HPK

mesothelioma survival rates,structured settlement annuity companies,mesothelioma attorneys california,structured settlements annuities,structured settlement buyer,mesothelioma suit,mesothelioma claim,small business administration sba,structured settlement purchasers,wisconsin mesothelioma attorney,houston tx auto insurance,mesotheliama,mesothelioma lawyer virginia,seattle mesothelioma lawyer,selling my structured settlement,mesothelioma attorney illinois,selling annuity,mesothelioma trial attorney,injury lawyer houston tx,baltimore mesothelioma attorneys,mesothelioma care,mesothelioma lawyer texas,structered settlement,houston motorcycle accident lawyer,p0135 honda civic 2004,structured settlement investments,mesothelioma lawyer dallas,caraccidentlawyer,structured settlemen,houston mesothelioma attorney,structured settlement sell,new york mesothelioma law firm,cash out structured settlement,mesothelioma lawyer chicago,lawsuit mesothelioma,truck accident attorney los angeles,asbestos exposure lawyers,mesothelioma cases,emergency response plan ppt,support.peachtree.com,structured settlement quote,semi truck accident lawyers,auto accident attorney Torrance,mesothelioma lawyer asbestos cancer lawsuit,mesothelioma lawyers san diego,asbestos mesothelioma lawsuit,buying structured settlements,mesothelioma attorney assistance,tennessee mesothelioma lawyer,earthlink business internet,meso lawyer,tucson car accident attorney,accident attorney orange county,mesothelioma litigation,mesothelioma settlements amounts,mesothelioma law firms,new mexico mesothelioma lawyer,accident attorneys orange county,mesothelioma lawsuit,personal injury accident lawyer,purchase structured settlements,firm law mesothelioma,car accident lawyers los angeles,mesothelioma attorneys,structured settlement company,auto accident lawyer san francisco,mesotheolima,los angeles motorcycle accident lawyer,mesothelioma attorney florida,broward county dui lawyer,state of california car insurance,selling a structured settlement,best accident attorneys,accident attorney san bernardino,mesothelioma ct,hughes net business,california motorcycle accident lawyer,mesothelioma help,washington mesothelioma attorney,best mesothelioma lawyers,diagnosed with mesothelioma,motorcycle accident attorney chicago,structured settlement need cash now,mesothelioma settlement amounts,motorcycle accident attorney sacramento,alcohol rehab center in florida,fast cash for house,car accident lawyer michigan,maritime lawyer houston,mesothelioma personal injury lawyers,personal injury attorney ocala fl,business voice mail service,california mesothelioma attorney,offshore accident lawyer,buy structured settlements,philadelphia mesothelioma lawyer,selling structured settlement,workplace accident attorney,illinois mesothelioma lawyer

Menu Navigasi

[Sinopsis K-Drama] Dream High 2 Episode 6

 Sinopsis Dream High 2 Episode 6

Yoo Jin masih berjalan dengan Hye Sung. Terlihat Hye Sung tergopoh-gopoh berjalan, mungkin karena lelah.

Yoo Jin,"Suatu hari nanti, kau pasti bisa menjadi seorang bintang."

Hye Sung,"Bintang apa?"

Yoo Jin,"Berkat kau kita bisa mengakhiri pelatihan ini sekarang."

Hye Sung,"Apakah aku sudah melakukan sesuatu yang luar biasa?"
Lalu Yoo Jin memegang kepala Hye Sung. Mereka sudah sampai. Mereka melihat teman-teman semua sedang bersenang-senang mengadakan pesta kembang api. Hye Sung mengira teman-temannya sudah tahu kalau dia menemukan harta karun. Kemudian Hye Sung dan Yoo Jin pergi mendekati mereka.
Instruktur menjelaskan para siswa bisa beristirahat, dan harus bangun pagi-pagi keesokan harinya untuk kembali ke sekolah. Para siswa bersorak sorai dengan perasaan gembira.
Yoo Jin dan Hye Sung berjalan mendekati instruktur. Mereka mengatakan kalau mereka telah menemukan harta karun itu. Teman-teman yang lain menunjukkan reaksi yang sama.
Mereka semua seperti mengisyaratkan Hye Sung untuk tidak memberikan kotaknya pada profesor.Dan, wajah profesor seperti menunjukkan tanda tak mengerti dengan maksud dari Hye Sung.
Mereka semua sekarang kembali ke ke camp penginapan. "Kamu bilang kita berteman?"kata Soon Dong dengan raut wajah tidak percaya dan penuh sesal. Hye Sung juga merasa bersalah. Hye Sung kemudian meminta maaf. Yoo Jin yang sedari tadi berada di sampingnya, mendengar Hye Sung meminta maaf membuatnya tidak suka. Ia mengatakan kepada Hye Sung mengapa Hye Sung harus meminta maaf sementara tak ada satupun yang berterima kasih padanya. Yoo Jin bilang kalau Hye Sung menemukan itu dengan susah payah.

Lalu datanglah JB dan Ri An. Mereka mendekati Yoo Jin dan Hye Sung. "Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir."tegas Ri An. Hye Sung menoleh. "Aku sungguh tidak menyabotase mikrofonmu. Kamu yang melakukan itu, benar?"tanya Ri An.

Ri An kemudian menaikkan nada bicaranya. Dia akan mengatakan pada semuanya, apa yang sudah dilakukan oleh Hye Sung. Ri An diam sejenak. Lalu dia mengeluarkan secarik kertas dari kantong jaketnya. Ternyata itu sebuah surat. Ia mulai membuka dan membacanya.

Aku sungguh berlatih keras. Namun saat aku berada di atas panggung, aku takut. Jadi aku mengeluarkan baterai mikrofonnya. Karena hal ini, seseorang telah diperlakukan tidak adil. Aku ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi aku tidak berani.

"Berhenti membaca!"suruh Yoo Jin.

Aku minta Tuhan untuk memaafkan, apakah semuanya akan baik-baik saja? Ayah, tolong doakan anakmu.Lanjut Ri An.

"Surat ini, bukankah milikmu?"tanya Ri An. "Kamu menulis ini untuk ayahmu hari ini."

Hye Sung dengan berat hati mengakui bahwa memang surat itu adalah miliknya. JB, Yoo Jin dan yang lainnya benar-benar merasa tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.

"Maafkan aku,"ucap Hye Sung sendu dengan mata yang mulai memerah.

Plllaaakkkk. . . .

Satu tamparan keras dilayangkan oleh Ri An ke pipi Hye Sung. Semua tercengang. Dan Ri An hanya berkata kalau itu sudah terlambat. Ri An menambahkan, kalau Hye Sung melakukan itu semua karena ingin mendapat simpati dari semua orang itu percuma. Karena Hye Sung tidak bisa mendapatkannya.

"Aku yang menghentikannya."Yoo Jin membela. "Aku yang menghentikannya untuk bilang yang sebenarnya. Kenapa? Karena kamu lebih hebat? Ketika Hye Sung berlatih, apakah kamu membantunya walau hanya sekali?"

"Kenapa kamu ikut campur?"sahut JB ikut membela Ri An.

Yoo Jin membalas lagi, kalau ia tak ingin Yoo Jin ikut campur kenapa tidak diam saja. Dan haruskah Ri An dan JB mempermalukan Hye Sung di depan orang-orang. Lalu Ri An berkata, bukankah semua orang mencurigai Ri An, jadi dia harus mengungkapkan yang sebenarnya di depan semua orang. Yoo Jin bilang, karena masalah sudah jelas seharusnya itu sudah cukup. Lalu ia menarik tangan Hye Sung untuk pergi.

Namun, Hye Sung menahan tangannya. Dan dia seperti ingin mengatakan sesuatu. Sebelum Hye Sung bisa berkata-kata, Ri An sudah mendahuluinya dengan berkata bahwa Hye Sung bisa melarikan diri. Bukankah dia juga melarikan diri ketika di atas panggung. Kenapa Hye Sung ingin menjadi penyanyi. Ri An mengandaikan dirinya kalau jadi Hye Sung, pasti sudah melupakan impian itu. Hye Sung hanya memandanginya dengan penuh rasa sedih.

=DREAM HIGH=

Ui Bong, Hong Joo dan Yoo Jin telah berada di sekolah. Mereka masih membicarakan maslah kemarin. "Kenapa Sin Hye Sung bertingkah seperti itu?"tanya Hong Joo tak percaya. "Aku ingin membantunya, tapi aku tak punya alasan."jawab Ui Bong.

Ui Bong dan Hong Joo lalu pergi meninggalkan Yoo Jin begitu saja. Lalu ketika Yoo Jin ingin melanjutkan langkahnya, ia mendengar siswa perempuan membicarakan masalah yang sama.Yoo Jin hanya bisa diam, dan tak tahu harus berbuat apa.

Grup HerShe sepertinya sedang menikmati sarapan mereka. "JB?"kata Ri An. "Dia memberitahu Direktur tentang keadaanmu. Dan dia meminta agar kamu kembali ke kelas atas."kata Nana."Seperti kita. Seperti kita."tambah Ailee

Ri An lalu memasukkan makanan ke mulutnya hingga penuh sambil berkata,"Kenapa dia tiba-tiba jadi seperti ini padaku?". "Bukankah dia selalu perhatian padamu?"sahut Nana. Ri An bertanya apakah direktur mengatakan sesuatu. Direktur akan mencari cara agar Ri An kembali ke kelas atas kata Nana.

Para siswa sedang ramai melihat pengumuman. Hye Sung juga menjadi salah satu di antara yang melihat pengumuman itu. pengumumuman itu berisi karena kejadian melepas baterai mikrofon dengan sengaja di atas panggung, maka pelakunya akan dikenai 15 hari hukuman. Hye Sung nampak pasrah.

"Dihukum selama 15 hari?"Ri An datang. Dan entah kenapa para siswa itu seperti sudah dikomando, mereka dengan serempak menyingkir ke belakang Ri An. Soon Dong pun ikt-ikutan juga. Hye Sung melangkah ke depan Ri An. Kemudian ia mengambil sesuatu dari dalam kantongnya. Ia mengeluarkan kalung 'K'. Ia mengatakan bahwa itu punya Ri An. Dia menemukannya ketika sedang pelatihan lapangan. Ri An mengambil kalung itu. Dan.. ia kemudian menjatuhkannya. Ia mengatakan bahwa ia tak menginginkannya lagi, jadi lebih baik dibuang saja. Kemudian Ri An berpesan, kalau Hye Sung sedang membersihkan lantai tolong sekalian buang kalung itu.

Hye Sung mencari sesuatu yang dipakai untuk membersihkan kaca di tempat sampah. Ia lalu menemukan koran bekas. Memulai dengan menyemprot cairan pembersih kaca, dan mengelapnya. Namun karena pintu (kaca) tidak terkunci, membuat pintunya jadi terdorong. Akhirnya ia menguncinya.
 
Tak berapa lama, datanglah seorang siswa perempuan ingin lewat pintu itu. namun tidak bisa. Siswa itu mendorong dan terus mendorong, namun tetap tak bisa dibuka (ya iyalah, pintunya kan dikunci). Hye Sung bingung, kemudian ia mengisyaratkan siswa itu tunggu sebentar, ia akan membuka kuncinya dulu. Tapi sepertinya siswa itu tidak sabaran. Ia lalu mencoba menendang pintu itu. Naas buat Hye Sung, karena ketika kunci hampir terbuka, siswa itu mendorong pintu dan membuat Hye Sung terlempar ke ember air. Ia mencoba meminta bantuan sama siswa itu agar membantunya. Hanya saja, siswa itu tidak menghiraukannya. Sepertinya dia adalah siswa baru.

"Direktur Lee."panggil guru Ahn. Ia berlari menghampiri direktur Lee dengan membawa barang-barangnya di keranjang. Ia meminta kepada direktur, agar ia bisa ditempatkan untuk mengajar di kelas atas. Direktur Lee bilang apakah siswa kelas bawah itu tidak berharga. "Sebelum Anda memutuskan, lagu ini ditulis oleh siswa yang ku ajar. Hanya dengarkan sekali saja."rayu guru Ahn. "siswa yang tidak tahu apa-apa, diam-diam mengembangkannya di bawah bimbinganku. Jika aku menguasai siswa kelas atas, aku optimis mereka akan berkembang 2 kali lebih cepat."

Direktur tidak mau mendengar lebih banyak lagi kata-kata yang keluar dari guru Ahn. Jadi, dia segera mengambil kaset yang dikasihkan guru Ahn dan bilang kalau ia akan mendengarkannya dan berbalik pergi.

Guru Jin Man sedari tadi melihat apa yang dilakukan guru Ahn. Ia melihat dengan raut wajah tidak mengenakkan. Guru Ahn kembali ke meja kerjanya di sebelah guru Jin Man. Tiba-tiba, guru Jin Man mendekat ke guru Ahn dan membuat guru cewek yang satu ini terkejut. Guru Jin Man mengatakan dari gelombang terhebat dari sejarah sekolah seni kirin, dialah satu-satunya yang masih tertinggal. "Apakah kamu ingin tahu rahasiaku untuk sukses? Apa yang aku pikirkan, seperti udara tak berwarna dan tak bersuara. Bahkan tidak lalai terhadap eksistensi. Hanya seperti ini, itu akan menjadi perjalanan terakhir yang panjang."

"Perasaan yang tak kelihatan." Kata guru Ahn sambil pura-pura berpikir. "aku merasa guru Jin Man adalah satu-satunya yang paling gelisah. Tidak bisakah kamu mendengar suara lamamu, kehidupan yang sempit, akan dipotong pendek? Lihatlah kepala sekolah" lanjutnya sambil menggerakkan tangannya membentuk gunting yang sedang memotong. Sepertinya itu adalah sebuah sindiran dari guru Ahn. Guru Jin Man balik ke mejanya dengan ekspresi takut dan bingung.

Yoo Jin berjalan menuruni tangga dan mendengar pengumuman. Diumumkan bahwa kepala sekolah tidak akan lagi mengajar di sekolah,dan sebelum kepala sekolah yang baru datang direktur Lee akan menjadi kepala sekolah sementara.

Yoo jin kini sedang menunggu kepala sekolah Jung Wan di depan rumahnya. Kepala sekolah Jung Wan keluar, sedikit kaget, dan merasa kesal juga melihat ada Yoo Jin disitu. Dia bertanya apa yang dilakukan Yoo Jin di depan rumahnya ketika jam pelajaran sedang berlangsung. Yoo Jin membalas kalau kepala sekolah Jung Wan juga sama saja seperti dirinya. Lalu tanpa ba-bi-bu Yoo Jin langsung masuk ke dalam rumah kepala sekolah Jung Wan dan langsung duduk begitu saja.

"kenapa Anda mengundurkan diri?"tanya Yoo Jin. "Apa"tanya kepala sekolah. Yoo Jin tanya bagaimana dengan uang yang dipinjamkan kepala sekolah padanya. Kenapa waktu itu kepala sekolah meminjamkannya pada Yoo Jin. "Aku tidak tahu harus menghabiskan itu dimana,ok."jawab kepala sekolah berbohong. "Anda dipecat bukan?"tanya Yoo Jin memastikan. "Kenapa Anda dipecat? Apakah ini semua yang Anda dapatkan?"

Kepala sekolah menyebut nama Yoo Jin dan kemudian duduk di kursi yang ada di depan Yoo Jin. "Sejujurnya, tidak ada yang lain. Kamu sendiri sudah menyusahkanku. Aku tidak pantas untuk mengajar, untuk itu aku pecat dia. Bagaimanapun juga aku masih gurumu, jadi aku akan memberimu sebuah nasihat. Apa kau ingin seperti aku, hah!?! Kamu tidak mau bukan? Saat kau kembali ke sekolah jaga kelakuanmu."kepala sekolah lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke suatu ruangan di dekat situ. Ia mengambil sebuah gitar. Dan memberikannya ke Yoo Jin.

"Ambil gitarmu dan jangan datang lagi kemari."

Yoo Jin menatap kepala sekolahnya itu, dan bilang kalau ia tidak mempercayai satu katapun yang diucapkan kepala sekolah. Lalu dia mengambil gitarnya dan beranjak pergi. Tapi Kepala sekolah tetap menyuruhnya untuk jangan datang lagi.

Di asrama, guru Ahn bersama dengan siswa-siswa sedang mengadakan rapat. Guru Ahn mengumumkan bahwa asrama mereka akan direnovasi. Semuanya berteriak senang. Namun tidak dengan JB, Ri An, dan Ailee. Mereka terlihat dingin menanggapi berita itu.

Guru Ahn menambahkan jika awalnya satu kamar 2 orang, karena renovasi ini maka 1 kamar bisa ditinggali 3-4 orang.

"Asrama bukanlah sebuah tempat penginapan. Hanya seperti ini untuk beberapa saat."kata Ri An sambil mencat kuku kakinya. Soon Dong membalas kalau Ri An juga harus meninggalkan kamarnya, bukankah dia siswa kelas bawah. Ri An hanya membalas dengan sedikit ekspresi kesal.

Tak berapa lama, datanglah seorang cewek dengan ekspresi yang sok banget. Ternyata cewek ini adalah cewek yang sama ketika Hye Sung sedang membersihkan kaca. Semua bingung dan melihat ke arah cewek itu. kemudian cewek itu melihat-lihat kamar secara sekilas. Dan bertanya, yang mana tempat tidurnya kepada Soon Dong. Ri An tertawa sinis, ini kamar bukan taksi. Menurutnya bagaimana 4 orang muat di satu kamar seperti itu.

"Dengan kata lain, disini Cuma ada 2 tempat tidur?"tanya si cewek

"Kau seorang pecundang."kata si cewek menunjuk Ri An. "Kamu juga mengelak."katanya lagi menunjuk Hye Sung. "Kelihatannya kamu yang paling normal. Aku akan berbagi ranjang denganmu."menunjuk Soon Dong.

Soon Dong menjawabnya dengan percaya diri,"Kamu punya penglihatan yang bagus."

Kemudian Ri An berkata dengan agak kasar. Dia menyuruh si cewek cepat keluar dan mencari kamar yang lain. Si cewek melihat ada apel di dekatnya. Lalu ia mengambil itu dan mulai membelah apelnya menjadi dua dengan tangan kosong. Mereka bertiga tercengan. Si cewek kemudian melempar apel itu ke arah Soon Dong.

"Sudah ku bilang cepat keluar!"tegas Ri An.

Lalu si cewek melakukan atraksi yang sama lagi. Membelah apel dengan tangan kosong. Dan melemparkan apelnya ke arah Ri An. Spontan Ri An menangkap apel itu. "Diamlah sebentar."kata si cewek. Namun setelah sadar kembali dari kespontanan itu, ia kemudian melemparkan apelnya ke arah Soon Dong yang berada di bawah. Lalu Ri An menarik selimutnya.

Guru Jin Man sedang mengajar bahasa inggris. Namun sebagian besar siswanya yang memperhatikan. Mereka semua malah tertidur lelap. Guru Jin Man kemudian memanggil JB dan menyuruhnya untuk bangun. JB pun bangun. Lalu guru Jin Man menanyakan apa yang sudah ia jelaskan tadi ke JB. Namun hebatnya, JB mengerti apa yang dimaksud dan menjelaskan.

Ketika JB sedang menjelaskan, lewatlah direktur Lee bersama dengan seorang guru baru. Guru Jin Man melihat dengan wajah was-was. Ia melanjutkan kembali penjelasannya. Kemudian direktur Lee masuk ke dalam ruang kelas. Guru Jin Man dengan wajah was-was dan cemas bilang kalau itu adalah jam mengajarnya. Ia tidak mau ada suatu gangguan. Kelas harus berlanjut tanpa suatu gangguan.

Lalu direktur Lee memperkenalkan guru baru itu ke guru Jin Man. Guru baru itu memberi salam ke guru Jin Man dalam bahasa inggris, dan guru Jin Man membalasnya dengan wajah yang benar-benar khawatir. Direktur Lee bilang kalau mereka kenalannya nanti saja. Karena ia mau memanggil beberapa siswa dari kelas bawah untuk menemuinya.

Direktur Lee menjajarkan kaset-kaset yang diberikan kepadanya di meja. Keempat siswa yang dipanggil itu, menunjukkan wajah takut tapi direktur Lee hanya tersenyum kecut. Dia menanyakan apakah ini adalah CD yang dikumpulkan oleh mereka sebagai pekerjaan rumah. Mereka menjawab itu benar. Lalu dia menanyakan lagi, semua yang membuat lagu itu. Soon Dong menjawab dengan santainya, kalau lagu itu mereka sendiri yang melakukannya.

Direktur Lee tidak percaya, dan dia menegaskan kembali kalau itu sudah jelas pekerjaan dari satu orang yang sama. Lalu, direktur sedikit mengancam mereka. Mereka takut, dan akhirnya salah satu dari mereka, Hong Joo, mengatakan kalau itu pekerjaan Jin Yoo Jin. "Siapa?" "Jin Yoo Jin." "Siapa?" "Jin Yoo Jin" jawab mereka serempak.

Jin Yoo Jin telah kembali ke sekolah seni kirin membawa gitarnya. Dan dia bertemu dengan direktur Lee. Tanpa basa-basi Yoo Jin menanyakan kenapa kepala sekolah mengundurkan diri. "Siswa memulai untuk membayar perhatian ke personal management guru."kata direktur Lee

"Karena alasannya adalah aku. Apa karena kami?"tanya Yoo Jin. "Apakah bakat kami terlalu buruk?"

Direktur Lee hanya bilang mungkin kepala sekolah mengundurkan diri karena masalah pribadi. Yoo Jin tanya lagi, apa bukan direktur Lee yang memaksanya keluar. Direktur Lee hanya tersenyum dan melihat bed di seragam Yoo Jin. Kemudian berkata,"Jadi kamu angkatan ketiga, Jin Yoo Jin. Kenapa kamu membantu seorang guru yang hanya peduli soal uang."

"Apa maksudmu?"tanya Yoo Jin tak mengerti. Direktur Lee menjelaskan kalau ia melihat bahwa dia berada di situasi buruk. Jadi dia membantunya menyelesaikan itu. siapa yang tahu kepala sekolah mengundurkan diri. Direktur menyarankan agar Yoo Jin tidak membuang waktunya percuma tentang masalah kecil, hiduplah dengan bijak. Lalu direktur pergi meninggalkan Yoo Jin.

"Apa ini karena utangku?"tanya Yoo Jin pada dirinya sendiri. "Khawatir pada orang lain, ketika akan membuat dirinya sendiri gila."

Yoo Jin pergi ke toko gitar. Ia berniat menjual gitarnya itu. tapi sayangnya gitarnya itu hanya dihargai 300 won. Namun kata penjual gitar, kalau Yoo Jin tidak mau, ya sudah tidak usah dijual gitarnya. Dengan perdebatan panjang lebar, akhirnya Yoo Jin setuju-setuju saja.

Hye Sung terlihat sibuk mengepel lantai. Jam pelajaran berakhir. Saatnya untuk istirahat. Para siswa silih berganti keluar dari kelas. Hye Sung melihat Soon Dong. Ia kemudian memberanikan diri untuk mengajak Soon Dong makan. Namun Soon Dong menolak dengan alasan dia akan makan dengan teman lainnya. Lalu Soon Dong pergi.

Tiba-tiba dari belakang, ada yang menabrak Hye Sung dan menumpahkan minuman ke seragamnya Hye Sung. Bukannya bilang maaf, temannya itu malah bilang kalau Hye Sung harus hati-hati.

Guru Jin Man keluar dari kelas dan melihat guru baru sedang dikerumuni siswa. Nampak sekali di wajah guru itu senang. Guru Jin Man hanya melihat dengan pilu. Lalu ia juga melihat Hye Sung. Mereka berdua saling menatap dengan tatapan yang sama-sama memilukan. Guru Jing Man menoleh ke arah kelas. Hye Sung juga.

Yoo Jin sendirian di pojok. Ui Bong, Hong Joo, dan Soon Dong sibuk bermain. Dan Ri An juga melamun sendirian di pojok. Karena keadaan yang mendesak, kemudian Yoo Jin berdiri dan pindah tempat duduk ke depan 3 temannya tadi bermain.

Dia menanyakan apakah ada yang ingin melakukan pertunjukkan di jalanan. Guru Jin Man dan Hye Sung di luar menunjukkan ekspresi kaget. Dia beralasan, sekarang mereka berada di kelas bawah, apakah itu berguna. Dia berkata, dia mengambil resiko untuk dikeluarkan dan bertemu dengan direktur . Dan hasilnya? "Dia membuat itu jelas bahwa jika kita menggunakan cara milik mereka sendiri, mereka akan menjadi luar biasa"terang Yoo Jin dengan segala kebohongan-kebohongannya pada teman-temannya itu.

Ui Bong spontan bilang, kalau Yoo Jin mulai berbohong. Dengan entengnya, Yoo Jin bilang kalau dia Cuma menjelaskan saja. Lalu Hong Joo bertanya, tidakkah Yoo Jin dipanggil direktur karena CD. Yoo Jin bingung, "CD? CD apa?". Hong Joo kemudian menjelaskan kalau direktur Lee sudah tahu masalah Yoo Jin yang membuat komposisi lagu untuk pekerjaan rumah mereka.

Tapi tetap Yoo Jin merasa tidak tahu mengenai hal itu. dan dengan pe-de.nya ia berkata kalau direktur sudah mendengar lagunya dan melihat bakatnya.Soon Dong lalu menanyakan apa yang direktur katakan.

Yoo Jin bohong lagi, ia bilang kalau mereka harus memberikan yang terbaik. "Jika bakat kita diakui, segalanya, akan kembali ke jalannya."

Lalu Ri An yang sedari tadi diam saja, kini angkat bicara. "Apakah itu benar?"

Namun sayangnya, Yoo Jin mengabaikan pertanyaan Ri An dan kembali melanjutkan. Dia menjelaskan kalau mereka perlu uang. Kata Yoo Jin uang Itu untuk membantu orang-orang yang membutuhkan uang. Kemudian dari luar, tiba-tiba guru Jin Man dan Hye Sung masuk. Guru Jin Man mengatakan kalau ia akan membantu. Hye Sung juga mau ikut. Yoo Jin secara tidak langsung berusaha untuk menolak mereka. Namun kemudian guru Jin Man bertanya apa mereka sudah punya tempat untuk latihan.

Di studio musik, mereka mencoba latihan. Di kasir, guru Jin Man kebingungan untuk membayar sewa studio itu. dia tinggal mempunyai 1 kartu yang bisa untuk digunakan dari sekian kartu. Ia terlihat tidak rela untuk memberikan kartu itu ke pelayan kasir.

Guru Jin Man kembali ke studio. Ia mengatakan yang perlu mereka ingat hanya satu hal, yaitu semangat yang liar. Dunia ini adalah hutan. "Jika kalian tidak memakan yang lain, kalian yang akan dimakan, hanya ada dua hasil. Kita harus memakan yang lain."

Ui Bong menyahut,"guru, kenapakah kamu selalu ingin makan orang lain?" "sebaliknya, guru asing itu yang akan memakanku."jawab guru Jin Man spontan. "Tidak, yang aku maksud adalah aku harus melanjutkan hidup."

Akhirnya dimulailah latihannya. Dimulai dengan ketukan drum dari Soon Dong. Dan dilanjutkan oleh yang lain. Hye Sung sebagai vokalis, bergerak sesuai dengan apa yang diajarkan guru Ji Soo pada waktu sebelumnya. Ketika dia sudah masuk lagu, itu terdengar tidak bagus. Guru Jin Man kesal. Yoo Jin bertanya apa Hye Sung tidak membaca catatannya sebelumnya. Hye Sung membela diri kalau dia tidak familiar dengan lagu itu. dia meminta satu kesempatan lagi untuk mencobanya. Dan mereka mulai latihan lagi. Namun hasilnya tetap sama. Itu tidak enak didengar.

Yoo Jin mulai naik darah. Ia berkata dengan nada keras ke Hye Sung. Lalu Yoo Jin bertanya apakah Hye Sung merasa buruk dengan kata-katanya. Hye Sung bilang tidak walaupun ekspresi wajahnya menunjukkan sebaliknya. Lalu dia menambahkan, kalau dia salah harap dia dikasih tahu. Dan mereka mencoba lagi.

Mereka selesai latihan. Dan ingin pergi untuk makan. Namun Hye Sung tidak bisa ikut, ia harus pergi duluan. Yoo Jin menjelaskan, kalau mereka akan latihan lagi setelah mereka makan. Hye Sung bilang kalau ia belum selesai membersihkan ruangan.

Dengan berat hati sekali, guru Jin Man mengiyakan permintaan Hye Sung, ia bisa pergi. Guru Jin Man dan 3 siswanya kecuali Yoo Jin, pergi dengan segera. Yoo Jin kemudian memberikan sebuah perekam. Ia disuruh untuk merekam suaranya dan mendengarkan lagi suaranya sendiri. Lalu, Yoo Jin pergi.

Hye Sung terdiam sementara melihat recorder pemberian Yoo Jin di tangannya.

Ri An melihat barang-barangnya berserakan di lantai, "Ini siapa yang melakukannya?"

Hanya Soon Dong yang ada di kamar, dia menjawab, "Ohh, itu, teman sekamar yang baru itu mengatakan bahwa kau memiliki banyak barang dan dia kekurangan ruang. Jadi begitu."

Ri An kesal, dia mengatakan akan melaporkannya pada Presdir Lee dan mengepalkan tinjunya. (Hee, belum tau dia, itu cewek siapa.)

Ri An memasukkan barang-barangnya ke dalam lemari begitu saja. Baju-bajunya, hingga kotak yang hendak dimasukkannya ke dalam lemari namun tidak seimbang sehingga jatuh kembali berserakan. Kotak itu berisikan sepatu-sepatu yang telah usang.

Dia terdiam, sepertinya sedang terkenang sesuatu.

Hye Sung membawa ember beserta alat pel ke dalam sebuah ruangan. Di dalam ruang latihan masih ada JB yang sedang latihan dance.

Hye Sung, "Aku harus membersihkan tempat ini!" Dia berteriak karena JB yang ditegurnya sedang mengenakan earphone saat menari.

JB melepaskan earphone-nya dan bertanya, "Apa?"

Hye Sung, "Tidak ada." Dia malas menjawabnya.

JB mengatakan, "Bukankah kau mengatakan akan membersihkan tempat ini. Kau dapat melakukannya sekarang, aku sudah selesai latihan."

Hye Sung bersungut, "Kau mendengarnya tapi berpura-pura tidak mendengarnya."

JB melepaskan sepatu latihannya, dia melihat sepatunya yang sudah mulai usang, "Ini sudah rusak lagi." Dia memasukkan sepatu itu ke dalam tasnya. Hye Sung melihat isi dalam tas JB, rubik yang pernah diberinya.

Saat tangan Hye Sung mendekati tasnya, JB spontan menarik tangannya. Hee, dia keder Hye Sung yang uda di-cap 'stalker' fans fanatiknya.

Hye Sung terdiam sejenak, lalu dia mengambil rubik itu, "Aku bisa menyelesaikan ini untukmu kurang dari 1 menit." Katanya.

JB mengejeknya, "Kau menyelesaikan ini kurang dari 1 menit? Ini? Kenapa? Bagaimana bila 30 detik?"

Hye Sung : "Aku belum pernah melakukannya dalam 30 menit."

JB tertegun, "Kau benar-benar bisa melakukannya dalam satu menit?"

Hye Sung mengiyakan, "Hm, jika kau tidak percaya kau bisa menghitungnya dengan stopwatch." Dia pun mulai mengotak-atiknya.

JB yang menyaksikannya langsung terheran-heran melihat gerakan lincah tangan Hye Sung memutar-mutar mainan itu. Matanya melongo, "Bagaimana kau melakukannya? Aku belum pernah berhaisl melakukannya sekalipun."

Hye Sung kaget, "Apa! Kau belum pernah berhasil sekalipun dalam dua tahun?"

Hye Sung kelepasan, JB menyipitkan matanya, dan bertanya, "Bagaimana kau tahu aku sudah dua tahun memilikinya?"

Hye Sung mengatakan, "Aku fans-mu. Sebagai fans, siapa yang tidak tahu kau memiliki ini?" Kelihatannya JB tidak percaya. Hye Sung melanjutkan, "Sepertinya kau tidak melakukannya karena kau ingin menyelesaikannya. Kau tidak peduli kau akan berhasil menyelesaikannya atau tidak. Kau melakukannya tanpa berpikir, itulah kenapa kau tidak pernah berhasil." Kata itu sepertinya langsung mengena tepat sasaran.

Hye Sung dan temannya sedang berlatih, namun seperti biasa Hye Sung tidak bisa menyanyikan lagu pada nada yang tepat dan terhenti di nada tinggi.

Yoo Jin menghela nafas kesal. Guru Ji Man berteriak, "Hye Sung-ah, berapa kali kau melakukan kesalahan yang sama?" Dia terlihat kesal, Hye Sung meminta maaf.

Yoo Jin : "Apa kau sudah latihan?" Hye Sung mengiyakan. Yoo Jin melanjutkan, "Kau berlatih, kenapa belum ada peningkatan? Kau sudah mencoba menggunakan recorder yang aku berikan?" Hye Sung kembali mengiyakan (Padahal dia bohong, Hee).

Yoo Jin : "Kau tidak merasakan sesuatu setelah mendengarkannya? Dalam 5 peringkat setidaknya kau berkembang satu tingkat. Karena kau semuanya menderita."

Yoo Jin terlihat mengerikan di scene ini. Urgh, kasian Hye Sung.

Guru Ji Man menengahi, "Hei, ya sudah. Musik dimainkan dengan menyenangkan, kau tidak perlu mengatakan hal itu."

Yoo Jin melanjutkan,"Aku tidak berharap banyak. Setidaknya lakukan dengan baik agar orang-orang tidak memandang enteng saat mendengarmu." Sepertinya dia marah karena dia perhatian pada Hye Sung, dia kuatir (Argh, andai aku jadi Hye Sung, klepek-klepek ).

Guru Ji Man mengalihkan suasana, dia mengatakan, "Semuanya! Mari kita lakukan pertunjukan di jalanan hari minggu ini." Semua yang mendengarnya kaget. Lanjutnya, "Hanya sebagai observasi latihan kita selama ini. Ini metode terbaik menggali pengalaman."

Yoo Jin : "Bagaimana mungkin kita bisa pergi kemana saja saat kondisi seperti ini?"

Guru Ji Man : "Bukankah kita tidak memiliki banyak waktu? Makanya kita harus bergerak cepat sekarang."

Saat pulang, Hye Sung menahan Yoo Jin, dia mengatakan, "Aku tidak mengerti mengapa kau memperlakukanku seperti ini."

Yoo Jin mengatakan, "Bila kau tidak ingin dipandang rendah, rubah dirimu menjadi seorang yang tidak akan diremehkan. Itu sudah cukup." Dia pun berlalu.

Ri An mengetuk pintu kamar JB, dia bertanya, "Apa kau sudah punya rencana hari ini?"

JB berpikir dan mengatakan, "Aku berencana akan pulang." Ri An terlihat kecewa.

Ri An : "Bagus kalau begitu. Aku sempat khawatir kau akan pergi ke sebuah pesta atau apapun. Aku juga berencana jalan dan makan bersama keluargaku." Dia terlihat memaksakan senyumnya.

JB tidak tahu mengenai pesta yang dimaksud Ri An atau berpura-pura tidak tahu. Dia bertanya, "Memangnya hari ini hari apa?" Hal ini membuat Ri An semakin kecewa. Dia pun berbalik dengan wajah tertekuk.

JB melihat kepergian Ri An dan tertawa, "Benarkah dia akan melewatkan hari ulang tahunnya bersama keluarganya?" Dari tampangnya, sebenarnya JB hanya bermaksud menggodanya.

Di sebuah tempat perbelanjaan, Si Woo mengatakan, "Pesta Kejutan, begitu kekanak-kanakan! Apa Ri An akan terjebak?"

Si Woo disana bersama dengan Nana. Nana mengatakan, "Ri An sangat mudah dikibuli. Kau akan pergi 'kan?"

Si Woo menolaknya, "Kau lakukan sendiri."

Nana : "Kenapa? JB sudah setuju ikut bergabung." Nana bertingkah manja pada Si Woo. (Aku suka pasangan ini. , wow ada yang pamer abs wkwkwk..... -iis rf)

Si Woo mengatakan, "Justru itu alasannya." Sepertinya dia masih enggan bersama JB.

Si Woo masuk ke kamar ganti, Nana mengikutinya, dia berteriak, "Mereka belum memutuskan akan membubarkan band kalian! Jika kau terus berjalan sendiri, aku tidak akan menemanimu lagi." Nana mengancamnya.

Dia berpikir sejenak, lalu membuka kamar ganti Si Woo. Si Woo sedang tidak mengenakan baju. Nana menahan pintu saat Si Woo ingin menutupnya.

Si Woo : "Haha, kau gila?" Nana tersenyum, dia merebut baju yang dipegang Si Woo dan baju yang digantung, lalu menjauhkannya dari Si Woo, "Pergi atau tidak?"

Dia juga mengancam, "Aku akan berteriak pada orang-orang."

Si Woo memintanya mengembalikan bajunya, dia mengancam dengan mulai menghitung, namun Nana malah balas mengejek mengulang ucapan Si Woo. Dan benar saja, Si Woo akhirnya berjanji, "Aku pergi! Oke?" Hehe.

Di kamarnya, Ri An duduk termenung sendiri. Tidak berapa lama kemudian, Soon Dong keluar mengenakan pakaian yang menurutku terlalu heboh. Soon Dong memuji dirinya sendiri yang menurutnya pintar dalam memilih pakaian.

Melihatnya berpakaian tidak biasa, Ri An bertanya kemana Soon Dong akan pergi.

Soon Dong bercerita mengenai pertunjukan jalanan mereka hari ini. Dia mengundang Ri An untuk datang bila sempat, dia berjanji akan menyanyikan lagu ulang tahun untuk Ri An. Ri An tertegun dengan kata-kata Soon Dong tentang ulang tahun.

Pesta kejutan untuk Ri An berantakan. Ailee yang ternyata datang sendirian mengatakan Ri An tidak ada di asramanya, "Dia terlihat benar-benar marah pada kita, dan saat ini kita tidak memiliki HP."

JB menyuruh Si Woo yang mencarinya. Si Woo membalas, "Aku memang sudah berencana melakukannya." Masih terlihat suasana dingin diantara keduanya.

Hanya Si Woo yang memiliki HP.

(Watchout, BB?! Bukannya mereka biasanya ada sponsor merk HP tertentu? )

Si Woo mencaritahu keberadaan Ri An melalui HP-nya.

Sementara di jalanan, Hong Joo dan kawan-kawan bersama guru Ji Man sedang bersiap melakukan pertunjukan. Guru Ji Man berkeliling memberi mereka semangat satu per satu. Hye Sung mengiyakan meski masih terlihat rasa gugup dari raut wajahnya. Yoo Jin mengiyakan sambil lalu, dia memang sudah biasa tampil di depan orang banyak. Soon Dong dipuji mengenai baju yang dikenakannya, Soon Dong mengatakan itu pemberian Ri An, Ri An ternyata memiliki sisi yang baik juga.

Ri An datang juga ke tempat itu. Beberapa orang yang lewat mengenali Ri An dan ikut berkumpul melihat pertunjukan jalanan mereka. Mereka bahkan menyebarluaskan info keberadaan idola di jalanan Hongdae.

Ri An menghampiri mereka, dia mengatakan hanya singgah melihat pertunjukan mereka sebentar. Dia lalu berdiri di sebelah guru Ji Man yang memuji kedatangannya, dia mengatakan mengenai pengaruh Ri An sebagai idola yang menyebabkan banyak orang berkumpul melihat pertunjukan ini.

Info keberadaan Ri An sampai juga di HP Si Woo. Mereka melihat foto Ri An di jalanan Hongdae dan berniat menyusulnya. Mereka bertiga menuju sana, tanpa JB yang menolak untuk pergi.

Pertunjukan bersiap dimulai, Hye Sung terlihat semakin gugup saja.

Lalu penonton bertanya mengenai keterlibatan Ri An, mereka meminta Ri An yang bernyanyi, alasan mereka berkumpul disana untuk mendengarkan Ri An bernyanyi.

Atas permintaan guru Ji Man, Ri An maju ke depan panggung yang disambut sorak sorai penonton.

Yoo Jin melihat dengan tidak senang karena menurutnya pertunjukan mereka ini bukan untuk menyenangkan penonton namun untuk latihan buat mereka. Ditambah lagi, Hye Sung memilih mundur dan menyerahkan posisi vokalis kepada Ri An.

Hye Sung beranggapan bahwa ini bukan hanya latihan, tapi juga atas permintaan penonton. Dia mengatakan, "Jika aku tetap bernyanyi sekarang, dapat dipastikan saya akan mendapat lemparan batu." Dia pun turun ke sisi penonton. Sementara teman-temannya diam tidak tahu harus mengatakan apa.

Sorakan mengelukan nama Ri An terdengar saat Ri An sudah bersiap di depan mikrofon. Ri An tersenyum. Musik mulai mengalun, dia pun bergerak sesuai irama.

Hye Sung menonton penampilan mereka dan merasa dia bukan apa-apa dibandingkan Ri An. Sementara itu, Yoo Jin melihat ke arah Hye Sung. Entah apa yang dipikirkannya.

Aku jadi ingin mengatakan, "Tetap lihat aku apapun yang terjadi. Saat aku terbang di langit yang tinggi. Saat aku terjatuh terjebak dalam jurang dan ngarai. Saat aku tahu kau tetap mengarahkan pandangamu padaku. Aku akan tetap bernafas dan hidup. Untuk aku menyadari keberadaanmu dan melihatmu." Hee. Entah sampai kapan Yoo Jin akan melihat Hye Sung? Semua terserah sang sutradara. 

Pertunjukan mereka berjalan lancar. Ri An bernyanyi dengan gembira. Hye Sung tidak mendengar lagu itu hingga selesai, Yoo Jin melihat diantara penonton dan sosok Hye Sung sudah menghilang.

Sesaat lagu akan selesai, Yoo Jin masih mencari-cari keberadaan Hye Sung namun yang ditemukannya ada salah satu penonton yang membawa kue tart besar. Tepat saat lagu itu selesai mereka nyanyikan, sebuah tart melayang ke arah Ri An.

Untung saja, Yoo Jin sigap melindungi Ri An sehingga tart itu mengenai punggungnya.

Ri An terdiam dalam pelukan Yoojin karena kaget.

Di kamarnya, Hye Sung melihat sekotak besar apel yang diberikan ayahnya, di atasnya ada tulisan 'Makan ini dengan temanmu." Dia termenung.

Pintu kamarnya dibuka, JB muncul dan menanyakan keberadaan Ri An, dia berpesan bila Ri An sudah kembali agar datang ke ruang latihan. JB berlalu dan menutup pintu itu tanpa sempat Hye Sung mengatakan sesuatu.

Sementara di jalanan Hongdae, Nana, Ailee dan Si Woo tidak dapat menemukan Ri An. Si Woo kembali menyalahkan rencana pesta kejutan mereka karena awalnya dia sudah memperkirakan hal itu akan sia-sia.

Sementara itu, Ri An sedang bersama Yoo Jin dan kawan-kawan (tanpa guru Ji Man) datang ke restoran milik Kepsek Jung Wan (atau sekarang ngga pake sebutan Kepsek?).

Kepsek Jung Wan memberikan mereka makanan, ayam goreng dan ayam goreng balado. Ri An yang masih saja diam sementara yang lain sedang menyantapnya ditegur Soon Dong, dia mengira Ri An masih trauma dengan apa yang baru saja dilakukan antifans-nya. Ui Bong membesarkan hati Ri An dan mengatakan, "Mereka juga fans, hanya anti."

Ri An mengatakan, "Aku pernah menerima tikus mati sebelumnya." Wajah Hong Joo dan Ui Bong yang sedang mengunyah daging ayam sedikit tertahan mendengarnya. Begitu pula Yoo Jin dan Soon Dong.

Apalagi saat Ri An melanjutkan, "Merpati yang telah mati tertindas, puluhan kecoa."

Hong Joo tersedak, dia mengatakan, "Hentikan."

Ri An melanjutkan, "Tapi tetap saja maish lebih baik draipada tidak menerima perhatian apapun sama sekali."

Yoo Jin : "Orang-orang itu seharusnya dihukum." Semua setuju dengannya. Dia menyuruh semua melanjutkan makan. Ri An tersenyum melihat sikapnya.

Di ruang latihan, Hye Sung mulai berlatih dengan recorder pemberian Yoo Jin. Dia mengawali rekaman dengan suara sendu, "Aku tahu kau sangat berarti untukku. Ini cara untuk mengajarku 'kan?" Dia lebih emosi dan mengatakan, "Kau pikir aku akan mengatakan demikian 'kan? Kau menggangguku, idiot! Berulang kali menggangguku. Kau pikir merasa nyaman dengan penolakan? Seorang berbakat sepertimu, pada seorang sepertiku.." Dia mematikan rekamannya, dan memulai rekaman baru yang diletakkannya disamping. Dia mulai membunyikan tuts-tuts piano.

Sementara di restoran, Ri An mengenakan topi ulang tahun, Hong Joo memainkan gitar dan menyanyi untuknya, sedangkan Ui Bong bertingkah unik menari dengan kocak menggambarkan lagu yang dinyanyikan. Ri An terlihat senang.

Melihat tingkah kocak Ui Bong, Ri An teringat dengan memori masa lalu.

Dalam kenangannya, JB juga pernah melakukan hal yang serupa saat ulang tahunnya. Meski JB mengaku tarian itu bukan gayanya, dia tetap melakukannya untuK Ri An.

Sementara di ruang latihan, JB telah menyiapkan sekotak kue ulang tahun untuk Ri An.

Ri An merayakan ulang tahunnya bersama Soon Dong dan yang lain. Dia terlihat senang disana. Kepsek Jung Wan bahkan membawakan mereka sebotol besar Cola. Ui Bong me-request minuman untuk orang dewasa, Kepsek Jung Wan mengatakan, "Kau ingin mendapat pukulan sebelum menjadi dewasa?" Hahaha, mereka bercanda tertawa bersama.

Yoo Jin keluar lebih dulu dibandingkan yang lain, Ri An melihatnya dan mengikutinya, "Kau akan kemana?" tanyanya.

Yoo Jin mengatakan akan ke asrama, Ri An menduganya mengkhawatirkan Hye Sung, Yoo Jin membantahnya dengan mengatakan dia ingin mengganti pakaiannya yang kotor terkena lemparan tart.

Sebelum berlalu, Ri An mengucapkan terimakasih atas apa yang telah dilakukan Yoo Jin. Mereka pun kembali ke asrama bersama.

Saat terdiam, JB mendengar suara dentingan piano dan lambat laun terdengar suara seseorang bernyanyi. Dia mendekati arah sumber suara dan menemukan Hye Sung sedang bernyanyi sambil memainkan piano.

Hye Sung berhenti dan dia mngambil recordernya, "Cukup sampai disini. Dan, lirik selanjutnya.." Dia melihat ke arah kanan dan menemukan JB berdiri di sana.

JB : "Adalah dari lagu yang kau ingin aku aransemen sebelumnya. Benarkan?"

Hye Sung tidak menjawabnya, "Sejak kapan kau disana? Kau mendengarnya?"

JB duduk nyaman, "Teruskan bernyanyi. Aku penasaran."

Hye Sung terlihat ragu.

Yoo Jin dan Ri An berjalan menuju tempat latihan.

Yoo Jin bertanya, "Bukankah kau ingin kembali ke asrama?"

Ri An : "Aku akan pergi ke ruang latihan."

Yoo Jin : "Kenapa?" Mungkin karena ini durasa sudah sangat malam.

Ri An balas bertanya, "Lalu kenapa kau kembali ke sekolah, ini sudah terlalu larut?"

Gantian Yoo Jin yang bingung, "Aku ingin mencari sesuatu."

Mereka sama-sama berharap menemukan seseorang yang ingin ditemui di ruang latihan. Mereka tidak tahu saja, orang-orang yang mereka cari sedang bersama di ruang latihan. JB yang dicari Ri An dan Hye Sung yang dicari Yoo Jin. 

Hye Sung menyanyikannya dengan baik, meski masih terlihat kesulitan menyanyikan nada-nada tinggi, namun tersiasati dengan baik. JB pun menikmati lagu "Hello to My Self" itu.

JB menyukai lagu itu. Tanpa ragu dia bertepuk tangan setelah Hye Sung menyelesaikan lagunya. Hye Sung pun terlihat senang. Sayang tidak dengan dua orang yang baru saja datang. Ri An dan Yoo Jin, keduanya bertampang masam.

Melihat kedatangan mereka, JB yang tadinya duduk, bangun berdiri, Hye Sung pun membalikkan badan dan kaget melihat kedatangan mereka.

Ri An : "Apa yang sedang kalian lakukan disini?"

Semuanya terdiam, Ri An melanjutkan, "Bukankah kau bersama kami?" Dia pun melangkah keluar dan diikuti JB.

JB menghentikannya, dia mengaku bahwa sebenarnya dia tahu hari ini adalah hari ulang tahun Ri An. Namun dasar si Ri An yang jaim, dia masih menganggap tidak ada yang dia harapkan di hari ulang tahunnya. Dia tidak peduli JB tahu hari ulang tahunnya atau tidak. Dia menyalahkan cara pandang JB yang telah memburuk, dia menilai JB sudah tidak dapat menilai lagu yang bagus atau tidak (saat JB menilai nyanyian Hye Sung bagus dan bertepuk tangan).

JB yang juga terpancing emosi, balas mengatakan, "Bagaimana denganmu? Bagaimana dengan penampilanmu di jalanan? Bukankah pengelolaan citramu semakin memburuk?" (Mungkin saat Ri An ikut tampil di jalanan bersama band Yoo Jin dinilainya menjatuhkan citra Ri An sebagai artis.)

Ri An mengatakan, "Itu menarik. Aku cukup baik tampil bersama Jin Yoo Jin." Itu semakin memanasi JB, bahkan Ri An menambahkan, "Sekarang aku mengerti alasan Direktur Lee Kangchul tertarik dengan bakat seninya. Kau tidak tahu? Direktur Lee berencana mengangkat nama Jin Yoo Jin. Bersemangatlah. Sekarang bukan saatnya kau mengatakan sesuatu pada kami."

Ucapan Ri An membuat pertengkaran semakin menjadi diantara keduanya. Ri An menambahkan, "Jika kau punya waktu, mampir saja di pertunjukan kami." Meski awalnya dia berencana melakukan pertunjukan hanya sekali, namun kini dia ingin melakukannya lagi. Ri An pun beranjak pergi.

JB berteriak, "Sampai kapan kau akan begini?"

Ri An mengatakan pelan, "Kau yang memulainya duluan." Dia meninggalkan JB yang masih berdiri disana.

(Jujur. Aku merasa mereka berdua ini cocok, hanya ego masing-masing yang membuat jurang pemisah ini semakin lebar. Kalau saja salah satu mau mengalah dan mengatakan, 'maaf', satu kata dahsyat ini mampu merangkai jembatan kokoh di atas jurang.)

Sementara di dalam ruangan, Yoo Jin mengatakan, "Memberikan mikrofon pada Ri An, dan kemudian duduk disini menangis sendirian?" Dia menghela nafas, lanjutnya, "Memang, hanya dengan ini kau terlihat baik."

Hye Sung : "Aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu."

Yoo Jin : "Kapan kau akan berhenti melarikan diri?"

Hye Sung terpancing, "Kau, berhenti memaksakan diri peduli padaku. Sesekali aku mungkin melakukan kesalahan, tapi kau langsung merendahkan aku 'kan? Kau merendahkan aku sehingga itulah alasan kau berada di sekitarku. Sekarang, kau dan Ri An tampil dengan bahagia. Kau melakukannya dengan baik. Jadi, apa yang kulakukan bukanlah urusanmu."

Yoo Jin : "Apa kau sekarang iri karena Ri An mengambil tempatmu? Di depannya kau bahkan tidak mampu bersuara, di belakangnya kau tidak sungkan dan mampu marah. Beginikah cara hidupmu? Jadi, kau masih ingin tampil atau tidak?"

Hye Sung : "Lakukan dengan Ri An saja."

Yoo Jin terlihat marah, "Baiklah. Ini memang Shin Hye Sung!" Kelihatannya dia sangat kesal dan pergi meninggalkan Hye Sung. (Kurasa Yoo Jin lebih terlihat kecewa. Seseorang yang kita yakin mampu melakukan lebih baik namun lebih memilih menyerah.)

Di kamar mereka, Ri An masih belum bisa tidur dan semakin kesal melihat bantal bergambar kartun JB. Dia melempar bantal itu dan mengenai Hye Sung. Hye Sung kesal dan mereka bertengkar. Lee Seul tingkah mereka berdua, dia menyuruh 'orang yang tidak seorang pun peduli' Hye Sung untuk dia dan keluar saja. Hye Sung yang semakin kesal menantang Lee Seul. Lee Seul pun turun dari ranjangnya mendekati Hye Sung. Soon Dong yang merasa keadaan semakin kacau mencoba menengahi, namun tanpa sengaja tangan Hye Sung yang ingin menepis tangan Soon Dong, menonjok mata Lee Seul. Suasana pun semakin teramat kacau.

Soon Dong mendorong Hye Sung segera pergi. Namun sayang, suara teriakan Lee Seul yang mengejar keluar kamar terdengar ibu guru Tae Yeon. Guru Tae Yeon pun melihat apa yang telah terjadi pada mata Lee Seul.

Pagi itu, JB membuka lokernya dan menemukan sebuah apel di dalamnya. Begitu pula dengan siswa-siswi lainnya yang merasa heran dengan keberadaan sebuah apel segar di dalam loker mereka.

JB teringat semalam saat dia ingin menemui Ri An namun hanya menemui Hye Sung yang sedang memegang kertas dari sebuah kotak besar berisi banyak apel.

Siswa-siswi itu penasaran dengan siapa pemberi apel itu. JB mengatakan, "Itu kelihatannya Shin Hye Sung yang meletakkannya disana." Siswa-siswi itu heran mengapa Hye Sung melakukannya.

Yoo Jin yang baru saja datang menanyakan, "Bagaimana kau tahu? Bagaimana kau tahu Shin Hye Sung yang melakukannya?" JB tidak mempedulikannya dan pergi begitu saja. Yoo Jin membuka lokernya dan menemukan hal yang sama. Sebuah apel merah.

Saat itu beberapa siswi menjelek-jelekkan maksud baik Hye Sung, Yoo Jin yang mendengarnya terlihat sangat kesal.

Sementara di ruang guru, guru Tae Yeon bersama Hye Sung dan ayahnya yang baru saja dipanggil karena ulah Hye Sung yang memukul (tidak sengaja) Lee Seul. Meski Hye Sung telah mengatakan bahwa kejadian itu merupakan kecelakaan, guru Tae Yeon tetap menyalahkan dan menyudutkan Hye Sung di depan ayahnya. Dia bahkan mengatakan kesalahan Hye Sung yang berakibat fatal pada teman-temannya saat ujian pentas dan beberapa kesalahan lainnya. Dia mengatakan Hye Sung tidak memiliki bakat dalam bidang, tidak cukup baik di sekolah ini meskipun Hye Sung pintar dalam belajar. Ayahnya kesal karena guru Tae Yeon hanya menilai dari kelemahan seseorang tanpa mempertimbangkan kelebihannya. Dia berniat memindahkan Hye Sung ke sekolah lain, dia mengatakan, "Aku juga tidak bisa mempercayakan putriku pada sekolah yang seperti ini." Guru Tae Yeon terkejut, tidak menyangka kejadian akan seperti ini. Ayah Hye Sung menyeret Hye Sung keluar dari ruang itu.

Hye Sung berusaha menahan ayahnya yang beranjak pergi, namun ayahnya sudah bulat dengan tekadnya. Dengan sedih Hye Sung melangkah di dalam sekolah.

Beberapa pasang mata siswa-siswi lain melihatnya dengan tatapan sinis, ingin menjauhi.

Dengan lemas Hye Sung mengarah ke lokernya dan membukanya. Sejumlah apel keluar begitu pintu loker dibuka.

Hye Sung hanya dapat melihat apel-apel itu berjatuhan. Sungguh, dia terlihat benar-benar shock. Dia terpaku di sana. Tangis yang tertahan semakin sulit untuk dibendung. Dengan terisak dia memandang apel-apel yang bergeletakan di lantai.

Yoo Jin berjalan ke arah loker dan melihat Hye Sung berdiri di sana. Dia terpaku dan melihat dari kejauhan.

Sebuah kaki mendekat dan mengambil sebuah apel. JB. Dia membersihkan apel yang diambilnya dan memakannya, "Uhm, enak sekali. Kalau kau ingin membuangnya, bisa aku memilikinya. Aku sangat menyukainya." Senyuman JB menyejukkan dunia. Mungkin itu yang dirasakan Hye Sung. Tangisnya semakin tidak terbendung. Dia terduduk menangis keras, meneriakkan, "Aku..ingin menghilang. Aku ingin pergi. Ini sudah cukup, aku ingin pergi!"

JB duduk mendekatinya, dia mengatakan, "Biasanya, gadis akan terlihat manis bila mereka menangis." Hye Sung terdiam dan melihat ke arah JB.

JB melanjutkan, "Kau benar-benar tidak cocok menangis. Jangan menangis. Stop." JB tersenyum dan mendekatkan tangannya di wajah Hye Sung. Dia membentuk wajah Hye Sung seperti terlihat sedang tertawa.

Hye Sung terdiam dari tangisnya. Dengan mata yang masih memerah, dia melihat JB dan merasa aneh dengan sikap JB. JB tersenyum sementara Yoo Jin mendengus kesal menyaksikan kejadian itu.

Bersambung..

Humm, dari beberapa episode memperhatikan tipe pengambilan scene Dream High 2 ini, sutradara sangat senang menampilkan scene dari sudut-sudut 'aneh' tidak terduga. Hal ini membuat kita menyadari kita tidak sebagaimana ada sebagai salah satu karakter dalam film, kita lebih disadarkan bahwa penonton adalah penonton. Bukan berarti buruk, ini justru memperkaya sudut pandang kita melihat adegan yang ditampilkan dari berbagai sudut. Tetap ikuti jalan ceritanya..


Written and Picture By Dina dan Echa @Pelangidrama

Author_blog 23 Feb, 2012


-
Source: http://www.pelangidrama.net/2012/02/sinopsis-k-drama-dream-high-2-episode-6.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com Share on Facebook