Pulau yang menari
Pada zaman dahulu kala di atas langit, ada sebuah kerajaan menari dimana penuh dengan rasa gembira dan senang. Orang-orang disana hidup dengan menari-nari setiap hari dan mengadakan festival tari pada setiap musim panas.
Di kerajaan itu, tinggallah 5 orang putri dan putri ketiga di antaranya paling cantik dan paling pintar menari. Sebab itu, putri ketiga itu selalu menari di garis paling depan. Pada suatu hari, putri keempat yang merasa iri hati dengan adiknya memasukkan duri ke dalam sepatu milik putri ketiga secara diam-diam sewaktu putri ketiga tertidur. Putri tercantik yang tidak mengetahui hal itu menari dengan memakai sepatunya, lalu tertusuk dengan duri sehingga jatuh. Sejak itu, putri cantik itu lama tidak bisa menari dan berhari-hari dalam keadaan sedih.
Pada suatu hari di musim bunga, dia keluar dari kamarnya karena tercium wangi harum bunga dan asyik melihat-lihat bunga dalam lingkungan alam indah setiap hari. Sementara di hutan lebat, seekor macan jantan besar dan galak tinggal dan ia terkadang ke desa lalu mengganggu warga penduduk desa. Oleh sebab itu, warga penduduk desa mengorbankan seorang gadis demi keselamatan penduduk sedesa.
Putri ketiga yang berhati baik itu mengetahui hal itu. Pada hari pengorbanan, putri itu menari dengan mengenakan pakaian mewah dan memasang topeng macan. Betapa indahnya tarian putri itu! Macan jantan terkagum sampai lupa mengambil sesajennya berupa gadis. Sejak itu, perbuatan jahat macan tidak lagi dirasakan dan desa itu menjadi lebih makmur dengan subur dengan hasil-hasil dari tanah maupun laut. Warga penduduk desa yang merasa berterima kasih kepada sang putri mengadakan sebuah festival di atas bukit. Tempat itu adalah pulau Muido yang bermakna, pulau menari.
Infromasi WisataSource : KBS
