[Sinopsis K-Drama] Wild Romance Episode 5
Wild Romance Episode 5
Episode 5 : Rundown (tempat lari diantara 2 base. Artinya, situasi yang membuatmu tak dapat mundur atau keluar
Eunjae teringat kembali perkataan Muyeol, "tak punyakah kau sesuatu yang tak ternilai harganya dan kau tak ingin kehilangannya?"
"Tidak, aku tidak punya"katanya sambil memalingkan muka dan kembali tidur.
Muyeol kembali ke rumahnya bersama dengan direktur Jang, wajahnya tampak sangat lesu.
Muyeol mendatangi rumah Dongsu. Keluarga Dongsu kaget melihat kedatangan Muyeol, Dongsu pikir setelah kejadian di Jepang dia tidak mau menemui mereka lagi. Mereka bertiga minum bersama, wajah Muyeol tampak muram.
Dongsu bertanya ada apa, tapi Muyeol hanya menjawab bahwa hal di dunia ini akan pergi satu persatu.
Setelah mengantar Muyeol pergi, Dongsu dan Sooyung berbincang sebentar. Sooyung menyimpulkan, dengan melihat wajah Muyeol, sepertinya dia memikirkan Jonghee.
Eunjae datang ke tempat Dongsu dan Sooyung. Dengan membawa buket bunga dia ingin meminta maaf kepada Sooyung atas kesalahpahamannya. Sooyung akhirnya menerima bunga itu. Eunjae menyesal sekali. Sooyung kemudian bercerita, sahabatnya dan Muyeol berpacaran di kampus, itulah bagaimana Sooyung dan Dongsu bisa bertemu. Sejak itu mereka berempat selalu pergi bersama.
Eunjae baru mengerti perkataan Muyeol saat di mobil, ketika dia teringat masa lalu. Ternyata masa lalu itu adalah dengan pacarnya (bukan dengan Sooyung). Cincin yang ada di kalung Muyeol yang sekarang hilang juga ada hubungannya dengan pacar pertama Muyeol.
Manager Kim merasa Dongah pantas diberi honor, karena dia sudah bekerja keras. "Apa yang kau inginkan?"
Apa yang kau inginkan? Dongah berpikir sebentar, "…sayangku? Ihihihihi.." lalu dia tertawa. Ni Dongah ketawa nya serem, rada-rada ni orang. Manager Kim bengong. Bengong apa takut lihat tingkah Dongah, manager Kim?
Ternyata Dongah teringat dengan wanita yang menjebak Muyeol. Dongah merasa pernah melihat perempuan itu di suatu film. Filmnya berjudul "Lust and caution". Tiga tahun lalu, dia ingin menjadi penulis film bergenre itu (waduh..).
Akhirnya manager Kim dan Dongah menonton film itu. Film itu memang dibintangi oleh si wanita penjebak.
Kemudian datang Eunjae. Dia kaget melihat manager Kim, dan lebih kaget lagi melihat manager Kim dan Dongah yang sedang menonton film aneh. Dia salah faham, mengira manager Kim dan Dongah sedang melakukan sesuatu. Eunjae pun mundur teratur.
Tapi manager Kim memanggilnya, dia ingin bertanya tentang wanita penjebak itu
Dongah mengantarkan manager Kim pulang, sebelumnya dia memerintahkan Eunjae untuk menonton film itu. "Kau sudah gila? Jangan bilang dia kalau kita suka nonton itu!"kata Eunjae. Ahahaha..
Dengan santai Dongah berkata kalau wanita penjebak itu ada di dalam film.
Eunjae : "Apa?"
Kemudian Tuan Jang datang. Dia heran kenapa Eunjae ada di situ. Tuan Jang juga melihat gambar aneh di tv (jiah, salah paham kaya Eunjae nih) lalu menyuruh Eunjae keluar. Di luar tuan Jang mengingatkan lagi peraturan bodyguardnya yaitu tidak boleh mempunyai perasaan khusus kepada kliennya.
Eunjae dan Muyeol menunggu Dongah yang sedang mencari informasi di suatu PH.
"Ku dengar cincin itu milik mantan pacarmu."kata Eunjae. Muyeol bertanya darimana dia tahu, Eunjae hanya berkata kalau dia punya informan. "Kau masih belum bisa melupakannya?"tanya Eunjae lagi. Muyeol tidak mau menjawab, dia malah mengalihkan pembicaraan. Eunjae malah meledek Muyeol yang tersipu-sipu ^^
Mereka bertiga pergi ke rumah Muyeol untuk melihatnya.
Dongah sudah mengingatkan sejak awal kalau film ini sangat membosankan.
Kemudian film itu menampilkan dua pasangan remaja yang sedang bersepeda di bawah guguran daun. Eunjae dan Muyeol masih konsentrasi nonton. Dongah sudah nguap lebar sekali.
Beberapa waktu kemudian, Eunjae sudah mulai ngantuk. Muyeol bĂȘte berat mukanya. Dongah sudah klesetan (bahasa indonesianya klesetan apa ya?)
Manager Kim datang. Awalnya dia datang membawa dokumen untuk Muyeol, tapi akhirnya ikut bergabung nonton bareng.
Mereka nonton sambil makan. Manager Kim yang melihat rok Dongah yang super mini kemudian menutupinya dengan jasnya (Oh, so sweet..) dan berkata. Aku suka film ini. *ding* semua diam. Muyeol : "jangan lihat filmnya, perhatikan wajahnya!"
Dongsu termenung membuka album foto yang berisi kenangan saat muda, saat dia bermain baseball. Kemudian dia membereskan isi lokernya. Bersiap untuk pergi.
Wartawan Koh datang dan melihat Dongsu yang sedang bersedih. "Setelah permainan terakhir, jika kau bersandar di lokermu, dan air matamu menetes, berarti dia benar-benar mencintai baseball."katanya memberi semangat pada Dongsu.
Eunjae bertanya pada Muyeol berapa nilai kontrak yang dia dapatkan. "1 juta?", Muyeol hanya tersenyum. "2 juta?", Muyeol senyum lagi. "3 juta? Lebih?", Muyeol hanya menjawab, "itu kan bukan uangmu, mengapa kau peduli".
Sambil mengedipkan mata, wanita itu menyapa Muyeol, "Anyeong.." Muyeol hanya menatapnya. Si wanita itu bertanya mengapa malam itu dia pergi begiu saja. Muyeol beralasan dia ketinggalan sesuatu. "Apa itu, ya?"tanya wanita itu sambil mengeluarkan kalung Muyeol yang dipakainya. Ish, nyebelin banget ni orang.
Hal ini juga tidak luput dari perhatian wartawan Koh. Dengan terpaksa Muyeol menuliskan nomor telponnya pada bola baseball dan memberikannya pada wanita itu.
Wartawan Koh bertanya pada polisi kenalannya. Polisi itu menjawab sambil menunjukan foto laki-laki bertato yang sama. "Mengancam dan memeras. Dia sudah melakukan tiga pemerasan."kata polisi itu "Dia germo dari wanita penjebak itu". Wartawan Koh kaget mendengarnya.
Di tempat lain, laki-laki bertato sedang mempersiapkan lokasi penjebakan. Mereka akan merekam pertemuan Park Muyeol dengan wanita penjebak. Park Muyeol benar-benar akan dijebak.
Si laki-laki bertato bertanya kepada wania penjebak, apa dia punya dendam dengan Park Muyeol, mengapa dia bersemangat sekali menjebaknya. Si wanita beralasan hanya menginginkan uangnya.
Di tempat parkir, wartawan Koh juga mengawasi Muyeol. Dia melihat-lihat foto di kameranya. Dia menangkap saat Muyeol menuliskan nomor ponselnya di bola baseball.
Muyeol dan Eunjae datang ke tempat yang sudah wanita itu tentukan. Laki-laki bertato sudah menunggu mereka, dan menyuruh mereka masuk ke sebuah kamar. Sepertinya itu tempat karaoke. Ada lampu disko nya soalnya.
Wanita penjebak menanyakan tentang asal usul cincin itu. Sepertinya Muyeol tidak ingin Eunjae mengetahuinya, jadi dia menyuruh Eunjae keluar.
Eunjae jelas menolak. Dia berkata, "jangan pedulikan aku, aku hanya tembok. Aku tidak melihat dan mendengar apa-apa". Tapi Muyeol tetap menyuruhnya keluar.
Wanita penjebak itu mencoba berbasa-basi dengan Muyeol. Muyeol menanggapinya dengan ogah-ogahan. Wania penjebak itu berkata sebenarnya dia tidak menyukai Muyeol. Tapi pada suatu wawancara Muyeol terlihat begitu bersinar, dan dia tidak menyukai sesuatu yang bersinar. "Kalau melihatnya, aku ingin menenggelamkannya ke dalam lumpur. Kurasa kau tidak tahu perasaan ini."katanya. Muyeol berkata "Tidak. Jadi kembalikan cincin itu padaku."
Wanita penjebak itu mencopot kalungnya, tempat cincin itu tergantung. Ambillah.
Sudah dalam posisi yang bagus, si wanita penjebak kemudian menjerit. Tingkah lakunya benar-benar seperti wanita yang akan diperkosa. Muyeol bingung kenapa dia bertingkah seperti itu.
Orang-orang yang ada di luar ruangan mendengar teriakan wanita itu. Eunjae langsung masuk ke ruang karaoke. Si wanita penjebak meminta tolong. Muyeol mendapatkan cincinnya. Tapi si wanita masih berbaring di sofa. Semua orang mengintip lewat pintu yang terbuka. Si wanita penjebak tersenyum menang.
"Apa yang kau lakukan?"kata laki-laki bertato yang sudah di depan pintu.
Eunjae langsung memukul laki-laki itu kemudian menutup pintunya. Setelah itu dia menarik sofa agar pintu susah dibuka. Laki-laki bertato dan beberapa orang lain yang tidak tahu apa-apa ada diluar berteriak agar pintu dibuka. Datang juga pelayan karaoke.
Muyeol dan Eunjae menduduki sofa tersebut agar pintu tidak bisa dibuka. Si wanita penjebak diam saja. laki-laki bertato masih mencoba menggedor-gedor pintu.
"Kenapa?"tanya wanita penjebak. Matanya berkaca-kaca. "Hentikanlah."kata Eunjae
"Kau tidak tertipu?"kata wanita itu lagi. "Dari mana kau tahu? Apa aktingku buruk?"
"Tidak, aktingmu bagus."kata Eunjae sambil tetap menahan pintu. "Aku kenal dengan pria ini. Dia tidak seburuk itu. Dia cuma egois, brengsek, dan sedikit jahanam. Dia juga temperamental. Makanya dia tak mungkin melakukan ini.". (Eunjae ini memuji Muyeol sambil menghinanya, hahaha)
Situasi semakin genting, Muyeol dan Eunjae sudah mulai maju ke depan. Tidak kuat menahan pintu lagi.
Direktur Jang berhasil mengajak beberapa orang ikut dengannya. Direktur Jang sudah membayangkan kantornya yang dilengkapi dengan AC dan pemanas. Kantor yang sangat pewe pokoknya.
Semua orang yang ada dikamar itu dibawa keluar. Termasuk si wanita penjebak. Eunjae berakting seperti dia habis dipukuli. Ckckck..
Ada salah satu orang yang mengambil mobil Muyeol. Wartawan Koh melihat itu dan bertanya-tanya ada apa di dalam. Akhirnya dia masuk. Di dalam sudah ada polisi yang ngomel-ngomel karena ternyata mereka terlambat datang.
Laki-laki bertato itu masuk kembali ke kamar unuk mengambil kamera videonya.
"Biasanya aku takkan bilang begini, tapi apa kau biasa hidup seperti ini?"tanya Muyeol. "Aku hanya tahu bisbol, jadi aku akan ambil contoh bisbol. Kau baru berada di inning ke-5 atau ke-6. Hanya karena satu kesalahan, tidak berarti kau menyerah."
"Lupakan saja kuliahmu itu" si wanita penjebak menimpali dan melangkah pergi.
"Hey! Penulis surat!"panggil Muyeol. Si wanita penjebak berhenti
Muyeol mengeluarkan sesuatu dari jaketnya, yaitu kaset film yang pernah ditonton Muyeol, Eunjae, Dongah dan manager Kim. "Sungguh sulit mencarimu."kata Muyeol lagi.
"Aku hanya muncul sedikit."kata wanita penjebak lagi
Di tempat si wanita penjebak, dia sedang menonton filmnya yang diberikan Muyeol. Ternyata wanita itu memang hanya muncul sebentar. Hanya satu kalimat, 'Hey, mohon baca ini' ke pemeran utama pria.
Eunjae sedang mencari berita di internet tentang Muyeol dan perempuan penjebak. Muyeol ngomel "'Perempuan penjebak' sudah jadi 'yang paling dicari' di internet karena kau.". Eunjae beralasan kalau dia hanya khawatir. Dia juga berkata kalau dia sudah menyelamatkan Muyeol berkali-kali, intinya Eunjae minta imbalan atau barang tanda terima kasih.
Muyeol masuk ke kamarnya dan kembali sambil membawakan ponsel untuk Eunjae. Eunjae termenung melihatnya, kemudian memanggil Muyeol dengan sebutan "Tuan…"." aku cinta padamu, tuan" sambil memeluk Muyeol, ralat, yang benar gelantungan di Muyeol. Hahaha.. "Ah, aku menyesal melakukan ini. Minggir, jangan rese"kata Muyeol tapi tetap membiarkan Eunjae bergelantungan di badannya.
Sepanjang jalan Eunjae senyum senyum sambil mengelus ponsel barunya. "Kau senang?"tanya Muyeol terkekeh melihat tingkah Eunjae.
Ternyata si wanita penjebak sudah menunggu di sebelah mobil Muyeol. Wanita itu berkata ada yang ingin dia sampaikan. Muyeol mengelak, dia tidak akan dibodohi untuk yang kedua kalinya. Muyeol masuk ke dalam mobil. Si wanita mengikutinya dan masuk juga. Mobil Muyeol ganti, bukan sedan sport merah lagi.
Si wanita melihat pergelangan tangan Muyeol yang lecet akibat sering latihan memukul dengan pemukul. Dia menyadari, begitulah seharusnya yang dilakukan kalau punya impian, terus kerja keras sampai impian tercapai. "Aku mungkin tidak tahu siapa yang mengirimkan itu, tapi aku tahu satu hal. Hargai 'garis lurus'." Muyeol kebingungan dengan perkataan wanita itu. Lalu kemudian wanita itu mencium Muyeol dibibir. Whooaa.. tepat di depan mata Eunjae. Setelah itu si wanita langsung pergi.
Eunjae benar-benar shock melihatnya.
Go back dikit, garis lurus mungkin maksudnya gini, Muyeol adalah tipe orang yang kekeuh terhadap cita-citanya. Sekalinya dia punya keinginan, dia akan maju terus, gak peduli di kanan kirinya ada apa. Mungkin itu juga yang membuat dia tidak bisa bergaul. Dia sibuk mengejar cita-cita sampai tidak mempedulikan orang lain, sehingga bikin dia dijauhi orang lain.
Setelah insiden kissu itu, Eunjae jadi sering melihat bibir Muyeol. Bwahahaha. Sampai kebawa mimpi. Dia mimpi Muyeol dengan bibirnya yang monyong-monyong mau mencium Eunjae. Tapi Eunjae menghindar, meskipun mulut Eunjae ikut monyong-monyong juga sih. Hahaha
Dongsu sedang bermain dengan Wooyoung ketika Sooyoung datang. Sooyoung mengabarkan bahwa dia akan mulai bekerja mulai minggu depan. Dongsu tidak terlalu senang mendengarnya. Dan Dongsu juga memberi tahu Sooyoung bahwa dia ingin jadi manager tim Red Dreamers. Sooyoung juga tidak menyukainya, meskipun begitu dia tetap tersenyum.
Eunjae sedang menganalisis siapa saja yang bisa jadi tersangka, orang yang membenci Muyeol.
Wartawan Koh melihatnya dan mendatangi Eunjae. Eunjae tidak suka wartawan itu mendatanginya. Wartawan Go mengajaknya minum, karena Eunjae sepertinya suka minum dengan ayahnya. Baru ketahuan lah kalau artikel itu adalah buatan wartawan Koh.
Eunjae ngomel, gara-gara wartawan itu dia jadi kerepotan. Wartawan Koh menyangkalnya, dia bahkan menyebut Eunjae pahlawan. Akhirnya wartawan itu pergi juga setelah dipanggil oleh rekannya.
"Dia diurutan pertama."gumam Eunjae sambil menuliskan nama wartawan Koh di catatannya.
Manager Kim berbicara dengan Eunjae dan Muyeol. Dia memastikan insiden penguntitan Park Muyeol cukup mereka berempat saja yang tahu. Park Muyeol percaya meskipun banyak yang tidak dia suka, tapi mereka tidak mungkin akan mencelakakannya. Eunjae mengelaknnya, mereka semua membencimu. Manager Kim setuju dengan Eunjae. Manager Kim menambahkan karena Muyeol adalah selebriti, jadi akan lebih banyak orang yang membencinya. "Qabil membunuh Habil hanya karena iri hati". Ingat kan, Qabil dan Habil adalah putra Nabi Adam as. Reaksi Muyeol: "siapa mereka? Apa mereka pemain bisbol?".
Eunjae : "ah, dasar kau tolol".
Muyeol : "Apa? Kau kenal? Siapa mereka? Kau pasti juga tidak tahu".
Eunjae : "paling tidak aku tahu mereka bukan pemain bisbol". Bwahahahaha.
Di luar, Muyeol dan Eunjae masih membahas masalah Qabil dan Habil. Eunjae menertawakan Muyeol. Muyeol mendekat ingin memukulnya. "Jangan dekat-dekat! Nanti aku tertular ketololan mu."kata Eunjae. Muyeol langsung merangkul leher Eunjae dengan bercanda. Eunjae yang salah tingkah langsung melepaskan tangan Muyeol, marah-marah kemudian pergi. Muyeol melihatnya dengan terbengong-bengong.
Kemudian mereka berdua melihat Dongsu yang sedang menurunkan barang-barang tim dari mobil. Muyeol bingung, kenapa Dongsu yang harus menurunkan barang-barang.
Muyeol melakukan sesi foto dengan seorang model seksi. Eunjae hanya mondar-mandir sambil ngomel-ngomel melihat Muyeol yang dipeluk-peluk oleh model itu. Eunjae akhirnya ngomel-ngomel di toilet.
Dongsu masih di lapangan bisbol, sedang membereskan peralatannya. Termenung sebentar kemudian dia mengambil tongkat bisbol dan mengayunkannya. Wartawan Koh datang melihatnya. Dongsu melihat cara wartawan Koh memegang bola bisbol. Sepertinya wartawan Koh pernah bermain bisbol.
Gara-gara kecebur di kolam renang, Muyeol jadi kena demam.
Eunjae datang ke kedai ayahnya yang ternyata tutup. Ternyata mereka sedang menyiapkan makanan untuk anggota Blue Seagulls.
Eunjae melihat ayahnya yang sedang senyum-senyum sendiri. Changho berkata kalau ayahnya sedang punya pacar. Eunjae senang melihatnya.
Eunjae datang ke rumah Muyeol. Bibi bilang kalau Muyeol sudah baikan, tapi tidak bisa diganggu. Aku tak ingin dia tambah parah (bibi mengusir Eunjae secara halus). Muyeol akhirnya keluar kamar dan menyuruh Eunjae masuk.
Eunjae bertanya tenang bibi pengurus rumah pada Muyeol. Muyeol sudah mempekerjakan bibi selama 10 tahun. "Wow, dia pasti dewa. Bisa tahan hidup denganmu selama 10 tahun" komentar Eunjae. Eunjae dilempar tisu oleh Muyeol.
Apa yang akan terjadi?
Author_blog 20 Feb, 2012
-
Source: http://www.pelangidrama.net/2012/02/sinopsis-k-drama-wild-romance-episode-5.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com Share on Facebook