola yang dipegangnya didekat Hye Sung. Balon Hye Sung terbang terlepas. Dengan bola yang dipegangnya, Yoo Jin menggerakkan bola sebagaimana yang telah dipraktekkannya, berhadapan dengan Hye Sung. Yoo Jin terlihat seolah sedang menari dengan bola. Indah.
Hye Sung terpana dengan gerakan Yoo Jin menari dengan bola, "Kau. Tarianmu berkembang pesat." Dia merasa sedih, lanjutnya, "Aku juga harus lanjut berlatih." Dia mengambil balonnya dan akan meniupkannya. Namun, gagal. Sepertinya pipinya kesakitan karena terlalu banyak meniup balon. Selain itu, perutnya bunyi.
Yoo Jin melihatnya penuh arti, dia menyentuh pundak Hye Sung,"Menyanyi, dilakukan setelah makan."
Mereka makan di sebuah restoran milik Kepala sekolah Jung Wan yang menjual ayam goreng.
Yoo Jin memesan banyak ayam goreng. Saat dia memesan sesuatu, Kepala sekolah Jung Wan memberikannya dengan kasar, "Kau ambil saja sendiri, Bos di sini sibuk, Oke."
Yoo Jin masih saja mengganggu Kepala sekolah Jung Wan, "Apa kau mengatakan padaku untuk mulai menggoreng ayam sendiri?"
Kepala sekolah Jung Wan : "Kau bertingkah seperti brengsek."
Dasar Yoo Jin yang usil, dia menambahkan, "Kurasa kau memiliki kemampuan lebih dalam menggoreng ayam daripada menjadi seorang kepala sekolah."
Hye Sung tertawa, dia membalas Yoo Jin dengan mengatakan, "Hei, kau sendiri memiliku kemampuan lebih saat bermain basket ketimbang menyanyi."
Yoo Jin membalas, "Kau terlihat memiliki kemampuan lebih saat makan."
Hahaha.
Beliau rupanya mulai bosan, "Kalian benar-benar tidak pergi?"
Yoo Jin dan Hye Sung terdiam, Yoo Jin malah mengusulkan untuk memesan cola, keduanya lalu menyebutkan, "Cola.. Cola."
Kepala sekolah Jung Wan semakin kesal, dia membelikan mereka Cola, namun segera membereskan makanan yang disajikan di meja mereka. Beliau mengusir mereka.
Yoo Jin : "Bagaimana kau bisa mengusir pelangganmu?" Dia tetap berniat beranjak pergi dengan membawa bungkusan Cola yang tadi sudah dibelikan. Namun langkahnya tertahan, Kepala sekolah Jung Wan menagih bayaran atas pesanan mereka. Yoo Jin berkilah, aku sudah berhutang $ 10000, apa bedanya dengan menambahkan $ 20 lagi. Hahaha.
Sepanjang perjalanan kembali ke asrama, Yoo Jin melatih gerakannya menari dengan bola. Hye Sung menanyakan hubungan Yoo Jin dengan Kepala sekolah Jung Wan yang dinilainya sangat dekat.
Yoo Jin tidak menjawabnya, dia lalu berpikir dan meminta bantuan Hye Sung karena dia telah mentraktirnya makan malam.
Yaitu, merekam selama JB latihan.
Dengan senang hati Hye Sung melakukannya.
Hye Sung merekam video selama JB latihan dance dan video itu kemudian dipelajari Yoo Jin.
Hye Sung juga giat berlatih vokal dengan memainkan piano. Sementara Ri An hanya duduk termenung di kamarnya.
JB terus berlatih, Yoo Jin yang berlatih mengikuti gerakan JB hasil rekaman merasa cukup kesulitan.
Hingga akhirnya saat yang ditunggu-tunggu pun tiba.
Pertunjukan untuk keseluruhan siswa, guru Ji Soo sebagai MC mengatakan bahwa mereka semua hingga akhir pertunjukan ini adalah bintang. Setiap dari mereka diminta berjalan dengan penuh kebanggaan dan percaya diri bersama partnernya turun ke arah panggung pentas.
Satu persatu mereka turun layaknya melewati Red Carpet. Banyak kamera yang akan memotret mereka. Mereka berpose di depan stadium stage dan melenggang bak selebriti dunia.
Tidak terkecuali JB dan Yoo Jin, Nana dan Hong Joo, Ailee dan Soondong, hingga hanya tinggal Hye Sung karena Ri An tidak terlihat. Akhirnya, atas instruksi guru Ji Soo, Hye Sung berjalan sendiri melewati Red Carpet.
Saat di stage, banyak yang mengenalnya dan JB dipotret sendiri lebih dulu karena tiba di stage lebih dahulu dari Yoo Jin. Yoo Jin pun hanya berjalan melewati stage melewati depan JB tanpa berpose di stage. Hye Sung yang berjalan sendirian di Red Carpet, nyaris tersandung ujung Karpet saat akan berdiri di stage dan dipotret.
Direktur Lee menyampaikan wejangannya, bagaimana perasaan mereka saat berjalan di atas Red Carpet dihadapan ratusan orang yang berniat mengambil gambar mereka. Dia juga bertanya berapa orang diantara mereka yang memiliki keyakinan mampu mencapai puncak tertinggi, "30 orang? 10 orang? Aku hanya ingin mengatakan Berhenti Bermimpi. Jika kau ingin merealisasikan mimpimu, maka kau harus berhenti berkhayal." Untuk mengawalinya, dia akan menghentikan pemikiran untuk sekedar memberikan pertunjukan semester ini, "Berpikirlah tentang audisi."
Semua siswa terdiam. Hye Sung mengeluh, dia dan Ri An bahkan belum pernah berlatih bersama sama sekali.
Direktur Lee : "Satu misi yang keras? Satu dari dua orang tiap tim akan didiskualifikasi sesuai kemampuannya." Hye Sung tercenung.
Yoo Jin melihat dingin ke arah Direktur Lee, sementara JB melihat ke arah Yoo Jin dengan penuh keyakinan.
Direktur Lee melanjutkan, "Partner yang telah menjadi temanmu hingga kemarin. Hari ini, orang itu akan menjadi rivalmu."
Dia menekankan, "Orang-orang yang berhasil tersebut akan dinilai melalui penampilan dan bakatnya hingga diperoleh seorang yang mampu bertahan hingga akhir. Orang tersebut akan menjadi super idol."katanya. Dia pun menjanjikan seseorang yang berhasil menjadi idol tersebut akan berdiri di seluruh panggung dimanapun seluruh dunia. Kepala sekolah Jung Wan hanya mampu terdiam mendengarkan penuturan dan rencana Direktur Lee Kang Chul.
Dengan gelisah Hye Sung menunggu kabar keberadaan Ri An di ruang rias. Hingga akhirnya Ri An muncul.
Hye Sung menanyakan alasan keterlambatan Ri An dan mengajaknya berbicara.
Hye Sung khawatir akan apa yang akan mereka tampilkan dalam pertunjukan itu, dia menyalahkan mereka yang tidak sempat berlatih bersama. Dengan santai Ri An mengatakan bahwa Hye Sung cukup melakukan apa yang menurutnya baik. Ri An mengatakan, "Bahkan bila pernafasanmu seimbang atau tidak denganku, apa itu berpengaruh?" Hye Sung terhenyak. Ri An melanjutkan, "Jika kau melakukannya dengan baik, maka kau yang akan menang. Bukankah begitu?"
Hye Sung mengingat awal Ri An mengajak berduet dengannya. Dia akhirnya menyadari alasan Ri An memilihnya, bukan karena Ri An merasa nyaman seperti yang pernah diungkapkannya sebelumnya, melainkan karena penilaian Ri An bahwa Hye Sung merupakan lawan yang mudah.
Hye Sung menduga Ri An sudah mengetahui rencana direktur Lee akan seperti ini.
Hye Sung merasa terpukul dan kecewa baru menyadari, "Kau, sudah tahu itu kan? Itu bukan mengenai dua orang menjadi satu tim, tetapi satu atau lainnya akan saling menjatuhkan. Kau tahu itu dan baru bertanya padaku untuk melakukannya denganmu."
Meski terlihat mulai bersimpati Ri An mengatakan, "Kenapa? Apakah itu menyakitkan?"
Hye Sung : "Apa aku sedemikian mudah?"
Ri An : "Kau yang mengusikku lebih dulu." Hye Sung tidak mengerti. Ri An melanjutkan, "Aku bahkan belum latihan sama sekali, tapi kau terlihat lebih sering latihan dibandingkan aku. Kurasa kau hanya butuh untuk menyalahkan aku."
Hye Sung merasa tertantang, "Seperti yang kau katakan, sementara kau bersantai aku giat berlatih. Aku akan pastikan untuk menantangmu. Aku janji."
Ri An : "Sangat menyentuh. Di panggung itu, aku seorang profesional dan kau bukan apa-apa."
Hmm, the game is begun.. ^.^
Bersambung..
Written & Image by Echa dan Dina
Shared by PelangiDrama
HarleQueen 16 Feb, 2012
-
Source: http://www.pelangidrama.net/2012/02/sinopsis-k-drama-dream-high-2-episode-4.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com Share on Facebook