HPK

mesothelioma survival rates,structured settlement annuity companies,mesothelioma attorneys california,structured settlements annuities,structured settlement buyer,mesothelioma suit,mesothelioma claim,small business administration sba,structured settlement purchasers,wisconsin mesothelioma attorney,houston tx auto insurance,mesotheliama,mesothelioma lawyer virginia,seattle mesothelioma lawyer,selling my structured settlement,mesothelioma attorney illinois,selling annuity,mesothelioma trial attorney,injury lawyer houston tx,baltimore mesothelioma attorneys,mesothelioma care,mesothelioma lawyer texas,structered settlement,houston motorcycle accident lawyer,p0135 honda civic 2004,structured settlement investments,mesothelioma lawyer dallas,caraccidentlawyer,structured settlemen,houston mesothelioma attorney,structured settlement sell,new york mesothelioma law firm,cash out structured settlement,mesothelioma lawyer chicago,lawsuit mesothelioma,truck accident attorney los angeles,asbestos exposure lawyers,mesothelioma cases,emergency response plan ppt,support.peachtree.com,structured settlement quote,semi truck accident lawyers,auto accident attorney Torrance,mesothelioma lawyer asbestos cancer lawsuit,mesothelioma lawyers san diego,asbestos mesothelioma lawsuit,buying structured settlements,mesothelioma attorney assistance,tennessee mesothelioma lawyer,earthlink business internet,meso lawyer,tucson car accident attorney,accident attorney orange county,mesothelioma litigation,mesothelioma settlements amounts,mesothelioma law firms,new mexico mesothelioma lawyer,accident attorneys orange county,mesothelioma lawsuit,personal injury accident lawyer,purchase structured settlements,firm law mesothelioma,car accident lawyers los angeles,mesothelioma attorneys,structured settlement company,auto accident lawyer san francisco,mesotheolima,los angeles motorcycle accident lawyer,mesothelioma attorney florida,broward county dui lawyer,state of california car insurance,selling a structured settlement,best accident attorneys,accident attorney san bernardino,mesothelioma ct,hughes net business,california motorcycle accident lawyer,mesothelioma help,washington mesothelioma attorney,best mesothelioma lawyers,diagnosed with mesothelioma,motorcycle accident attorney chicago,structured settlement need cash now,mesothelioma settlement amounts,motorcycle accident attorney sacramento,alcohol rehab center in florida,fast cash for house,car accident lawyer michigan,maritime lawyer houston,mesothelioma personal injury lawyers,personal injury attorney ocala fl,business voice mail service,california mesothelioma attorney,offshore accident lawyer,buy structured settlements,philadelphia mesothelioma lawyer,selling structured settlement,workplace accident attorney,illinois mesothelioma lawyer

Menu Navigasi

[Sinopsis] Saikou no Jinsei no Owarikata ~Ending Planner~ Episode 2

Saikou no Jinsei no Owarikata ~Ending Planner~ Episode 2


Pekerjaan kedua Masato di mulai. Ia ditemani Tanaka menjemput jenazah yang akan di makamkan. Di kamar jenazah ia bertemu lagi dengan Yuki dan rekannya. Rekan Yuki membuka kain penutup mayat, Masato terkejut melihat korban di depannya, pria ini adalah org yang pernah mengunjungi PuB untuk janjian interview bersama Osada. Yuki menanyakan siapa namanya, namun Masato tidak mengetahuinya, karena hari itu ia tidak sempat meladeni si pemuda. Menurut cerita Yuki, pemuda ini di serang oleh beberapa preman di dekat stasiun. Ketika jenazah hendak dibawa, datang seorang wanita bernama Rena, ia adalah wanita yang diselamatkan oleh pemuda itu. Yuki pun menceritakan detail kejadian kasus ini,

"namanya Tanizawa Rena, ia bercita-cita menjadi pemain saxofon profesional dan bermain di depan stasiun. Malam itu selesai bermain saxofon, Rena di ganggu oleh bbrp preman. Lalu datanglah pemuda itu menyelamatkan Rena. Ia menyuruh Rena berlari, Rena pun berlari ke kantor polisi. Sementara itu pemuda tadi di hajar dan ditusuk pisau oleh para preman, tas nya diambil, yang tersisa hanya robekan foto postcard di genggaman tangannya. Lalu Rena pun datang bersama polisi, namun sayangnya pemuda tadi sudah meninggal."


Yuki pun menunjukkan potongan postcard itu. Di dalam foto itu hanya tersisa tulisan hurup S, Masato berusaha menebak kemungkinan nama dengan hurup S.


Masato membawa pulang jenazah itu kerumahnya dan memasukkannya ke dalam peti mati es yang belum lunas. Sekali lagi Masato mengeluh perihal hutang keluarganya, namun Haruka menyemangatinya. Tanaka begitu sedih melihat jenazah pemuda itu, ia sedih karena tidak ada yang akan menguburkan pemuda ini. Masato pun teringat kejadian malam itu. Pemuda itu memohon ingn bekerja secepatnya karena tempat bekerja nya yang lama telah ditutup. Masato bertanya pada Haruka bagaimana prosedur pemakaman untuk mayat tak dikenal. Haruka pun mengatakan akan menguburkannya sesuai undang2 terhadap mayat yang terkena penyakit atau kecelakaan di perjalanan. Masato sedih. Namun Haruka tidak bisa berkata apa-apa lagi, karena tidak mungkin mereka membiayai pemakaman pemuda itu karena uang mereka sendiri menipis. Masato berjalan kearah Haruka, Haruka buru-buru menutup laptopnya sehingga Masato penasaran, namun Haruka menghalangi Masato melihat isi laptopnya.


Masato pun pergi keluar rumah, diluar ia bertemu Rena yang memang sedang menuju ke rumah Ihara. Masato pun membawa Rena ke tempat jenazah pemuda tadi. Rena berdoa untuknya kemudian bercerita perihal pertemuannya dengan pria tersebut.

"seharusnya aku menanyakan namanya waktu itu" ucap Rena dengan wajah murung

"Rena, apakah kau pernah bertemu dengannya sebelum malam itu?" tanya Masato

"iya, pertama kali aku melihatnya saat musim panas kemarin" jawab Rena sambil mengenang pertemuannya dengan pria itu.

Flashback

Malam itu Rena seperti biasa sedang memainkan saxofone disaksikan oleh beberapa penonton dan salah satu nya pria tadi. Rena menawarkan request pada penonton dan pria itu meminta Rena memainkan lagu jingle bells. Rena pun memainkannya.

Flashback end



"apakah pria itu selalu menontonmu bermain saxopon?" tanya Masato

"iya, tapi sebenarnya tidak pada saat itu saja" jawab Rena, ia pun mulai mengingat lagi pertemuannya dengan pemuda tadi. Saat itu Rena sedang di dalam gerbong kereta api, ia memergoki pria tadi sedang mengamatinya. Begitu ketahuan, pria itu pun memalingkan wajahnya. Tidak hanya itu, saat Rena belanja buku pun, pria tadi masih terus mengamatinya. Tapi tiap kali Rena memergokinya pria itu langsung pergi.

"apa mungkin dia stalker?" tebak Haruka. Masato pun terkejut.

"aku selalu berfikir dia menakutkan, tapi ia telah mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkanku" ucap Rena yang semakin murung memandangi jenazah pria tadi.

"kau benar. Situasi sekarang sangat rumit" ucap Masato dengan semangat memotivasi Rena sehingga Haruka keheranan melihatnya.

"kalau kalian tidak mengetahui identitasnya, apa yg akan kalian lakukan dengan jasad ini?" tanya Rena

"um,,, jika berdasarkan UU, maka ia akan di kubur sama seperti jenazah tanpa identitas" jawab Masato dibantu Haruka.

"aku yakin dia memiliki keluarga disuatu tempat" ucap Rena. Masato pun mengiyakannya sambil terus antusias mengamati Rena sehingga Haruka memicingkan matanya tanda mencium sesuatu yang berlebihan.



Saat sedang makan, Masato meminta jenazah itu dibuatkan acara pemakaman, namun Haruka menolaknya dengan alasan ini adalah usaha bisnis bukan sukarelawan, lagian begitu banyak jenazah tak dikenal dalam setahun. Haruka menebak kalo Masato ingin melakukannya karena Rena gadis yang cantik, Masato pun langsung tersedak mendengar perkataan Haruka. Masato beralasan ini semua karena rasa kemanusiaan. Lalu Haruka bertanya lagi, apakah Masato akan melakukan upacara pemakaman kalo Rena tidak cantik. Dan Masato menjawab kalo itu ia tidak yakin. Haruka pun mendesah kesal. Beberapa saat kemudian Momoko datang sambil memainkan Hp nya dan mulai ikut makan. Masato memperingatkannya untuk mengucapkan itadakimasu sebelum makan. Haruka kesal sekali melihat ulah adiknya ini, ia pun meminta Momoko berhenti memainkan Hp saat makan.

"kalian cerewet sekali. Membuat makanan menjijikkan ini terasa lebih buruk" ucap Momoko

"kalau begitu jangan dimakan!" seru Haruka sambil mengambil mangkuk makanan Momoko.

Momoko merebut makanannya dan membawa makanan tersebut ke kamarnya.



Di ruang kerja, tampak Hayato, sedang mencoba mencuri uang kas bisnis, Masato yang mendengar suara berisik, segera mendatangi ruangan sambil membawa pemukul, Hayato pun bersembunyi di balik meja, namun Masato melihatnya. Haruka mengucapkan selamat pagi pada Hayato, Masato mengatakan kalau Hayato bersembunyi di balik meja, sehingga ia kira pencuri. Haruka segera melihat kotak kas, dan kaget begitu lihat kotak kas kososng. Masato ikut kaget. Hayato pun berusaha berlari, Masato berhasil menangkapnya, dan menanyakan kenapa Hayato mencuri, Hayatoo pun berjanji menjelaskan alasannya sehingga Masato melepaskan cengkramannya. Namun Hayato justru menyerang Masato dan kabur melarikan diri menabrak Momoko sehingga gelas susu yang di pegang momoko tumpah. Masato berusaha mengejarnya, namun karena kesakitan, ia pun berhenti mengejar Hayato dan bertemu Iwata di depan gerbang rumahnya.



Masato pun mengajak iwata ke halaman rumahnya.Mereka pun berbincang-bincang sambil menyiram bunga peliharaan ayah,

"saudaramu tidak saling akur ya?" ucap Iwata

"aku tidak paham apa yg dipikirkan mereka, selalu mengeluh" ucap Masato sambil menyiram bunga

"kau membicarakan dirimu?" tanya Iwata San sambil mendekatkan wajahnya ke Masato.

"bukan, aku membicarakan Momoko dan Hayato, pasti uangnya di habiskan untuk perempuan" ucap Masato.

"ah, kau membicarakan dirimu sendiri" ledek Iwata

"heehh, tidak. Aku berbicara tentang Hayato" ucap Masato sambil tersenyum. "ia mungkin ingin tampil keren dan kaya." Lanjutnya.

"kau hampir benar" keluh Iwata.

"eh??!" ucap Masato heran.

"hormon anak muda sering tak terbendung. Btw, jenazah yg dalam peti es itu?" tanya Iwata.

"iya. Perasaan Rena sedang kacau setelah tahu pria yang menjadi stalkernya, meninggal demi men yelamatkannya." uCap Masato seraya meletakkan alat penyiram bunga dan duduk di hadapan Iwata,

"orang mati tidak dapat berbicara. Apakah seorang stalker akan menolong seseorang? Kalau kau perhatikan lebih teliti pria dalam peti itu, kau mungkin akan menyadari situasi yang berbeda" ucap Iwata.

"eh???!" seru Masato tak percaya.

"dia sukarela menolong gadis itu bukan?" seru Iwata. Sesaat Masato tampak berfikir. Kemudian Iwata mendekatinya.

"menurut mu dimana orang mati berada?" tanya Iwata.

"dimana?" tantang Masato

"didalam ingatan seseorang" ucap Iwata. Masato mengangguk tanda setuju. Iwata pun bergegas meninggalkan rumah Masato, namun sebelum benar2 pergi ia berkata, " jangan segan untuk melakukannya"

"ha?!!" seru Masato tak mengerti.

"dalam hubungan manusia, sedikit ikut campur juga bukan hal yang buruk." Ucap Iwata kemudian pergi. Masato tampak merenungi kata-kata Iwata san.



Masato berlari mengunjungi TKP pembunuhan pria muda itu, disana ia melihat Rena sedang meletakkan bungan dan berdoa. Masato memandangi Rena. Rena tampak khusuk berdoa, setelah selesai iapun bangkit dan melihat Masato, ia kaget. Akhirnya mereka memutuskan mengobrol disuatu tempat.

"apakah kau selalu bermain saxopon disana?" tanya Masato.

"iya. Tapi waktu itu bukan saat nya memainkan yang tepat" ucap Rena lirih.

"kau benar, bukan saatnya ya?maaf." ucap Masato mencairkan suasana.

"tidak apa-apa" ucap Rena. "aku berdoa untuknya, dan aku tidak bisa berhenti berfikir kenapa? Kenapa dia selalu mengikutiku? Kenapa dia menolongku? Apakah dia orang yang baik? Apakah seorang penguntit? Aku sungguh tidak tahu. Tapi dia mempertaruhkan nyawa untuk menolongku." Ucap Rena sambil menarik nafas panjang. Masato mendengarkan keluhan Rena dengan seksama. Dan memadanginya dengan wajah terharu. Ia pun segera meminum kopinya setelah Rena selesai bicara, namun ternyata kopi itu panas, ia pun mengaduh kepanasan. Rena tampak khawatir, namun Masato mengatakan kalau ia tidak apa-apa.

"uuumm, aku akan..... membantu mu Rena" ucap Masato cepat. "Aku juga ingin tahu tentang kehidupannya. Aku akan membantu semampuku" ucap nya kemudian.

"Ihara-san...." ucap Rena terharu.

"mari kita cari tahu bersama-sama" seru Masato. Rena pun mengangguk dengan tersenyum dan semangat.



Masato pulang ke rumah, sesampainya di rumah, Haruka memintanya mengantarkan kupon bir kepada polisi Nagamie bagai pembersih. Masato kaget mengenai pembersih. (saya pun ga ngerti apa maksudnya ini?). Masato pergi mengunjungin kantor polisi, ia menemui Nagamie untuk menyerahkan kupon tersebut. Ia mengucapkan terimakasih kepada Nagamie karena telah menggunakan jasa pema pertanyaan pada Nagamie mengenai kasus penususkan si pemuda, (oaalaah, pembersih itu istilah ucapan terimakasih tho, supaya besok2 nagamie ngasih order ke usaha pemakaman Ihara lagi ckckckck...),

"ah, kasus penusukan pemuda tersebut? Tim penyelidik sedang bekerja keras menemukan pelakunya." Ucap Nagamie sambil menyeduh kopi. Masato pun mengikuti Nagamie dan memperhatikan apa yang dilakukan Nagamie.

"tapi yang ingin aku tanyakan adlah mengenai si korban. Apakah kau menemukan sesuatu tentang dia?" Tanya Masato sambil mengikuti Nagamie kembali ke kursinya.

"kami jg sedang menyelidikinya sekarang." Ucap Nagamie. Kemudian Yuki datang, Yuki pun menyapa Masato. Nagamie segera menyerahkan Masatoo ke Yuki. Yuki langsung mengeluh, sementara Nagamie meledek Masato kalau ia ingin menggunakan kupon pembersih pemberiannya.



Yuki segera membawa Masato kedalam ruangan dan menceritakan detail rencana mereka, namun Yuki penasaran terhadap antusias Masato dalam kasus ini,

"kenapa kau begitu peduli?" selidik Yuki.

"sepertinya... saat aku melihat wajah Rena... seperti ada sesuatu... " ucap Masato sambil membayangkan wajah Rena, "dia sangat cantik" ucapnya kemudian.

"eh??!!" ucap Yuki kaget.

"bukan, bukan seperti itu. Aku pikir dia pasti mempunyai hati yang cantik" ucap Masato masih sambil membayangkan Rena. Uki yang mendengarnya segera memencet hidung Masato, sehingga Masato kesakitan dan tersadar dari khayalannya.

"apakah kau bodoh?! Kau sudah memiliki Azuazu, kan?" seru Yuki kesal.

"iya, tapi aku berusaha memahami perasaan Rena. Dia tidak mengetahui apapun tentang kehidupan pria itu. Jadi seperti..." bela Masato.

"apa??" seru Yuki kesal.

"apa kau pikir seorang penguntit akan memepertaruhkan nyawanya untuk menolong seseorang?"tanya Masato. Yuki tampak memikirkan perkataan Masato.

"jika saja aku mendengarkan dia sewaktu dia masih hidup... aku menyesalinya." Ucap Masato. Yuki mengangguk-angguk tanda mengerti.

"menyesal ya?" ucap Yuki keudian pergi meninggalkan Masato. Masato bangkit untuk mengejar Yuki namun kaki nya tersantuk meja. Dia pun mengaduh kesakitan.

Yuki datang kembali sambil membawakan robekan foto yg diambil dari jenazah. Mereka pun menebak kalau foto itu diambil di lereng gunung fuji, Nagamie memberikan saran agar mereka berdua bertanya kepada fotografer yg mengambil foto tersebut.



Masato memandangi Lukisan gunung fuji di rumahnya. Haruka menyangka Masato terlalu memikirkan ken-chan. Sementara itu ditempat lain Ken sedang membawa sekerat minuman, ia bercakap-cakap dengan nelayan sekitar.



Masato kembali memandangi jenazah pemuda tadi dan mulai bergumam, "kau tahu, aku memiliki kakak di suatu tempat, dia pria yang sangat baik. Kami tidak pernah bertengkar. Kadang ia menghilang beberapa saat. Diantara saudara yang lain, dia yang paling mirip dengan ibu. Mungkn itulah sebabnya sering pergi dari rumah. Jika yang mati terbaring disini adalah kakakku... mungkin dia akan jadi jenazah yang tak dikenal seperti dirimu."



Masato berusaha menghubungi Hayato, namun tidak diangkat. Masato penasaran apakah Hayato berani pulang setelah insiden pencurian uang itu. Lalu Haruka menjelaskan kalau Hayato sudah berniat meninggalkan apartemennya dan pulang ke rumah akhir bulan ini sambil berpura2 tidak terjadi sesuatu. Masato mengangguk-angguk tanda mengerti.



Dikantor polisi, Yuki memilih lembur dan mencari tahu informasi mengenai fotografer melalui internet dan telpon. Iapun berhasil mengumpulkan daftar fotografer gunung fuji dengan awalan huruf nama S. Pagi hari nya menjelaskan temuannya pada Masato. Masato berteimaksih banyak pada Yuki dan berjanji akan mentraktirnya mie goreng. Yuki senang sekali, namun ia khawatir, ia memastikan bahwa mereka tidak akan pergi hari ini. Namun Masato bersikeras ingin pergi hari ini. Yuki berusaha menolak karena ini hari liburnya dan dia sudah lembur semalaman. Namun Masato berkata ia akan membantu Yuki.



Yuki dan Masato pun mengunjungi kawasan gunung fuji dan bertanya mengenai foto postcard tersebut ke beberapa fotografer,

"Masa-pyon, kau tahu betapa berharga nya waktu libur untuk wanita berusia 26 tahun?" ucap Yuki

"ia, aku akan membalas budi baikmu nanti" ucap Masato. Lalu Hp nya berdering. Masato berusaha menolak ajakan blind date temannya dengan alasan sibuk bekerja karena kebetulan hari sabtu esok merupakan hari raya Tomobiki, yaitu salah satu hari yang baik untuk acara pemakaman sehingga akan banyak sekali orderan pemakaman setelahknya. Yuki mendesah kesal mendengar rencana kencan buta Masato dkk. Sekali lagi Yuki kesal kenapa Masato selalu mengaku jomblo saat kencan, padahal ia sudah pacaran dengan Azuazu. Masato pun tidak ingin kalah, ia juga meledek Yuki yang mengaku jomblo padahal sdh memiliki pacar. Ia bertanya sedang apakah pacar Yuki. Yuki meledeknya apakah Masato mulai tertarik? Masato pun mengatakan kalau ia hanya iseng bertanya.



Akhirnya mereka bertemu dengan fotografer yang mengaku mengambil gambar tersebut. Karena foto tersebut menang kontes maka dijadikan sebagai postcard. Dan ternyata fotonya sama dengan potongan foto yang dibawa mereka. Namun sayangnya fotografer tersebut tidak mengenali pemuda tadi. Ia hanya bisa mengingat kalau ada seorang pria yang membeli postcard ini 5 tahun lalu di malam natal. Masato memohon agar si fotografer mencari tahu siapakah pembelinya.



Masato berasumsi bahwa pria yang menelpon fotografer 5 tahun lalu adalah si jenazah. Yuki menyetujuinya. Masato sedih karena jenazah itu akan berakhir menjadi abu bila tidak ada keluarga yang mengambilnya. Ia pun penasaran bagaimana kehidupan pria ini. Ditempat lain, Kento sedang melayani pelanggannya. Ia bekerja sedang di sebuah kafe nelayan. Ia begitu ramah melayani pelanggannya yang kebanyak seorang nelayan. Yuki menerima telpon dari fotografer Sato (si pemilik foto postcard) ia mengatakan kalo ia ingat pemuda tersebut pernah menayakan perihal rumah sakit terbesar dikota ini. Ia pun menyarankan RS universitas Fuji.



Yuki dan Masato segera mengunjungi Rs yang dimaksud. Yuki segera menanyakan kepada pihak Rs. Dan akhirnya mereka mengetahui identitas si pemuda. Yuki hampir tidak mempercayainya.



Masato segara mendatangi peti jenazah tersebut. Ia bergumam, "aku bertemu denganmu saat kau masih hidup. Kuharap aku bisa luangkan waktu berbicara denganmu. Maafkan aku. Maaf" . ia memejamkan mata dan berdoa untuk jenazah tersebut.



Keesokan harinya, Yuki mengunjungi Ihara funeral, ditemani Masato ia melihat jenazah pemuda tersebut. Lalu Haruka dan Rena bergabung bersama mereka. Masato segera membeberkan identitas si pemuda,

"namanya adalah Kuraki Yoichiro. Dia bekerja di pabrik kawasan Oita Tokyo sampai beberapa bulan lalu. 5 tahun lalu kuraki hidup berdua bersama perempuan satu2nya. Lalu adiknya mengalami kecelakaan dan menderita kematian batang otak. Jantungnya disumbangkan ke orang yang membutuhkannya. Dari sini aku simpulkan Kuraki sedang mencari orang yang menerima Jantung adiknya. Mungkin... dia ingin bertemu dengan orang itu. Dan dia ingin melindungi orang itu". Rena terkejut kemudian mendekati peti jenazah tersebut untuk memandangi jenazah.

"dengan kata lain, dia bukan penguntuit. Itulah sebabnya kenapa ia selalu membawa benda ini sampai akhir hayatnya" ucap Masato sambil menyerahkan postcard. "ia berusaha mati2an mempertahankan postcard ini dari para pencuri. Dia memegangnya sangat erat, menggenggamnya sampai mati. Foto yang sangat berharga untuknya. Dan menjaga nya dengan nyawanya, karena benda ini sangat spesial baginya. Aku tidak tahu apa yang tertulis dibalik postcard itu, tapi apapun itu, mungkin memiliki arti yang sangat mendalam baginya." Ucap Masato perlahan sambil memandangi Rena dan menyerahkan foto psotcard.



"tulisan itu adalah... sebuah kata 'terimakasih'. Aku lah yang menulisnya. Aku menulisnya untuk seseorang yang telah mendonorkan organ berharganya untuk menyelamatkan anggota keluargaku yang sangat kucintai. Transplantasi organ itu terjadi 5 tahun lalu saat hari natal. " ucap Rena sambil menangis.

"Kuraki telah melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Meskipun tidak berjalan lancar, dia telah berbuat yang terbaik. Itulah kenapa dia selalu mendengarkan permainan saxopon mu Rena." Ucap Masato sambil menatap Rena. Rena tertunduk memandangi kenazah Kuraki.

"kau ingin melindungi Rena bukan?" ucap Masato kepada jenazah Kuraki.

"ummm, kumohon ijinkan aku untuk memakamkan Kuraki." Ucap Rena kepada Masato. Masato pun memandangi Rena.

"tidak apa. Ayo kita adakan upacara pemekamannya disini, Masato-niichan" ucap Haruka pada Masato. Masato mengangguk kepada Haruka.

"aku berjanji akan menangkap pelakunya" seru Yuki.

Acara pemakaman Kuraki pun di laksanakan dengan dipimpin oleh Haruka dan Rena memberikan sebuahsambutan. Ia membacakan surat pendonor organ kepada keluarga penerima organ tanpa saling menyebutkan identitas.


"apa kabar? Bagaimana keadaanmu setelah menerima transplantasinya? Natal kemarin adik perempuanku meninggal dan pergi ke surga. Dia adalah satu2nya keluarga yang kupunya. Tapi sekarang dia pergi. Tapi bagian kehidupannya ada di dalam tubuhmu. Adikku hidup didalam tubuhmu. Mengetahui hal itu, membuatku tetap menjalani hidup. Memberikanku harapan untuk hidup. Jadi aku berdoa semoga kau mampu meraih impianmu. Kumohon nikmatilah hidup yang tak mampu dijalani adikku. Aku percaya natal ini adalah hari ulang tahun kedua bagi kau dan adikku. Semoga kau tidak bertemu orang-orang jahat disana. Semoga kau pulang selamat tiap malam."


Rena mendekati jenazah Kuraki, ia meletakkan kartu ucapan terimakasih di atas jenazah Kuraki. Dan mengucapkan terimakasih sambil menangis. Masato mengucapkan selamat jalan pada jenazah Kuraki. Di tempat lain, Yuki berhasil menangkap pembunuh Kuraki.


Beberapa hari kemudian, Rena sudai mulai memainkan saxoponnya. Kali ini ia memilih memainkan lagu jingle bells. Masato menikmatinya sambil menggoyang2kan tumbuhnya. Lalu Yuki datang menyapa Masato. Mereka berdua pun menikmati permainan Rena. Setelah selesai bermain, Masato memanggil Rena, Rena pun tersenyum ke arah Masato. Masato memuji senyuman Rena, sehingga Yuki mulai curiga.



"Rena, aku akan sering2 datang kesini. Aku akan selalu datang untuk mendengarkanmu bermain saxopon" ucap Masato dengan semangat. Rena tersenyum mendengarnya.

"ah, iya! Apakah kau ada waktu luang di hari sabtu?" tanya Rena.

"tunggu sebentar yaa,,, hemm,, sabtu depan..." seru Masato secara pura2 membuka agenda nya.

"aku akan menikah di hari itu." Ucap Rena. Masato terkejut. Yuki ikut terkejut.

"aku tidak yakin apa bisa tetap melaksanakan pernikahan setelah semua ini terjadi. Tapi kupikir, kuraki akan berbahagia untukku, jadi kalau kau sempat tolong datang ya." Ucap Rena bahagia. Masato terdiam lemas, Yuki tersenyum melihat ekspresi Masato dan dengan semangat meniyakan undangan Rena.



"ah...um...aku akan datang kalau hari pre-Tomobiki" ucap Masato dengan wajah di tekuk 7. Rena heran. Yuki tertawa terbahak-bahak kemudian memukul pundak Masato. Rena pun tertawa melihat Yuki dan Masato.



Sore harinya saat Masato ingin memberi makan anjingnya, Kotaro, di depan ada Iwata san, mereka pun mengobrol,

"Iwata san apa yg kau kerjakan tiap hari" tanya Masato

"tdk ada" jwbnya

"sdh kuduga"

Bagaimana kabar gadis itu? Apakah kau dicampakkan?" tanya Iwata

"bukan seperti itu, aku tidak mendekatinya" elak Masato

"mencoba bersikap tegar ya?" ledek Iwata.

"org tua yg menyebalkan" seru Masato pelan.

"apaa?!!"

"Kuraki itu, kami sdh memakamkanya untuk Rena. Aku yakin dia bahagia disana. Rena adalah orang yang paling dekat dengannya di dunia ini." Ucap Masato.

"Jadi, dia pasti senang ada seseorang yang menyayanginya mengantar kepergiannya. " ucap Iwata

"Iwata san, kau bilang tidak masalah sedikit ikut campur dalam urusan demi kebaikan orang lain." Ucap Masato.

"jangan segan melakukannya kalau itu demi saudaramu." Ucap Iwata. Masato pun tersenyum mendengarnya.

Sementara di tempat lain Momoko sedang menjadi Shepia gurunya. Dan Hayato menyerahkan uang kepada seorang wanita yang tampak seperti penghibur. Serta Haruka sedang menerima ajakan kopdar dari teman onlennya.



Ayahku tercinta, apa kabar mu di surga? Sekarang aku bisa belajar banyak dengan menjadi direktur pemakaman. Tentu saja masih banyak yang bisa aku pelajari. Cinta. Kata itu yang muncul difikiranku. Di dunia ini terdapat jenis cinta, baik cinta murni maupun palsu. Benarkan? Karena itu ayah, aku telah putuskan untuk menjaga rumah dan keluarga ini sampai kakak tertua kembali. Tolong lihat dan perhatikan kami dari atas sana.



Author's note: Iwata says, "jangan segan untuk ikut campur urusan orang lain bila itu demi kebaikan". Yah benar, berangkat dari sebuah kata yaitu EMPATI, apa yg dilakukan Masato adalah sebuah bentuk empati. Kenapa ia begitu peduli dengan Mayat Kuraki, karena ia berfikir seandainya yang meninggal itu adalah kk nya yg nun jauh disana. Setiap yang masih memiliki hati, jika hati itu hidup, seharusnya bisa merasakan kesedihan yang tak terkatakan. Sebab empati memberi kita kemampuan untuk merasakan beban kehilangan yang harus dipikul keluarga korban tanpa harus mengalami. Dengan empati, seseorang berpikir dari sudut pandang orang lain, dan karenanya berupaya meringankan, tidak berusaha mencari keuntungan dari sebuah musibah apalagi menjadi penyebab musibah tersebut.

Jika seteguk empati itu ada, sebagaimana kita tak ingin diri atau keluarga menjadi korban perbuatan kejahatan kita, orang lain pun demikian. bukankah manusia itu diumpamakan seperti satu tubuh. Jika salah satu bagiannya sakit, maka anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. Inilah empati. Mari kita bangun empati agar keberadaan diri dan keluarga tidak memberi petaka bagi orang laint, tetapi justru menjadi rahmat.

See you next episode....


Written and Picture by: Saa@pelangidrama
DON'T REPOST TO OTHER SITE

さくら21Saa 12 Feb, 2012


-
Source: http://www.pelangidrama.net/2012/02/sinopsis-saikou-no-jinsei-no-owarikata_12.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com Share on Facebook